Membangun Mentalitas Guru Islami


Ibarat menapak jalan bebatuan, tadi pagi saya mengikuti rapat akbar kantor baru saya  di Gedung Universitas Al Azhar Indonesia, Sisingamangaraja, Jakarta Selatan. Sebelumnya, saya mengikuti orientasi  guru baru pada hari Senin, 21 Juni 2010 di Aula Gedung Kusnoto, LIPI Bogor.  Ini hal baru bagi saya, maksudnya saya baru kali ini mengikuti pelatihan guru. Subhanallah, banyak pengalaman yang saya dapatkan di sana dan itu bermanfaat, insya Allah. Pengenalan profesi guru dan penjelasan bagaimana menjadi sosok guru yang amanah–digugu dan ditiru, sampai tips menjadi guru yang sukses.

Memang, sebagian orang ada yang meremehkan profesi guru. Ada juga yang menganggap bahwa guru hanyalah kerja sampingan, kerja utamanya ngojek… eit salah ya? :) (karena dianggap standar gajinya kecil). Profesi guru janganlah dipandang dari bisnis semata. Di balik itu, ternyata banyak yang tidak menyadari bahwa guru ternyata mempunyai tanggung jawab yang besar. Amanah besar yang dibebankan di pundaknya harus dilaksanakan dengan sebaik-baiknya dan dijaga dengan hati-hati. Amanah agung itu adalah mendidik generasi Rabbani. Generasi yang berakhlakul karimah.

Seorang bijak berkata, “Seorang ibu melahirkan generasi, tetapi gurulah yang membentuk generasi tersebut.” Boleh dikatakan bahwa di tangan gurulah, generasi tersebut bisa menjadi baik atau malah bumerang bagi dirinya.

Guru mempunyai 5 tanggung jawab, antara lain:

  1. Menanamkan akidah yang benar
  2. Membentuk akhlak mulia
  3. Menghasilkan prestasi yang baik
  4. Meningkatkan motivasi
  5. Menumbuhkan kemandirian

Hal ini mengingatkan saya akan nasihat Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam (guru terbaik bagi seluruh umat manusia) kepada putra pamannya, Abdullah bin ‘Abbas radhiallahu ‘anhuma:

يَا غُلاَمُ، إِنِّي أُعَلِّمُكَ كَلِمَاتٍ. احْفَظِ اللهَ يَحْفَظْكَ، اِحْفَظِ اللهَ تَجِدْهُ تُجَاهَكَ. إِذَا سَأَلْتَ فَاسْأَلِ اللهَ وَإِذَا اسْتَعَنْتَ فَاسْتَعِنْ بِاللهِ. وَاعْلَمْ أَنَّ الأُمَّةَ لَوِ اجْتَمَعَتْ عَلَى أَنْ يَنْفَعُوكَ بِشَيْءٍ لَمْ يَنْفَعُوكَ إِلاَّ بِشَيْءٍ قَدْ كَتَبَهُ اللهُ لَكَ وَإِنِ اجْتَمَعُوا عَلَى أَنْ يَضُرُّوكَ بِشَيْئٍ لَمْ يَضُرُّوكَ إِلاَّ بِشَيْءٍ قَدْ كَتَبَهُ اللهُ عَلَيْكَ. رُفِعَتِ الأَقْلاَمُ وَجَفَّتِ الصُّحُفُ. رَوَاهُ التِّرْمِذِي وَقَالَ: حَدِيْثٌ حَسَنٌ صَحِيْحٌ.
وَفِي رِوَايَةِ غَيْرِ التِّرْمِذِي: احْفَظِ اللهَ تَجِدْهُ أَمَامَكَ. تَعَرَّفْ إِلَى اللهِ فِي الرَّخَاءِ يَعْرِفْكَ فِي الشِّدَّةِ. وَاعْلَمْ أَنَّ مَا أَخْطَأَكَ لَمْ يَكُنْ لِيُصِيْبَكَ وَمَا أَصَابَكَ لَمْ يَكُنْ لِيُخْطِئَكَ. وَاعْلَمْ أَنَّ النَّصْرَ مَعَ الصَّبْرِ وَأَنََّ الفَرَجَ مَعَ الكَرْبِ وَأَنَّ مَعَ العُسْرِ يُسْرًا

“Wahai anakku, sesungguhnya aku akan mengajarkan kepadamu beberapa kalimat. Jagalah Allah, niscaya Allah akan menjagamu. Jagalah Allah, niscaya engkau akan dapati Dia ada di hadapanmu. Apabila engkau meminta, mintalah kepada Allah, dan apabila engkau memohon pertolongan, mohonlah pertolongan kepada Allah. Ketahuilah, seandainya seluruh umat ini berkumpul untuk memberikan manfaat kepadamu, mereka tidak akan dapat memberikannya kecuali apa yang telah Allah tetapkan bagimu. Dan seandainya mereka berkumpul untuk menimpakan mudharat kepadamu, mereka tidak akan dapat menimpakannya, kecuali apa yang telah Allah tetapkan menimpamu. Telah diangkat pena dan telah kering lembaran-lembaran.” (Diriwayatkan oleh Al-Imam At-Tirmidzi dan beliau berkata: hadits hasan shahih)

Oleh karena itu, seorang guru mesti memulai dengan meluruskan akidah, mendidik generasi di atas dasar akidah yang benar sehingga terwujud suatu generasi yang tahan uji dan sabar oleh berbagai cobaan, sebagaimana yang terjadi pada generasi awal Islam. Wallahu a’lam bish shawab

5 responses

  1. selamat deuh yang dah jadi guru ^^
    PERTAMAX yeuh :D

    1. btw..sekarang udah ganti nih konsepnya haha no moderasi wkwkw

      1. mantab ente. iyalah, ganti NM. blog adalah milik siapa aja. hehehe…. monggo mas, lanjut!

  2. berkunjung sambil membaca mas.

    1. terima kasih atas kunjungannya. semoga semakin mempererat tali silaturahmi antara kita.

Tinggalkan komentar