HakIkat Abu Bakar dan Umar di Mata Ja’far Ash-Shadiq


HakIkat Abu Bakar dan Umar di Mata Ja’far Ash-Shadiq

Oleh Haulasyiah

Abu Bakar dan Umar merupakan dua khalifah rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam yang memiliki keutamaan yang luar biasa. Sejarah membuktikan bahwa keduanya adalah manusia yang paling mulia setelah rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam, sekian banyak riwayat menjelaskan tentang keutamaan keduanya, maka tidak heran jika ternyata kaum muslimin menempatkan keduanya di tempat yang mulia. Namanya selalu disebut-sebut, doa kebaikan selalu dipanjatkan untuk keduanya. Tapi sangat disayangkan, ternyata diseberang sana ada yang merasa iri dicampur dengki ketika melihat kedudukan Abu Bakar dan Umar di pangkuan kaum muslimin, yang imbasnya adalah ingin menjatuhkan kredibilitas Abu Bakar dan Umar agar tidak lagi mendapatkan tempat yang layak. Tentu mereka tidak mendapat cela untuk melakukan hal itu, tapi karena kedengkian mereka sudah memuncak segala macam cara pun mereka tempuh, berdusta, menuduh, mencela sampai menghina pun mereka lakukan. Tidakkah mereka mendengar wasiat rasulullah shallahu ‘alaihi wasallam: “Janganlah kalian mencela para shahabatku”?!!!

Kaum syi’ah dengan berbagai macam sektenya kecuali Zaidiyyah sangat membenci Abu Bakar dan Umar serta mayoritas shahabat nabi shalallahu ‘alaihi wasallam. Padahal, Allah disekian tempat telah memberikan rekomendasi kepada mereka, para shahabat nabi shalallahu ‘alaihi wasallam. Mengapa? Karena mereka adalah umat yang dibangkitkan untuk mendampingi manusia terbaik dengan menghadapi berbagai rintangan yang jika rintangan-rintangan itu ditimpahkan kepada kita pasti kita tidak akan mampuh memikulnya. Sungguh benarlah ungkapan seorang penyair: “Tidaklah mengetahui kelebihan orang yang memiliki kelebihan kecuali orang yang memiliki kelebihan juga”.

Kebencian mereka kepada Abu Bakar dan Umar didasari atas “kecintaan mereka kepada ahlul bait” dalam hal ini Ali bin Abi Thalib. Lantas apa hubungannya? Kata mereka, “Abu bakar dan Umar adalah perampok khilafah, yang seharusnya khilafah itu milik Ali ternyata di ambil secara paksa oleh keduanya.”. Sungguh kedustaan yang amat nyata bagaikan matahari di siang bolong.

Tapi sebenarnya kecintaan syi’ah rafidhah kepada Ahlul bait dan para imam mereka adalah kebohongan belaka. Seandainya mereka benar-benar mencintai Ahlul bait dan para imam yang mereka anggap ma’shum tentu mereka akan selalu menjadikan mereka sebagai panutan. Tapi kenyataannya kaum syi’ah hanya akan mengikuti pernyataan para imam itu jika sesuai dengan hawa nafsu, jika ternyata tidak sesuai mereka akan akan membuangnya.

Apa yang saya katakan ini bukanlah kedustaan ataupun tuduhan, tapi demikianlah adanya. Sekian kejadian telah membuktikan, berikut ini adalah satu dari sekian contoh yang ada,

Abu Bakar dan Umar disisi syi’ah terkhusus dalam hal ini rafidhah dan imamiyah adalah dua makhluk yang sangat hina bahkan mereka juluki dengan dua berhala quraisy. Nah mari kita bandingkan dengan apa yang ternukilkan dari Ja’far bin Muhammad atau yang lebih dikenal dengan Ja’far Ash-Shadiq berkenaan dengan keduanya. Sehingga dari sini kita tahu dan bisa menilai, benarkah kecintaan mereka kepada Ahlul bait dan para imam yang mereka anggap ma’shum itu, atau kalimat cinta itu hanya sebagai label yang dengan itu mereka ingin merusak pilar-pilar agama islam yang telah di bangun oleh rasulullah dan para shahabatnya. Karena jika seseorang telah membenci Abu bakar dan Umar berarti dia akan membuang sekian hadits yang diriwayatkan melalui jalur keduanya, nah bagaimana jika para shahabat semuanya selain Ali dianggap munafik? tentu beribu-ribu hadits akan terbuang dan sekian hukum islam akan hilang. Nas’alullah as-salamah

Riwayat-riwaayat dari Imam Ash-Shadiq:

Berkata Salim bin Abi Hafshah: Aku bertanya kepada Abu Ja’far dan anaknya, Ja’far tentang Abu Bakar dan Umar. Maka beliau menjawab: “Wahai salim, cintailah keduanya! Aku berlepas diri dari siapa saja yang memusuhi keduanya, karena keduanya adalah panutanku”.

Kemudian Ja’far (ash-shadiq) berkata: “Wahai Salim, apakah seseorang akan mencela kakeknya? Aku tidak akan pernah meraih syafa’at Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam jika aku tidak mencintai keduanya, dan aku berlepas diri dari siapa saja yang memusuhinya”.

Berkata Hafsh bin Ghiyats: “Aku mendengar Ja’far bin Muhammad berkata: “Tidaklah aku mengharapkan syafa’at Ali melainkan aku mengharapkan juga syafa’at Abu Bakar semisalnya…”

Berkata Abdul Jabbar bin Abbas Al-Hamdani: “Bahwa Ja’far bin Muhammad mendatangi mereka, dan mereka hendak berangkat dari Madinah maka Ja’far berpesan: “Sesungguhnya kalian -insya Allah- termasuk penduduk kota kalian yang shalih, maka sampaikanlah pesanku untuk mereka: “Barangsiapa yang menyangka aku adalah imam makshum yang tidak terbebani ketaatan, maka aku berlepas diri darinya. Dan barangsiapa yang menyangka aku berlepas diri dari Abu Bakar dan Umar maka aku berlepas diri darinya.”

Berkata Hannan bin Sidir: Aku mendengar Ja’far bin Muhammad, ketika ditanya tentang Abu Bakar dan Umar: “Sesungguhnya engkau telah menanyaiku tentang kedua orang yang telah memakan buah surga”.

Berkata Amr bin Qais Al-Mula-i: Aku mendengar Ja’far bin Muhammad berkata: “Allah berlepas diri dari setiap orang yang berlepas diri dari Abu Bakar dan Umar”.

Berkata Imam Dzahabi ketika mengomentari riwayat-riwayat diatas: “Pernyataan ini telah mutawatir dari Ja’far Ash-Shadiq, dan aku bersaksi bahwa beliau telah benar di dalam ucapannya bukan berpura-pura karena seseorang. Semoga Allah menjelekkan Rafidhah“.

Di nukil dari kitab Siyaru A’lamin Nubala (6/259 ، 260)

Lihatlah, bagaimana kedudukan Abu Bakar dan Umar di sisi Ja’far Shadiq, tapi bagaimana dengan kaum syi’ah?! Apakah mereka mau mengikuti jejak imam mereka ini. Jika mereka jujur tentu mereka akan mentauladainya jika tidak ini semua menunjukkan bahwa kecintaan mereka adalah kecintaan yang dusta belaka.

Semoga Allah memberikan manfaat dari apa yang kami sajikan ini, dan menjadi penyejuk hati bagi setiap pencari kebenaran

Diambil dari HAULASYIAH

Tinggalkan komentar