Category Archives: Manhaj

Zakat Tidak Sama Dengan Pajak


Zakat Tidak Sama Dengan Pajak

Penulis: Al-Ustadz Abulfaruq Ayip Syafruddin

Syahadat, mengucapkan kesaksian:
لَا إِلَهَ إِلاَّ اللهُ، مُحَمَّدٌ رَسُولُ اللهِ
“Tidak ada ilah yang berhak disembah kecuali Allah dan sesungguhnya Muhammad adalah Rasul Allah.”
Merupakan rukun yang mendasar, sekaligus hal yang wajib bagi setiap muslim. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam memulai dakwahnya dengan hal itu setelah diangkat menjadi rasul. Mendakwahkan kalimat tersebut dan meninggalkan berbagai perbuatan syirik, berbagai bentuk penyembahan kepada berhala atau selain Allah Subhanahu wa Ta’ala. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
يَاأَيُّهَا الْمُدَّثِّرُ. قُمْ فَأَنْذِرْ. وَرَبَّكَ فَكَبِّرْ. وَثِيَابَكَ فَطَهِّرْ
“Wahai orang yang berselimut, bangunlah, lalu berilah peringatan! Dan Rabbmu agungkanlah, dan pakaianmu bersihkanlah.” (Al-Muddatstsir: 1-4) Continue reading →

Mengapa Saya Keluar dari Wahdah Islamiyah? (Bag. 1)


Penulis artikel ini dan yang memurojaah sekarang termasuk orang yang menyimpang, telah ditahdzir oleh ulama kibar (Asy Syaikh Rabi’ hafidzahullah dkk) sebagai mutalawin la’ab makir, maka saya berlepas diri dari mereka juga dg artikel-artikel yang mereka tulis.

بسم الله الرحمن الرحيم

Mengapa Saya Keluar dari Wahdah Islamiyah? (Bag. 1)
Abu Abdillah Sofyan Chalid bin Idham Ruray
(Mantan Kader & Da’i Wahdah Islamiyah Makassar)
-حفظه الله تعالى وغفر له ولوالديه ولجميع المسلمين-

Editor : Al-Ustadz Abdul Qodir
Muroja’ah : Al-Ustadz Dzulqarnain

Pembaca yang budiman, kini kami akan menyebutkan beberapa penyimpangan yang saya lihat sendiri selama menjadi santri di STIBA al-Wahdah al-Islamiyah Makassar dalam kurun waktu antara tahun ( +) 2001 – 2005, dan tahun 2005 – 2007 masih ber-intisab ke WI serta sempat mengisi beberapa ta’lim dan dauroh WI di Makassar dan di daerah. Berikut beberapa penyimpangan tersebut: Continue reading →

Mengapa Kalian Rampas Akhwatnya Jika kalian benci Manhajnya; Bantahan terhadap Ibnu Abdul Muis Ikhwani (Bagian 2)


Berputar di antara kebodohan, kebencian dan kebohongan

( sebuah catatan atas cerpen ” Mengapa Kalian Rampas Akhwatnya

Jika Kalian Benci Terhadap Manhajnya ” )

Oleh : Abu Ibrahim Abdullah Bin Mudakir Al Jakarty

Lanjutan bantahan bagian 2

———————

Judul Cerpen :

Mengapa Kalian Rampas Akhwatnya

Jika Kalian Benci Terhadap Manhajnya

Oleh : Ibnu Abd Muis

Inilah judul yang terkesan lucu dan menggelikan yang ditulis oleh seorang ikhwani yang bernama Ibnu Abd Muis, yang cerpen ini lebih pantas diberi judul ” ” Yang penting nyikat salafi walau ku tulis cerpen dengan judul Mengapa Kalian Rampas Akhwatnya Jika Kalian Benci Terhadap Manhajnya “

Wahai Ibnu Abd Muis apa yang menjadi alasan dirimu untuk menulis cerpen dengan judul seperti diatas, apakah kamu tidak tahu jika benar ada ikhwan salafy yang menikah dengan akhwat tarbiyah bukan sekedar fiksi sebagaimana dengan judul cerpen yang kautulis. Continue reading →

Mengapa Kalian Rampas Akhwatnya Jika kalian benci Manhajnya; Bantahan terhadap Ibnu Abdul Muis Ikhwani (Bagian 5)


Berputar di antara kebodohan, kebencian dan kebohongan

( sebuah catatan atas cerpen ” Mengapa Kalian Rampas Akhwatnya

Jika Kalian Benci Terhadap Manhajnya ” )

Oleh : Abu Ibrahim Abdullah Bin Mudakir Al Jakarty

Lanjutan bantahan bagian 5

——————

Cerpen

“Tapi kayanya antum sudah lama ikut aktifitas amal jamai ya?” tanya ustadz Azri kepadaku. “Soalnya ana sering lihat antum di berbagai tempat kegiatan bakti social, nggak cuma di DPRa antum saja?”

“Iya, ustadz, ana sibuk banget. Kerja, dari pagi sampe malem. Maklum kuli.. hehehe… Takut halaqahnya nggak serius, jadi ana fikir biar ana aktif di kegiatan social kemasyarakatannya saja, ternyata tarbiyah point utamanya. Sekalipun agak terlambat, nggak apa-apa lach”

“Nah, ini dia ustadz, salah satu penyebab akhwat-akhwat kita keburu dinikahi ikhwan bukan tarbiyah,” tuduh Ridwan kepadaku.

“Maksudnya?”, tanyaku bingung. Continue reading →

Mengapa Kalian Rampas Akhwatnya Jika kalian benci Manhajnya; Bantahan terhadap Ibnu Abdul Muis Ikhwani (Bagian 4)


Berputar di antara kebodohan, kebencian dan kebohongan

( sebuah catatan atas cerpen ” Mengapa Kalian Rampas Akhwatnya

Jika Kalian Benci Terhadap Manhajnya ” )

Oleh : Abu Ibrahim Abdullah Bin Mudakir Al Jakarty

Lanjutan bantahan bagian 4

——————————

Cerpen :

“Assalamu’alaikum”, tiba-tiba terdengar suara dari arah pintu.

“Wa’alaikum salam ustadz. Ana fikir ustadz sudah pulang. Afwan, kita terlalu rame ya?” jawabku spontan atas sapaan salam ustadz Azri, ketua DPC kami yang tiba-tiba keluar dari balik pintu secretariat.

“Hemm… afwan dari tadi ana mencuri-curi dengar sambil senyum di dalam,” selorohnya pada kami sambil ikut duduk di bangku bambu tepat di sebelah kiriku. “Sepertinya seru juga diskusinya,” lanjutnya lagi,”Memang tidak ada habisnya kalau membicarakan salafy”. Aku cuma senyum, agak sedikit malu karena kesewotanku didengar beliau.

“Begini akhi, apa yang sudah akhi Ridwan katakan itu benar, akhwat tarbiyah itu memang super. Tapi kalau mereka kurang stock akhwat ana juga nggak yakin. Apalagi kalau alasannya seperti yang antum omongin tadi. Yang pasti, kemungkinan alasannya, ini pun baru menurut ana loch. Karena seorang yang telah tarbiyah dan telah mengikuti amal jama’i di dalam jamaah ini, yang telah tahu karaktristik manhaj ini dengan baik dan mendalam, selalu berhusnudzan terhadap qiyadah, pasti telah memiliki pondasi yang bagus tentang keislaman mereka. Mulai dari Al-Qur’an dan ulumul Qur’an, Hadist dan ulumul hadits, Aqidah Islam, Fiqih, Sirah, akhlaq, kepribadian muslim, dan lain sebagainya. Belum lagi ditambah dengan materi-materi yang berhubungan dengan pengembangan diri mereka, seperti bagaimana mengelola waktu, bagaimana berkomunikasi efektif, managemen organisasi, urgensi kaderisasi dan lain-lain. Continue reading →

Mengapa Kalian Rampas Akhwatnya Jika kalian benci Manhajnya; Bantahan terhadap Ibnu Abdul Muis Ikhwani (Bagian 3)


Berputar di antara kebodohan, kebencian dan kebohongan

( sebuah catatan atas cerpen ” Mengapa Kalian Rampas Akhwatnya

Jika Kalian Benci Terhadap Manhajnya ” )

Oleh : Abu Ibrahim Abdullah Bin Mudakir Al Jakarty

Lanjutan bantahan bagian 3

———————

Judul Cerpen :

” Jika kalian benci manhajnya “


Maka kita katakan :

Ya kami benci terhadap kemaksiatan, penyimpangan dan kesesatan yang terdapat di manhaj ikhwanul muslimin, diantaranya adalah :

Pertama : Penyelisihan mereka terhadap manhaj dakwah para rasul, yaitu tidak memberikan perhatian dakwahnya kepada tauhid dan memperingatkkan ummat dari perbuatan syirik, inilah inti dakwah para Rasul. Allah Ta’ala berfirman :

وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِي كُلِّ أُمَّةٍ رَسُولًا أَنِ اُعْبُدُوا اللهَ وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوتَ

” Dan sunnguh, Kami telah mengutus seorang Rasul untuk setiap ummat (untuk mendakwahkan) sembahlah Allah dan jauhilah thagut “ ( Qs. An Nahal : 36 ) Berkata Syaikh ‘Al ‘Alaamah Shaleh Al Fauzan Hafidzahullah : ” Faedah yang dapat diambil dalam ayat ini bahwasannya hikmah dari diutusnya para Rasul adalah dakwah kepada tauhid dan melarang dari perbuatan syirik “ ( Al Mulakhos Syarh Kitab Tauhid: 11) Continue reading →

Mengapa Kalian Rampas Akhwatnya Jika Kalian benci Manhajnya; Bantahan terhadap Ibnu Abdul Muis Ikhwani


Berputar di antara kebodohan, kebencian dan kebohongan

( sebuah catatan atas cerpen ” Mengapa Kalian Rampas Akhwatnya

Jika Kalian Benci Terhadap Manhajnya ” )

Oleh : Abu Ibrahim Abdullah Bin Mudakir Al Jakarty

Beginilah kalau ditarbiyah dengan tarbiyah ikhwanul muslimin, jauh dari tarbiyah dan ilmu dien yang shahih (benar), sehingga melahirkan generasi seperti Ibnu Abd Muis dan yang semisalnya, generasi yang jauh dari ilmu agama yang benar yang akhirnya berimbas pada setiap perkataan dan perbuatannya.

Dilatarbelakangi kebodohan terhadap dien yang shahih dan kebencian terhadap salafi keluarlah sebuah cerpen yang jauh dari nilai ilmiah dan keadilan bahkan terkesan dzalim disebuah blog ikhwani, dengan judul ”Mengapa Kalian Rampas Akhwatnya Jika Kalian Benci Terhadap Manhajnya“, sebuah cerpen yang seakan-akan mengumumkan bahwa penulisnya seorang yang sangat bodoh dan benci terhadap salafi sehingga menulis cerpen dengan judul dan tema seperti di atas. Continue reading →

Kekeliruan dan Penyimpangan Al-Ustadz H. Jahada Mangka, Lc.


“Dialog bersama Al-Ustadz H. Jahada Mangka, Lc.”
(Ketua Departemen Kaderisasi Wahdah Islamiyah)

Kekeliruan dan Penyimpangan 1
“Salah Paham tentang Makna Manhaj Ahlus Sunnah & Islam”

Penulis : Ustadz Abu Fadhl Abdul Qodir Al-Bugishy
Editor : Ustadz Abu Muhammad Dzulqarnain


Dari sini, sang Ustadz mulai melakukan triknya satu per satu dalam menyanggah “syubhat-syubhat” yang diarahkan kepada ORMAS-nya yang bernama WAHDAH ISLAMIYAH (WI).

Para Pembaca yang budiman, satu kesalahan besar lagi fatal yang dilakukan oleh JM, saat ia ia mengeluarkan PERNYATAAN bahwa “Ahlussunnah itulah Islam, manhaj Ahlussunnah, itulah Islam. Manhaj Salafus Shaleh, itulah Islam. Sehingga tidak boleh kita bedakan Islam dan Ahlussunnah”. Ini nas ucapan JM. Continue reading →

Dialog bersama Al-Ustadz H. Jahada Mangka, Lc.


اجتماع أهل القرى على بيان أغلاط الأستاذ جَهَادَى مَنْكَى

(رسالة جوابية ونصائح لمحبي السنة الغراء)

“Dialog bersama Al-Ustadz H. Jahada Mangka, Lc.”[1]
(Ketua Departemen Kaderisasi Wahdah Islamiyah)

Penulis : Ustadz Abu Fadhl Abdul Qodir Al-Bugishy
Editor : Ustadz Abu Muhammad Dzulqarnain

Muqoddimah

Ada sebuah fenomena yang terjadi akhir-akhir ini perlu kita perhatikan, karena ia merupakan batu sandungan dan hambatan bagi kesadaran umat Islam untuk kembali kepada manhaj salaf, sehingga perlu kita cermati fenomena ini, sebab kita saksikan sekelompok atau sebahagian dari syabab mutahammisin (pemuda yang begitu bersemangat dan menggebu-gebu di dalam beragama) begitu mudah memasukkan seseorang atau lembaga-lembaga yang berlabel Islam ke dalam barisan Ahlus Sunnah wal Jamaah. Ironisnya lagi, orang-orang seperti ini atau kelompok ini, mulai mengklaim dirinya sebagai Ahlus Sunnah alias salafiyyin, pengikut manhaj Salafush shaleh, pengikut manhaj Ahlus Sunnah wal Jama’ah.[2] Tapi, sangat disayangkan mereka tidak memahami manhaj Ahlus Sunnah dengan baik, sehingga begitu mudah mengeluarkan atau memasukkan seseorang atau lembaga tertentu di dalam barisan Ahlus Sunnah wal Jamaah, atau manhaj salafus shaleh sesuai dengan keinginan mereka. Continue reading →

Partai Islam Partai Dakwah?


Asy-Syaikh Abdussalam bin Barjas rahimahullahu dalam Al-Hujajul Qawiyyah ‘ala anna Wasa’il Ad-Da’wah Tauqifiyyah menuturkan bahwa dakwah (mengajak manusia) ke jalan Allah Subhanahu wa Ta’ala adalah ibadah yang agung. Allah Subhanahu wa Ta’ala telah memerintahkan hal ini. Mendorong setiap muslim untuk terjun dalam kancah dakwah. Allah Subhanahu wa Ta’ala menjadikan para pegiat dakwah sebagai sebaik-baik manusia dalam perkataannya. Mengangkat amalan mereka pada derajat utama. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

وَمَنْ أَحْسَنُ قَوْلًا مِمَّنْ دَعَا إِلَى اللهِ وَعَمِلَ صَالِحًا وَقَالَ إِنَّنِي مِنَ الْمُسْلِمِينَ
“Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang shalih dan berkata: ‘Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri’?” (Fushshilat: 33) Continue reading →