Apa Fungsinya Salat Berjamaah, Kalau Begitu Caranya…


Subuh tadi saya salat di musala deket rumah. Sebetulnya ada beberapa tiga musala yang letaknya tidak jauh dari tempat tinggal saya, tapi musala yang saya datangi tadi yang paling banyak jamaahnya. Ketiga musala tadi tidak ada yang memenuhi kriteria baik menurut saya, dari segi kualitas salat berjamaahnya, kualitas rakaatnya, dan kualitas kerapian safnya. Singkatnya, ketiganya masih jauh dari pengamalan sunnah Nabi. Wallahul musta’an.

Saya lanjutkan cerita saya di musala tadi (saya tidak menyebut nama musala tsb, demi menjaga stabilitas kerukunan antarwarga… peace, hehe). Saya termasuk datang terlambat ke musala. Saya lihat orang-orang sudah hampir selesai menunaikan salat sunnah 2 rakaat qabliyah subuh. Pas saya masuk musala, muazin mulai berdiri untuk iqamat. Duh, saya tidak sempet salat sunnah nih, pikir saya ketika itu. Tidak apa-apa, saya niatkan untuk mengqadanya setelah selesai salat subuh. Lalu, para jamaah bergegas ambil PWnya masing-masing. PW itu posisi wuenak. Saya pun begitu, ambil posisi saf depan (saf paling depan itu paling afdal, begitu bukan). Biasa kalau salat berjamaah itu kita disuruh merapatkan kaki dan pundak agar saf kita betul-betul lurus dan rapat. Tapi tanpa disangka, bapak sebelah kiri saya itu menolak untuk urusan yang beginian. Ini sebetulnya cerita klasik, di mana-mana sama, nggak di Solo nggak di Jakarta, saya pernah ngalamin yang beginian. Nah, bapak itu nepuk pinggang saya, maksudnya dia ingin memberi tahu bahwa sajadah dia tidak boleh terinjak oleh kaki saya. Lha…? Mana mungkin saf bisa rapat kalau sajadah dia nggak boleh terinjak, pikir saya. Dia bilang dengan suara yang agak keras, tapi saya nggak jelas kata-katanya. Cuma maksudnya saya tahu. Aduh, ini bapak, mau salat jamaah, tapi bersikap eksklusif, nggak mau nyampur. Sajadahnya terinjak kaki orang saja nggak boleh, kalau gitu nggak usah bawa sajadah saja, pikir saya sedikit jengkel. Tapi saya teringat bahwa ini adalah bulan Ramadan, saya sedang puasa. Dan, gara-gara kejadian ini, saya sedikit kalut. Sedih gitu melihat kondisi seperti ini. Aduh, saya juga lupa menunaikan niat saya tadi.

Tinggalkan komentar