Berapa Banyak Hadist yang Dihafal oleh Syaikh Al-Albany (rahimahullah)?


يَرْفَعِ اللهُ الَّذِيْنَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِيْنَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجاَتٍ
“ Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang berilmu beberapa derajat.” (Al-Mujadilah: 11)

Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin rahimahullah berkata : “Oleh karena itu, kita dapati orang-orang yang berilmu selalu menyandang pujian. Setiap (nama mereka) disebut, pujian pun tercurah untuk mereka. Ini merupakan wujud diangkatnya derajat (mereka) di dunia. Adapun di akhirat, akan menempati derajat yang tinggi lagi mulia sesuai dengan apa yang mereka dakwahkan di jalan Allah Subhanahu wa Ta’ala dan realisasi dari ilmu yang mereka miliki.” (Kitabul Ilmi, hal.14)

Segala puji bagi Allah, sungguh Syaikh (Al-Albany) hafal 100 ribu hadist…

Syaikh Asyisy menceritakan sebuah kejadian ketika Al-Muhadist Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albany rahimahullah menjelaskan perbedaan tingkat ulama ahli hadist, dan Syaikh Al-Albany berkata: “Al-Hafidz itu adalah seseorang yang mampu menghafal 100 ribu hadist beserta rantai-rantai periwayatannya atas berita/cerita dan teks (pada setiap hadist).”

Kemudian, Syaikh Asyisy menyahut: “Bisakah saya tahu bahwa Syaikh kami (Syaikh Al-Albany) ini telah menghafal 100 ribu hadist?”

Syaikh Al-Albany menjawab: “Ini tidak penting bagi Anda.”

Syaikh Asyisy menimpali: “Agaknya, ini penting bagi saya.”

Syaikh Al-Albany menjawab: “..Tidak penting bagi Anda.”

Syaikh Asyisy berkata: “Jadi, sangat mungkin bagi saya untuk mengatakan bahwa Syaikh adalah seorang Hafidz.”

Kemudian, Syaikh Al-Albany diam.Syaikh Asyisy berkata lagi: “Jadi, barangkali akan saya katakan bahwa diamnya Anda merupakan sebuah jawaban (sebagai pembenaran).”

Syaikh Al-Albany berkata: “Bukankah sudah saya katakan bahwa ini tidak penting bagi Anda?”

Syaikh Asyisy berkata: “Ya. Hal ini penting bagi saya. Dan saya mengartikan bahwa kurangnya tanggapan Anda merupakan sebuah jawaban iya?”

Syaikh Al-Albany pun diam.

Dan Syaikh Asyisy mengulangi pertanyaannya kepada Syaikh Al-Albany di waktu itu. Syaikh Al-Albany berujar: “(Dan apa pun yang datang kepadamu, semua dari Allah).”

Syaikh Asyisy dengan cepat berkata: “Bolehkah saya mengartikan ucapan ini sebagai jawaban Anda?”

Syaikh Al-Albany menjawab: “Silakan Anda mengartikan ini sebagai jawaban dan silakan mengartikan apa pun yang Anda inginkan.”

Syaikh Asyisy melanjutkan ceritanya: “Kemudian saya menyatakan dengan gembira: “Allahu Akbar” dan berseru kegirangan: “Laa ilaaha illallaah”, dan berkata: “Segala puji bagi Allah, sungguh-sungguh Syaikh telah menghafal 100 ribu hadist.”

Kemudian, Syaikh kami (Syaikh Al-Albany) tertawa: “Itu karena dia ngotot terhadap apa yang saya katakan.”

Syaikh Asyisy melanjutkan cerita: “Dari tanggapan beliau mulai dari awal sampai akhir, tidak pernah ada jawaban yang jelas dari Syaikh, dan tidak ada pernyataan secara langsung kecuali karena kerendahan hati beliau yang sangat.”

Semoga Allah merahmati beliau dan menjaga yang masih hidup.

Sumber: Safahaat Baydhaa min Hayaat Syaikhinaa Al-Albany,  hlm. 40 

Diterjemahkan oleh Abu Maulid dari http://www.fatwa-online.com

Teks bahasa Inggris:

al-Hamdu Lillaah, indeed the Shaykh has memorised a hundred thousand hadeeth…
*Please appropriately reference this quote to: http://www.fatwa-online.com, thankyou!*
Shaykh ‘Asheesh narrates an incident when the Imaam of Hadeeth, the Shaykh – Muhammad Naasiruddeen al-Albaanee (rahima-hullaah) was explaining the different scholarly levels of hadeeth, and Shaykh al-Albaanee went on to say:
“al-Haafidth is one who has memorised a hundred thousand hadeeth along with their chains of narration and the text (of each hadeeth).”

So Shaykh ‘Asheesh responds:
“Is it possible for me to be satisfied in the knowledge that our Shaykh has memorised a hundred thousand hadeeth?”

Shaykh al-Albaanee said:
“This does not concern you.”

Shaykh ‘Asheesh said:
“Rather, it is from that which does concern me.”

Shaykh al-Albaanee said:
“…does not concern you.”

Shaykh ‘Asheesh said:
“So is it possible for me to say that our Shaykh is a haafidth?”

So Shaykh al-Albaanee became quiet.

Shaykh ‘Asheesh said:
“So is it possible for me to take your silence as an answer?”

Shaykh al-Albaanee said:
“Have I not told you that this does not concern you?”

Shaykh ‘Asheesh said:
“Yes. This is from that which does concern me. Is it possible for me to interpret (your) lack of response as an answer?”

So the Shaykh became quiet.

And Shaykh ‘Asheesh repeated his question to him a number of times.

Shaykh al-Albaanee recited:
“{
And whatever you have of the blessings, then it is from Allaah}.”

And Shaykh ‘Asheesh quickly said:
“Can I interpret this as an answer?”

Shaykh al-Albaanee said:
“It is for you to interpret it as an answer and it is for you to interpret it as whatever you wish.”

Shaykh ‘Asheesh narrates:
“So I happily proclaimed: “Allaahu Akbar”, and jubilantly exclaimed: “Laa ilaaha ill-Allaah”, and said:
“al-Hamdu Lillaah, indeed the Shaykh has memorised a hundred thousand hadeeth.”

So our Shaykh laughed; It was as if he confirmed what I was saying.”

Shaykh ‘Asheesh further narrates:
“From his responses from the beginning to the end there never was a clear answer from the Shaykh, so this does not imply anything except his extreme humility.”

Safahaat baydhaa. min hayaat Shaykhinaa al-Albaanee – Page 40

2 responses

  1. Kalau hadits yang dihafal oleh Al Albani berjumlah 100.000

    Darimana beliau memperolehnya , sedangkan jumlah hadits yang terbukukan sampai saat ini jumlahnya jauh di bawah 100.000

    1. Sampeyan sudah menghitung semua kitab beliau? Tolong disertakan di sini ya.

Tinggalkan komentar