Kak Seto dan Kebohongan terhadap Anak


Kak Seto dan Mengajarkan Anak Berbohong

Oleh: Wira Mandiri Bachrun

Hari ini di halaman opini harian KOMPAS (19/05) ada tulisan Kak Seto, salah seorang tokoh pendidikan anak yang hampir dikenal semua orang karena aktivitas beliau sebagai ketua Komnas Perlindungan Anak. Tulisan yang berjudul “Mari Belajar Berbohong” itu cukup menarik perhatian saya. Di dalam tulisan tersebut Kak Seto menyebutkan bahwa sekarang anak-anak sudah diajari berbohong melalui penyelenggaraan Pemilu dan juga melalui serangkaian kecurangan dalam UN.

Pernyataan ini cukup menggelitik pikiran saya. Di dalam artikel yang tidak terlalu panjang itu Kak Seto mengkritik kebohongan para caleg ketika berkampanye, penggelebungan suara dalam pemilu, serta beragam kecurangan dalam ujian nasional yang kata beliau telah mengajarkan ketidakjujuran serta bolehnya menghalalkan segala cara guna mencapai tujuan dengan cara berbohong.

Pikiran saya melayang ke masa kecil saya, di waktu siaran TPI baru saja bisa ditangkap oleh parabola rumah kami di Pangkalpinang. Di TPI ada sebuah acara yang diasuh oleh Kak Seto. Saya lupa judulnya, tapi yang jelas di sana ada si Komo, hewan komodo yang merupakan tokoh utama acara ini, kemudian ada si Belu, bebek lucu, dan ada juga Ulil. Jangan bayangkan si Ulil ini tokoh JIL Utan Kayu, Ulil di dalam pertunjukan ini adalah seekor ulat. Semua tokoh hewan dalam acara ini bisa berbicara, berinteraksi melalui dialog-dialog lucu seperti layaknya manusia.

Komodo bisa bicara, bebek bisa bicara, ulat bisa bicara, bukankah ini sebuah kebohongan? Mana ada komodo bisa bicara? Apalagi komodo itu ternyata juga bertransformasi menjadi raksasa komodo yang bisa membuat Jakarta macet karena ikutan lewat di jalan umum sambil berkata “Weleh weleh weleh…”. Ini semua adalah KEBOHONGAN.

Inilah realitas pendidikan kita, begitu penuh kebohongan. Tidak perlu kita bicara tentang Pemilu dan UN, jauh sebelum anak-anak bisa menganalisa bentuk kebohongan dalam program nasional itu, mereka telah diajari banyak kebohongan. Kebohongan dongeng-dongeng pengantar tidur, legenda-legenda daerah, komik-komik, film-film kartun, yang harus kita akui bahwa semuanya adalah imajinasi yang tidak terjadi dalam kehidupan nyata, alias dusta.

Kalau Kak Seto beralasan bahwa kebohongan semacam kisah si Komo dan yang sejenisnya ini diperbolehkan karena tujuannya baik, maka apa bedanya jalan pikiran Kak Seto dengan kasus yang dikritik di atas. Guru-guru yang melakukan manipulasi agar siswa-siswinya lulus UN pasti punya niat yang baik. Saya percaya guru-guru tidak akan melakukan perbuatan tercela ini melainkan karena memikirkan nasib anak didiknya apabila nanti tidak lulus bagaimana.

Kak Seto yang seorang muslim harusnya benar-benar memahami bahwa di dalam Islam berbohong itu jelek dan merupakan karakteristik yang rendah. Tujuan yang ingin dicapai dalam kisah-kisah fiksi anak, misalnya karena ingin menanamkan rasa mengasihi, sikap ksatria, atau menanamkan kejujuran, seharusnya tidaklah dilakukan dengan cara yang tidak jujur. Sudah demikian paradokskah kita sehingga menanamkan kejujuran pun dengan cara yang tidak jujur?

Seharusnya kita benar-benar terinspirasi dengan figur Rasulullah shallallahu alaihi wasallam yang benar-benar memegang teguh kejujuran, sebagaimana ucapan beliau:

“Sesungguhnya kejujuran akan membimbing pada kebaikan, dan kebaikan akan membimbing ke surga, dan seseorang senantiasa jujur dan membiasakan untuk jujur hingga dicatat di sisi Allah sebagai seorang yang jujur. Dan sesungguhnya dusta akan membimbing pada kejahatan, dan kejahatan akan membimbing ke neraka, dan seorang hamba senantiasa berdusta dan membiasakan untuk dusta hingga dicatat di sisi Allah sebagai seorang pendusta.” (HR. Al-Bukhari no. 6094 dan Muslim no. 2607)

Kejujuranlah yang akan membimbing kita ke dalam surga, bukan kebohongan.

Mungkin yang sedikit ini bisa menjadi koreksi kecil bagi Kak Seto dan semua pihak yang berkecimpung dengan dunia pendidikan. Kami tutup tulisan ini dengan menukilkan ucapan dari Kak Seto sendiri yang menurut saya amat baik, apalagi apabila dipraktekkan secara konsisten.

“Sudah saatnya kita berani introspeksi dan jujur mengakui berbagai kekeliruan yang tanpa sadar telah mengajarkan kebohongan.”

Wallahu a’lam bisshawab.

Jogjakarta, 19 Mei 2009.

Sumber: penuturan hati

10 responses

  1. Hhhmm…..
    Lalu solusinya piye Mas..????

    Bisa bantu jawab pertanyaan saya ini ga..??

    Salam hangat Bocahbancar…..

    Kembali kepada Alquran dan Hadits. Ulama banyak menulis mengenai cara mendidik anak. Salah satunya kitab Tarbiyatul Abna’ karya Syaikh Mustofa Al-Adawy, alhamdulillah udah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia.
    Alhamdulillah kami sedang berusaha memikirkan pendidikan anak-anak kita, yaitu dengan mendirikan Sekolah Islam Tingkat Dasar Abdurrahman bin Auf, di daerah Parung, Bogor. Websitenya lihat di: http://www.sitd-aba.co.cc
    Kalau antum berkenan berbagi utk pendidikan anak-anak kita, silakan infakkan sebagian harta ke sekolah kita. Insya Allah bermanfaat dan mengalir pahalanya.

  2. dhini puspitasari | Balas

    mungkin komodo dan bebek yang bisa bicara maksudnya seperti pada fabel,,,
    namanya anak2 fantasinya lebih hebat dari kita yang sudah dewasa, mimpinya aneh-aneh, berkhayalnya suka semaunya tanpa ada kak seto pun dan tanpa diketahui orang tuanya…
    who knows??
    just Alloh knows that

  3. Bagi saya, kak Seto bukanlah guru bagi anak2 saya. Bukanlah pengajar di alam bermain anak2 saya. Jika saya punya anak saya tidak akan mengambil SECUIL pun kehidupan golongan yang tidak mengambil ASSUNNAH sebagai kehidupannya.

    Masya Allah. Kalau begitu niat antum, ikutlah bergabung memikirkan pendidikan anak-anak kita dengan menginfakkan sebagian rezeki antum utk membebaskan tanah di Parung, yang bakal lokasi bangunan SITD ABA. Lihat di http://www.sitd-aba.co.cc

  4. sebetulnya bukan dari Pemilu saja tapi dari orang tuanya sendiri yaitu bila anak diberi makan dan minum dari hasil korupsi karena anak tahunya bapaknya kerja nyari duit halal padahal bukan…dari sinilah asal muasalanya anak kelak mau jadi apa….

  5. Saya setuju sekali dengan penjelasan omiyan di atas, semua tergantung dari orang tuanya

  6. “Komodo bisa bicara, bebek bisa bicara, ulat bisa bicara, bukankah ini sebuah kebohongan? Mana ada komodo bisa bicara? … Ini semua adalah KEBOHONGAN”.

    Apakah anda sudah mempertimbangkan benar2 pendapat tersebut? Bagaimana halnya dengan ayat2 Qur’an di bawah ini:
    – al Isro’ [17] : 44. Langit yang tujuh, bumi dan semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada Allah. Dan tak ada suatupun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi kamu sekalian tidak mengerti tasbih mereka. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penyantun lagi Maha Pengampun.
    – an Naml [27] : 18-19
    18. Hingga apabila mereka sampai di lembah semut berkatalah seekor semut: Hai semut-semut, masuklah ke dalam sarang-sarangmu, agar kamu tidak diinjak oleh Sulaiman dan tentaranya, sedangkan mereka tidak menyadari”;
    19. maka dia tersenyum dengan tertawa karena (mendengar) perkataan semut itu. … dst.

    ya maksudnya berbicara dengan bahasa manusia. Lihat di atas dong mas, bacanya yg teliti.
    thayyib?

  7. bukankah kita semua diajari berbohong semenjak keluar dari kandungan… misalnya:
    – meminta permen atau kue tart, dan dijawab bahwa itu adalah pahit…
    – meminta mainan dan dijawab bahwa mainan itu adalah jelek…
    – meminta sesuatu yang dijawab dengan ‘besok’, namun sampai kita mampu membeli sendiri dari penghasilan, sesuatu itu urung dibelikan…

  8. abu rafi albugisy | Balas

    memang sudh sepantasnyalah kita mengintropeksi diri,sbelum kita berkta dan berbuat.namun apakh pak seto tau tnang kejujuran menurut pemahaman Salafussalih….banyk2 menuntut ilmu, pak seto agar anda bertmbah cerdas..barakallahu fiikum

  9. abu rafi albugisy | Balas

    mas arif bacanya yang bener,….yang dimaksud diatas adalah berbicara dengan bahasa manusia,bukan seperti sangkaan antum itu…thayyib?

  10. Hai..salam kenal..nama saya Kak Zepe.
    Saya juga punya sebuah blog tentang dunia anak2..
    Khususnya tentang lagu2 anak… (yang kian langka).
    Kalau mau tahu lebih lengkap, silakan bergabung di blog saya.
    Ada di

    http://lagu2anak.blogspot.com

    Sekalian ikut serta dalam mengembangkan lagu anak di tanah air yang kian merosot…
    Mohon dukungannya untuk mensukseskan gerakan ini.
    Salam cinta lagu2anak…

Tinggalkan komentar