Ketika ISLAM Dikambinghitamkan!!!


Ketika Islam Dikambinghitamkan

 

Islam adalah agama yang paling bermutu, lengkap, dan sempurna. Di antara berbagai agama, Islam adalah agama yang tidak tertandingi sepanjang zaman. Karena itu Al Qur’an menantang manusia dan jin untuk membuat ajaran seperti Al Qur’an, atau sekedar membuat satu surah saja, atau bahkan satu ayat pun yang semisal dengan Al Qur’an, baik dari kandungan makna, gaya bahasa dan kebenaran serta misi yang dibawanya. Allah berfirman,

 

 

“Dan jika kamu (tetap) dalam keraguan tentang Al Quran yang kami wahyukan kepada hamba kami (Muhammad), buatlah satu surat (saja) yang semisal Al Quran itu dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar. Maka jika kamu tidak dapat membuat(nya) -dan pasti kamu tidak akan dapat membuat(nya), peliharalah dirimu dari neraka yang bahan bakarnya manusia dan batu, yang disediakan bagi orang-orang kafir”. (QS. Al-Baqarah: 23-24)

 

Berbagai ajaran dan ideologi telah tumbang satu-persatu atau paling tidak sarat dengan kritik disana-sini. Hanya Islam sebagai ajaran sempurna yang diakui oleh kawan maupun lawan (yang obyektif), tidak mengandung kelemahan dan abadi sepanjang zaman. Allah berfirman,

 

“Pada hari Ini Telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan Telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan Telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu”. (QS. Al Maidah: 3)

 

Al-Imam Abul Fida` Ibnu Katsir-rahimahullah- berkata dalam Tafsir Ibnu Katsir (2/14), “Ini adalah karunia Allah -Ta’ala- yang paling besar terhadap umat ini, di saat Allah telah menyempurnakan agama bagi mereka, maka mereka pun tidak butuh lagi kepada agama yang lain dan tidak kepada nabi yang lain selain Nabi mereka -Shollallahu ‘alaihi wasallam-. Oleh karena itu, Allah menjadikan beliau sebagai penutup para nabi. Dia telah mengutus beliau kepada bangsa manusia dan jin. Jadi, tidak ada perkara yang halal, selain yang beliau halalkan dan tidak ada perkara yang haram selain yang dia haramkan, serta tidak ada ajaran agama selain yang dia syariatkan”.

 

Allah pilihkan Islam sebagai kita di antara agama-agama yang lain, karena Islam agama yang diakui di sisi Allah, bukan agama yang lain. Allah -Ta’ala- berfirman mengancam orang yang mencari agama selainnya,

 

وَمَنْ يَبْتَغِ غَيْرَ الْإِسْلَامِ دِينًا فَلَنْ يُقْبَلَ مِنْهُ وَهُوَ فِي الْآَخِرَةِ مِنَ الْخَاسِرِينَ

 

“Barang siapa yang mencari agama selain islam, maka sungguh Allah tidak akan menerima darinya. Dan di akhirat kelak dia termasuk orang-orang yang merugi” (QS.Al-’Imran: 85)

 

Namun setelah kejadian 11 September 2001, isu terorisme semakin menjadi-jadi dan menimbulkan polemik yang telah meninggalkan berbagai trauma, kepedihan dan kekalutan di tengah manusia; menyebabkan Islam tertuduh –walaupun Islam berlepas diri darinya-.

 

وَالَّذِينَ يُؤْذُونَ الْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ بِغَيْرِ مَا اكْتَسَبُوا فَقَدِ احْتَمَلُوا بُهْتَانًا وَإِثْمًا مُبِينًا

 

“Dan orang-orang yang menyakiti orang-orang mu’min, dan mu’minat, tanpa kesalahan yang mereka perbuat, maka sesungguhnya mereka telah memikul kebohongan, dan dosa yang nyata”. (QS. Al-Ahzab: 58)

 

Kejadian attack WTC dan Pentagon AS sungguh sangat menghebohkan, sehingga dengan kejadian ini menjadi alasan bagi dunia barat yang kafir dan orang-orang seperti mereka untuk memberikan gelar kepada Islam sebagai “teroris” dan “agama haus darah”!!

 

Ini adalah tuduhan yang sangat keji, sangat tidak layak kalau Islam dikaitkan dengan terorisme, karena nilai Islam yang agung nan luhur sangat bertolak belakang dengan terorisme itu sendiri, berdasarkan beberapa alasan berikut:

  • Islam adalah rahmat bagi semesta alam.

Diantara rahmat Allah yang sangat agung kepada manusia, dijadikannya syariat Islam ini sebagai syariat yang penuh dengan rahmat, kemurahan dan kemudahan. Sepanjang perjalanan kehidupan manusia, Islam dikenal dengan sifat rahmat ini; memang Islam akan tetap menjadi rahmat bagi manusia pada segala keadaan, di setiap waktu dan tempat. Allah berfirman,

 

Dan tiadalah kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi alam semesta” (Al-Anbiyaa’:107)

 

Allah menurunkan Al Qur’an sebagai rahmat dan obat bagi orang-orang yang beriman. Sebagaiman dalam firman-Nya,

 

“dan kami turunkan kepadamu Al Kitab (Al Quran) untuk menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri”. (QS. An Nahl: 89)

  • Islam adalah agama yang penuh dengan keadilan.

Islam adalah agama yang dipenuhi dengan keadilan. Sebab itu adalah prinsip Islam yang dijelaskan dalam berbagai nash, ayat maupun hadits. Prinsip ini benar-benar merupakan akhlak mulia yang sangat ditekankan dalam syariat Islam, sehingga wajar kalau tuntunan dan aturan agama, semuanya dibangun di atas dasar keadilan dan seluruh lapisan manusia diperintahkan untuk berlaku dengan adil. Allah berfirman,

 

“Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat,” (QS. An Nahl: 90)

 

Imam Ibnu Katsir-rahimahullah- berkata dalam Tafsir Al-Qur’an Al-Azhim (2/769), “Allah -Ta’ala- mengabarkan bahwa Dia memerintahkan para hamba-Nya untuk berbuat adil, yaitu seimbang; Dia menganjurkan (mereka) untuk berbuat adil”.

 

Imam Muhammad bin Ali Asy-Syaukaniy-rahimahullah- berkata dalam Fath Al-Qodir (3/269), “Yang paling utama, kata “adil” ditafsiri berdasarkan maknanya dalam bahasa, yaitu pertengahan diantara dua sikap: sikap ekstrim, dan sikap teledor. Makna perintah Allah untuk berbuat adil, hendaknya para hamba-Nya dalam beragama berada pada kondisi pertengahan; tidak condong kepada sikap ekstrim (yaitu, keterlaluan yang tercela dalam agama), dan tidak pula condong kepada sikap teledor (yaitu, melalaikan sesuatu diantara ajaran agama)”

 

Bahkan kepada musuh pun, Allah memerintahkan kita berbuat adil. Allah berfirman,

 

“Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada taqwa” (QS. Al Maidah: 8)

 

Seorang Ahli tafsir, Imam Abu As-Su’ud Muhammad bin Muhammad Al-Imadiy -rahimahullah- berkata dalam Irsyad Al-Uqul As-Salim(3/12) saat menjelaskan makna ayat ini, Janganlah sekali-kali kerasnya kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil . Lantaran itu, kalian tidak mau memberikan persaksian yang adil dalam hak-hak mereka, atau melampaui batas atas mereka dengan melakukan sesuatu yang tidak halal semisal itu, menuduh mereka, membunuh wanita, dan anak-anak mereka; merusak perjanjian karena balas dendam, dan lainnya. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada taqwa yang diperintahkan kepada kalian “.

 

Rasulullah menyatakan dengan tegas agar keadilan ditegakkan hingga beliau bersabda:

 

إِنَّ بَنِيْ إِسْرَائِيْلَ كَانَ إِذَا سَرَقَ فِيْهِمْ الشَّرِيْفُ تَرَكُوْهُ وَإِذَا سَرَقَ فِيْهِمْ الضَّعِيْفُ قَطَعُوْهُ لَوْ كَانَتْ فَاطِمَةُ لَقَطَعْتُ يَدَهَا

 

“Andaikata Fatimah putri Muhammad mencuri maka sungguh saya yang akan memotong tangannya”. [HR.Al-Bukhary (3526) dan Muslim (1689)].

  • Islam adalah agama penegak keamanan

Allah menjadikan Islam sebagai agama yang bertujuan menegakkan keamanan di tengah manusia. Karena keamanan adalah suatu hal yang dituntut dalam kehidupan, dimana seluruh makhluk sangat membutuhkannya dalam memenuhi hal-hal yang berkaitan dengan maslahat kepentingan mereka, baik yang sifatnya keduniaan maupun keagamaan.

 

Andai seseorang meraih keselamatan badan dan keluasan rizki; semua itu tidaklah bernilai, kecuali dengan keamanan dan ketentraman.

 

Karenanya, Islam sangat menjaga keamanan jiwa manusia hingga pada tempat yang aman sekalipun, seperti masjid. Rasulullah -Shollallahu ‘alaihi wasallam- bersabda,

 

إِذَا مَرَّ أَحَدُكُمْ فِيْ مَسْجِدِنَا أَوْ فِيْ سُوْقِنَا وَمَعَهُ نَبْلٌ فَلْيُمْسِكْ عَلَى نِصَالِهَا أَوْ قَالَ فَلْيَقْبِضْ بِكَفِّهِ أَنْ يُصِيْبَ أَحَدًا مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ مِنْهَا بِشَيْءٍ

 

“apabila salah seorang dari kalian berlalu di masjid kami atau di pasar kami dengan membawa tombak. Maka hendaklah ia memegang ujungnya” . Atau beliau berkata: “hendaknya ia menggenggam dengan tangannya agar tidak sesuatu pun dari senjata-senjata tersebut yang menimpa salah seorang dari kaum muslimin”. [HR.Al Bukhary (6664) dan Muslim (2615)]

 

Membuat seorang muslim menjadi takut adalah perkara yang diharamkan dengan segala bentuknya. Nabi -Shollallahu ‘alaihi wasallam- bersabda,

 

لَا يَحِلُّ لِمُسْلِمٍ أَن يُرْوِعَ مَسْلِمًا

 

“Tidak halal bagi seorang muslim membuat takut muslim yang lain” [HR.Ahmad (5/362), dan Abu Dawud (5004),dan di-shohih-kan oleh Syaikh Al-Albani didalam Ghoyatul Marom (447)]

  • Islam adalah agama yang mengecam perbuatan kezholiman

Nilai-nilai Islam yang agung nan suci tidaklah sejalan dengan perbuatan kezholiman dan membuat kerusakan di muka bumi. Allah Subhanahu wa Ta’ala telah mengharamkan kezholiman atas dirinya dan kepada hamba-Nya didalam hadits Qudsi :

 

يَا عِبَادِيْ إِنِّيْ حَرَّمْتُ الظُّلْمَ عَلَى نَفْسِيْ وَجَعَلْتُهُ بَيْنَكُمْ مُحَرَّمًا فَلَا تَظَالَمُوْا

 

“Sesungguhnya aku mengharamkan kezholiman atas diriku dan aku menjadikan hal tersebut sebagai perkara yang haram antara sesama kalian. Maka janganlah kalian saling mendzolimi. [HR..Muslim (2577),Ibnu Hibban (619), Abdur Rozzaq (20272),Al-Baihaqiy dalam Al-Kubro (11283), Abu Nu’aim (5/125), Ath-Thobroniy dalam Musnad Asy-Syamiyyin (338). Lihat Takhrij Al-Misykah (2326)]

 

Rasulullah -Shollallahu ‘alaihi wasallam- bersabda,

 

اتقوا الظلم فإن الظلم ظلمات يوم القيامة

 

“Takutlah terhadap perbuatan dzolim, sebab kedzoliman adalah kegelapan di atas kegelapan di hari kiamat”. [HR..Ahmad dalam Al-Musnad (2/92 & 136), Al-Bukhary dalam Al-Adab Al-Mufrod (483), Muslim(2578), Al-Hakim (27). Lihat Ash-Shohihah (858)]

  • Islam adalah agama yang mengajak kepada perbaikan

Islam sangat menganjurkan untuk berbuat kebaikan dan larangan dari berbuat kerusakan di muka bumi di dalam banyak ayat, diantaranya adalah firman Allah subhanahu wa ta’ala:

 

ولا تفسدوا في الأرض بعد إصلاحها

 

“Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi sesudah Allah memperbaikinya” (QS. Al A’raf: 56)

 

Oleh karena itu, tuduhan-tuduhan yang dilontarkan kepada Islam adalah sesuatu yang tidak benar. Bagaimana hal itu bisa terjadi? Padahal Islam sangat mengecam dan mencela perbuatan kerusakan di muka bumi. Janganlah hanya karena perbuatan segelintir orang, sehingga kita mengkambinghitamkan agama yang mulia ini. Ketika agama kita dicela, nabi kita dihina dengan karikatur mereka, hukum-hukum Allah diotak-atik satu-persatu, diantaranya poligami, sunnah-sunnah Nabi -Shollallahu ‘alaihi wasallam- dilecehkan. Ini merupakan kerusakan dan perusakan yang menyebabkan resahnya masyarakat. Kita harus membelanya dengan seluruh tenaga kita, tapi bukan dengan demo, dan mencela penguasa. Karena hal-hal seperti ini, bukan malah meperbaiki, tapi merusak. Janganlah kita terpengaruh dengan tuduhan-tuduhan orang-orang kafir, sebab memang mereka telah menanamkan kebencian terhadap Islam sejak dahulu.

 

“Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka”. (QS. Al Baqarah: 120)

 

Abu Ja’far Ath-Thobariy-rahimahullah- berkata dalam membahasakan ayat ini, “Orang-orang Yahudi, dan Nashrani tak akan ridho (senang) selamanya kepadamu, wahai Muhammad. Maka tinggalkan meminta sesuatu yang membuat mereka ridho, dan cocok bagi mereka; menghadaplah dalam mencari ridho Allah ketika mendakwahi mereka kepada kebenaran yang engkau diutus dengannya”. [Lihat Jami’ Al-Bayan (1/565)]

 

Sumber : Buletin Jum’at Al-Atsariyyah edisi 27 Tahun I. Penerbit : Pustaka Ibnu Abbas. Alamat : Pesantren Tanwirus Sunnah, Jl. Bonto Te’ne No. 58, Kel. Borong Loe, Kec. Bonto Marannu, Gowa-Sulsel. HP : 08124173512 (a/n Ust. Abu Fa’izah). Pimpinan Redaksi/Penanggung Jawab : Ust. Abu Fa’izah Abdul Qadir Al Atsary, Lc. Dewan Redaksi : Santri Ma’had Tanwirus Sunnah – Gowa. Editor/Pengasuh : Ust. Abu Fa’izah Abdul Qadir Al Atsary, Lc. Layout : Abu Muhammad Mulyadi. Untuk berlangganan/pemesanan hubungi : Ilham Al-Atsary (085255974201). (infaq Rp. 200,-/exp)

[Kopas http://almakassari.com/?p=167#more-167%5D

Tinggalkan komentar