Bid’ahnya Dzikir Jama’ah Ala Arifin Ilham (9)


Penulis: Al Ustadz Abu Karimah ‘Askari bin Jamal Al Bugisi

Jangan Terkecoh dengan Banyaknya yang Menangis

Orang-orang yang membela dan mendukung amalan ini beralasan dengan mengatakan:”Sesungguhnya dzikir ini mendekatkan mereka kepada Allah Ta’ala. Membuat hati mereka khusyuk mengingat Allah ‘Azza wa Jalla sampai sebagian mereka menangis mendengarnya.”

Perkataan mereka bahwa banyak yang menangis bukanlah dalil benar atau sahnya amalan mereka ini. Betapa banyak orang yang menangis ketika mendengar nyanyian, atau menonton film dan sandiwara. Bahkan betapa banyak manusia yang menangis tetapi dirinya masih berenang dalam kemaksiatan dan kedurhakaan. Semua ini menunjukkan bahwa menangis dalam suatu perbuatan belum tentu menjadi dalil sahnya amalan itu.
Imam Al Qurthubi rahimahullahu mengatakan (dalam tafsirnya 9/145) tentang firman Allah Ta’ala: وجاؤوا أباهم عشاء يبكون(Merekapun menemui ayah mereka pada malam hari dalam keadaan menangis), kata para ulama:”Ayat ini menunjukkan bahwa tangis seseorang bukanlah dalil benar atau jujurnya perkataannya. Sebab, kemungkinan tangis itu dibuat-buat, dan memang ada orang yang mampu melakukannya ada pula yang tidak.

Dan dikatakan pula bahwa air mata yang palsu (dibuat-buat) tidaklah tersembunyi seperti dikatakan:
إذا اشتكت دموع في خدود تبين من بكى ممن تباكى
Ketika air mata mengalir di pipi jelaslah siapa yang memang menangis dan siapa yang berpura-pura”.

Ibnul Jauzi mengatakan:”Iblis telah membuat suatu tipuan terhadap kebanyakan orang awam. Mereka hadir dalam majelis dzikir, menangis dan cukup dengan itu. Dalam keadaan menyangka bahwa hadir dan menangis itulah tujuan mereka. Hal ini karena mereka tahu keutamaan hadir di majelis dzikir. Seandainya mereka tahu bahwa tujuan sesungguhnya adalah amalan dan apabila mereka tidak mengamalkan apa yang mereka dengar akan semakin kuat hujjah (alasan) terhadap mereka (untuk menghukum mereka).

Dan saya sebetulnya tahu orang-orang yang hadir di majelis sejak beberapa tahun, menangis dan tampak khusyuk. Namun tidak pernah berubah dari kebiasaan mereka memakan riba, menipu dalam jual beli, tidak mengerti rukun shalat, selalu berbuat ghibah dan mendurhakai kedua orang tua.

Mereka telah ditipu oleh iblis yang memperlihatkan kepada mereka bahwa hadir di majelis dzikir dan menangis, akan menghapus dosa-dosa mereka. Sebagian mereka menganggap duduk bersama ulama dan orang shaleh juga akan menjauhkan mereka dari dosa. Sementara yang lain disibukkannya dengan menunda-nunda taubat. Sehingga waktu terus berjalan dan semakin lama. Kemudian dia mendorong yang lain untuk terlihat dalam apa yang mereka dengar dan meninggalkan beramal. (Muntaqa Nafis 542).

(Disalin dari “Bid’ah ‘Amaliyah Dzikir Taubat, Bantahan terhadap ‘Arifin Ilham Al Banjari”, Penulis: Al Ustadz Abu Karimah ‘Askari bin Jamal Al Bugisi, Murid Syaikh Muqbil bin Hadi Al Wadi’i, Yaman)

Sumber: http://darussalaf.or.id/index.php?name=News&file=article&sid=34

7 responses

  1. sekarang lagi marak2nya pengobatan alternatif,di dalamnya juga dilakukan dzikir&doa bersama.kadang para peserta bersikap ghuluw te

    rhadap orang yang dianggap dpt membantu menyembuhkan,so bgmn ni????

  2. Alloh Maha Tahu atas segala sesuatu….termasuk apa yang ada dalam Qolbu manusia…Antum jangan Langsung memfonis Bid’ah…Apakah Antum berani mempertanggungjawabkan perkataan Antum di hadapan Alloh SWT kelak. bagaimana kalau Niat Ustadz. Arifin Ilham itu tulus karena Ingin mengajak Umat untuk mengingat dan Kembali pada Alloh SWT. bukan membuat orang nangis seperti yang antum kira…kalau Nangisnya jamaah karena Hidayah Alloh? karena penyesalan atas dosa-dosa yang telah dilakukan?apa itu salah…bukankah kewajiban manusia adalah mengajak manusia untuk selalu ingat pada Sang Kholiq….Antum pasti lebih tau daripada saya….Maaf apabila ada kata atau ucapan yang kurang berlenan…semoga kita selalu dalam Rahmat dan RidhoNya..amien2..wassalam….

    sebelumnya terima kasih telah berkunjung dimari.
    mengenai koreksi terhadap pak arifin ilham itu sudah jelas, gamblang, dan ada dalilnya. jadi tidak asal asbun atau mencari2 kesalahan orang. semua itu ditujukan sebagai nasihat agar semua kaum muslimin selamat dari perkara2 baru yg diadakan oleh orang belakangan ini. mungkin antum belum membaca semua sanggahan yang berjumlah 8 artikel di blog ini.

  3. gak usah mencari kesalahan orang, kalau tujuan itu untuk mencari hidayah biarkan saja selagi tidak keluar dr qur’an dan sunnah. n kia sesama muslim jgn biarkan perbedaan menjadi perpecahan. ingat diri sendiri dulu, buat hisab untuk dosa2 kita sendiri, sebelum menghisab orang lain. wallahu alam bissawab

  4. Bismillahirohmanirohim…

    numpang kasih komen artikel diatas yah…
    seperti yang tertulis dlm artikel tsb diatas
    1. “Sesungguhnya dzikir ini mendekatkan mereka kepada Allah Ta’ala. Membuat hati mereka khusyuk mengingat Allah ‘Azza wa Jalla sampai sebagian mereka menangis mendengarnya…”

    komen saya : Alhamdulillah kalo bisa smp menangis, tetapi menangisnya krn allah yah…

    2. “Betapa banyak orang yang menangis ketika mendengar nyanyian, atau menonton film dan sandiwara. Bahkan betapa banyak manusia yang menangis tetapi dirinya masih berenang dalam kemaksiatan dan kedurhakaan. Semua ini menunjukkan bahwa menangis dalam suatu perbuatan belum tentu menjadi dalil sahnya amalan itu.”

    Komen saya : menangis krn nyanyian/menonton film/sandiwara, berarti nyanyian/menonton film/sandiwara itu bagus dan mengena ke batin sehingga membuat kita sedih… kalo menangis ketika sedang berdzikir berarti zikir itu mengena ke batin, menangisnya bukan krn ikut2 an yah… kalo perihal manusia masih berenang dalam kemaksiatan dan kedurhakaan berarti dzikir atau ibadahnya tidak khusyu dan bagaimana bisa org yg tidak khusyu menangis..kl bs berarti penipu.. dan khusyu bukan berarti harus menangis… jadi, lebih khusyu lagi dalam beribadah, lebih sering lagi berdzikirnya ( mengingat allah ). dan saya setuju dgn kalimat :bahwa menangis dalam suatu perbuatan belum tentu menjadi dalil sahnya amalan itu.”

    3. “Dan saya sebetulnya tahu orang-orang yang hadir di majelis sejak beberapa tahun, menangis dan tampak khusyuk. Namun tidak pernah berubah dari kebiasaan mereka memakan riba, menipu dalam jual beli, tidak mengerti rukun shalat, selalu berbuat ghibah dan mendurhakai kedua orang tua.”

    Komen saya : Namanya juga manusia dgn segala keterbatasanya, mungkin manusia itu pelupa yah… maka dari itu ada kalimat istighfar, ada sholat taubat dll…dan bila anda tau sudah sebaiknya mengingatkan sesama saudara, bukan begitu?

    4. ” Mereka telah ditipu oleh iblis yang memperlihatkan kepada mereka bahwa hadir di majelis dzikir dan menangis, akan menghapus dosa-dosa mereka”

    Komen saya : tidak salah perkataan diatas, tp blm tentu benar 100%, itukan pendapat sendiri, mungkin saja yang menangis bukan krn dosanya dihapus tp krn merasakan adanya kedekatan kepada sang pencipta, atau mengingat segala perbuatan salahnya dan merasa diri ini begitu kotor dan hanya allah yg bisa mensucikannya, dll. pernahkan anda menangis pada saat beribadah / berdzikir? kenapa?

    5. “Sebagian mereka menganggap duduk bersama ulama dan orang shaleh juga akan menjauhkan mereka dari dosa”

    Komen saya : Apakah ada yang salah dengan pernyataan diatas? kalo saya baca… tidak ada… mungkin saja duduk bersama para ulama dan org saleh bisa menjauhkan diri dari dosa, tetapi tdk bs menghapus dosa lho… sama seperti bergaul dengan tukang parfum ya kita ikut dapet wanginya, dari pada duduk bersama pemabok dan tukang judi, terus ikut2 an mending sama ulama dan org saleh, terus ikut2 an….hehehhe

    kesimpulan : saya tidak menyalahkan apalagi membenarkan dan sok tahu, hanya allah yang maha benar dan maha tahu, mohon maaf bila ada kesalahan dan kurang berkenan, hanya allah yg maha sempurna.

    wassalam…

  5. ini orang udah sempurna kali ya,,!! hebat deh klw gitu..!

  6. Menangis karena menyesali kesalahan tak perlu dinampak2kan, berzikir lebih khusyuk bila sendirian tidak beramai-ramai yang hanya menimbulkan ria dan takabur, zikir bukan dalam bentuk mengeraskan suara, zikir itu sifatnya pribadi dengan suara lemah lembut dan di dalam hati, cari waktu yang lapang, ketika malam disaat manusia terlelap tidur bangun dimalam hari shalat malam, berzikir dan berdoa dengan sungguh2 alangkah baiknya, dari pada beramai-ramai, zikir sifatnya kepada pribadi masing2 manusia, buka beramai-ramai.

    1. endang kusniati | Balas

      seorang muslim yang baik jangan berpikiran yang tidak baik terhadap muslim yang lainnya (seuzon). memang dalam islam zikir didepan orang dengan menangis itu terlihat ria. tapi apakah kamu tau apa yang ada di dalam hati manusia tersebut. jika hati tulus ikhlas melakukannnya untuk memberikan tausiyah agar muslim yang lainnya lebih baik lagi saya pikir sah” saja. seorang ilmuan muslim mengatakan ketika seorang mengatakan orang lain sombong pada hakekatnya iya sebenarnya yang sombong. jadi ketika di analogikan dalam hal ini. jika seseorang mengatakan orang lain ria pada hakekatnya iya telah … . mohon maaf hanya sekedar mengingatkan. antum saya yaklin lebih paham

Tinggalkan komentar