MUI Haramkan Operasi Ganti Kelamin


Allah menciptakan manusia dengan sebaik-baik bentuk dan sesempurna sifat.  Sebagaimana Allah tegaskan dalam surah At-Tiin ayat 4 (artinya), “Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya.” Bentuk tubuh yang diberikan terkadang (malah sering) kita anggap kurang sempurna dan kurang indah. Karenanya, sebagian orang rela mengeluarkan puluhan juta, bahkan ratusan juta hanya untuk memperindah tubuh dengan cara operasi. Ada juga yang bahkan ingin mengganti status jenis kelamin, dari pria menjadi wanita atau dari wanita menjadi pria. Jelas ini mengubah ciptaan Allah Subhanahu wata’ala dan tidak mau bersyukur terhadap nikmat yang diberikan. Padahal jika kita mau bersyukur maka Allah akan menambah nikmat itu, tetapi jika kita kufur nikmat, maka balasan Allah berupa neraka jahanam. Wal’iyadzubillah.

Insya Allah atas dasar ketakwaan sehingga Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengeluarkan fatwa HARAM operasi mengganti alat kelamin yang dilakukan dengan sengaja.

“Mengubah alat kelamin dengan sengaja tanpa ada alasan alamiah dalam diri yang bersangkutan, hukumnya haram,” kata Sekertaris Komisi Fatwa MUI Asrorun Niam Sholeh, di Jakarta, Selasa (27/7). [Sumber: id.news.yahoo.com]

Mengganti alat kelamin sama saja dengan mengganti ketetapan yang Allah berikan kepada makhluknya. Apa yang kita cari dengan mengganti alat kelamin? Apa enaknya berubah status laki-laki menjadi wanita atau sebaliknya? Justru hidup menjadi tidak tenang, terintimidasi, terisolir, merasa rendah di hadapan manusia, dan menimbulkan murka Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.

Maka pandai-pandailah kita bersyukur, jangan ingkar dan mendustai diri.  Ketahuilah bahwa kebanyakan manusia itu ingkar dan tidak bersyukur. Allah tegaskan dalam firmannya yang agung (artinya), “Dan Dialah yang telah menciptakan bagi kamu sekalian, pendengaran, penglihatan, dan hati. Amat sedikitlah kamu.” (QS. Al-Mu’minun: 78)

Semoga Allah melindungi kita semua dari kejahatan makar setan. Semoga Allah memberikan kita keimanan dan ketakwaan sehingga kita mampu mensyukuri segala nikmat yang diberikan kepada kita. Amiin.

Wallahu a’lam bishshawab

bersyukur

Tinggalkan komentar