Bab 36
Bid’ah-bid’ah Seputar Al-Qu’ran
- Menggunakan lagu-lagu yang menyerupai ahlul kitab seperti lagu orang Kristen atau lagu orang fasik. Seperti dangdut, keroncong, rock, dan sebaginya. Terlebih lagi bacaan Alquran yang diiringi dengan musik-musik.
- Selalu berusaha mengakhiri bacaan Alquran dengan “Sodaqollohhul ‘adzim“.
- Menyebutkan kata-kata Alloh Alloh, ya Syaikh, dan sebagainya di kala mendenagr seorang qori’ melantunkan bacaan Alquran terutama dalam Musabaqoh Tilawatil Qur’an (MTQ).
- Mencium mushaf ketika hendak membaca atau mengakhiri bacaan Alquran.
- Menutup telinga ketika membaca Alquran.
- Membaca Alquran ketika ada kematian.
- Membaca Alquran di atas kubur para wali. Dan yang lebih jelek lagi di atas kubur orang kafir.
- Membunyikan tape atau radio sebelum salat Jumat.
- Membaca Alquran dengan duet (2 orang) atau triet (3 orang) dengan cara bergantian satu dengan lainnya.
- Selalu membuka pertemuan-pertemuan dengan bacaan Alquran.
- Membaca Alquran di waktu maulud Nabi, Isra’ Mi’raj, hari ulang tahun, dan lainnya.
- Membaca dengan sangat cepat sehingga hilang sebagian huruf atau harokat atau tidak membedakan antara bacaan panjang dan pendek.
- Membaca dengan cara bergantian seperti orang pertama membaca “alhamdu“, orang kedua membaca “lillahi“, orang ketiga membaca “robbil ‘alamin“, dan seterusnya. Sebagaimana yang dilakukan oleh orang-orang Syiah dan Sufiyah.
- Membaca Alquran dengan pengeras suara sebelum shalat shubuh dengan alasan untuk membangunkan orang tidur. Hal ini jelas mengganggu orang yang sedang shalat malam atau orang sakit.
- Membaca Alquran sambil mengisap rokok karena malaikat akan terganggu bau rokok tersebut sebagaimana terganggunya sebagian manusia.
- Membaca Alquran dengan qiro’ah syaadzah yang menyelisihi qiro’ah mutawatiroh.
- Membaca Alquran di kala sedang menjadi imam dengan dua qiro’ah atau lebih yang membuat makmum merasa kebingungan.
- Mengkhususkan bacaan surat-surat tertentu, seperti hari Jumat membaca Yasin, malam maulud Nabi dengan surah Al-Muzammil, atau Alam Nasyroh dalam shalat isya’ dan syubuh.
- Membaca surah As-Sajdah pada Jumat pagi di waktu shalat shubuh dengan membagi menjadi dua rekaat.
- Membaca Alquran ketika ada kelahiran bayi termasuk adzan dan iqomah.
- Membaca doa sebelum dan sesudah selesai membaca Alquran, seperti Allahummar hamni bil Qur’an wa jaal huli imaman wa nuron wa hudan wa rohmatan… dan seterusnya.
- Mengirim bacaan Al-Fatihah kepada orang yang sudah meninggal.
- Mengakhiri bacaan Alquran dengan sujud.
- Mengiringi bacaan Alquran ketika mengantar jenazah.
- Tepuk tangan ketika telah selesai seorang Qori’/Qori’ah membaca Alquran. Terlebih lagi di kala MTQ.
- Menggoyang-goyangkan kepala atau badan ketika sedang membaca Alquran.
- Meniru bacaan Alquran dengan nada syair-syair.
- Membaca Alquran yang dilakukan di atas menara masjid.
- Membaca tambahan doa ketika sedang disebut nama-nama nabi, seperti Shuhufi Ibrohima wa Musa, dengan menambah ‘alaihima salam.
- Selalu membaca surat Al-Ikhlas pada rekaat kedua shalat maghrib ketika malam Jumat.
(Lihat Ighosatul Lahfan oleh Ibnu Qoyyim, Bida’ Al-Qurro’ oleh Abu Bakr Abdulloh Abu Zaid, As-Sunan Al-Mubtadi’at oleh Muhammad Abdus Salam Asy-Syuqoiri, Qoulul Mufid oleh Abu Anas Muhammad Ali Nashr).
Sumber: Buku Panduan Praktis Tajwid & Bid’ah-bid’ah Seputar Al-Qur’an serta 250 Kesalahan Dalam Membaca Al Fatihah karya Al Ustadz Abu Hazim Muhsin bin Muhammad Bashory, Maktabah Daarul Atsar Al Islamiyah, hlm.146-147.
Jika ingin menyebarkan, silakan cantumkan sumber urlnya. Terima kasih.
UPDATE—Masih ada 16 kebid’ahan seputar Alquran…nantikan catatan selanjutnya, insya Allah.—UPDATE