Dai Sejuta Umat, Oh…


Dunia ini seolah berputar cepat. Tak terasa, 18 tahun berlalu begitu saja. Dulu, ketika usia remaja, aku lihat dia sosok yang hebat, orator ulung, dan pantas (pikirku waktu itu) untuk dijuluki sebagai Dai Sejuta Umat. Itu dulu. Sekarang, perputaran zaman, bergulirnya era reformasi, dan segudang lampu kerlap-kerlip zaman telah mengubah semuanya. Dia yang dulu berkoar-koar menantang, “Saya tidak ke mana-mana, tapi saya ada di mana-mana” begitu yakin terlontar dari lisannya yang cool. 

Itu dulu. Sekarang, Dai Sejuta Umat diterpa gosip. Tubuhnya yang semakin meninggi tidak tahan diterpa angin yang semakin kencang. Muncullah sosok wanita tak dikenal, ingin dikenal dan ingin populer menyaingi artis karbitan. Tak tahu motif apa yang menyuruhnya untuk membuka aib. Dia tak malu, dia tak canggung, dia maju terus dengan berita terkini. Hari berganti, berita berganti. Entah, itu mungkin sebab sang Dai Sejuta Umat mengasingkan diri, tak dijumpai di masjid, tak terlihat batang hidungnya, ucap warga tetangga sebelah.

Rasul yang mulia shallallahu ‘alaihi wassalam jauh-jauh hari telah memperingatkan umatnya akan bahaya fitnah harta dan wanita. Berhati-hatilah! Tapi kita sering lupa nasihat dan peringatan itu. Kita anggap angin lalu. Maka, silakan tunggu kebinasaanmu. Aku beristighfar, memohon ampun, mengadu kepada Rabbku. Semoga dibersihkan dosa-dosaku.

Diposting di bawah Artikel Islam.

7 responses

  1. mas…ga ada artikel yang lebih penting daripada gosip? esensi artikel anda apa? mau gosip itu benar atau tidak bukan urusan kita toh? cukuplah media masa yang berjibaku membahas itu sampai ujung dunia sekalipun…juru da’wah fungsinya menjelaskan agama dengan dalil yg sahih …gosip tdk usah diperpanjang di sini.

    buat berkaca mbak pada diri sendiri. bahwa kita tidak boleh menyukai seseorang secara berlebihan dan membenci seseorang secara berlebihan pula. dan nggak usah sewot kalau saya membicarakan orang yg dulu pernah ngetop dan saya pun suka dulunya.

    1. yang menyukai ‘da’i sejuta ummat’ secara berlebihan itu siapa? Darimana anda tahu klo saya sewot? Apakah anda melihat raut muka saya? Kata2 mana di tulisan saya yang menurut anda menunjukkan saya ini sewot? Anda subjektif sekali…bukan karena sosoknya yg saya permasalahkan tapi saya sedikit heran ikhwan sekaliber anda yang selama ini mengklaim di atas Quran & sunnah ternyata membahas GOSIP yang belum pasti kebenarannya…dan menurut saya kurang penting…apa bedanya blog ini dgn blog sebelah yg tdk punya landasan agama? Trus bagaimana dgn materi ghibah yang saya yakin anda sudah faham betul? bukankah mengungkapkan aib seseorg itu ada batasan2nya? Apakah pantas diungkapkan di forum umum? Apakah anda mengedepankan dalil dan penjelasan klo memang maksud anda ingin menyadarkan umat dari kejahilan & kemaksiatan? Apakah cara seperti ini dibenarkan menurut syariat Islam? dalil & penjelasannya klo benar…please…

      Tahu, siapa..:D Btw, menurut saya ini tidak menggosip. blog ini adalah blog pribadi dan tulisan yang ada di blog ini adalah apa yang menurut saya penting saya tulis. dan kritikan yang anda sampaikan bahwa tulisan saya tidak penting, bagi saya tidak masalah. dan kualitas blog tidak bisa dibandingkan dengan blog sebelah kiri dan kanan, masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangan. dan karena saya adalah seorang blogger dan saya menyukai apa yang saya tulis. ingat, saa tidak menyebut nama. jadi jangan tersingung.

      Jazakallah khayran atas niat & itikad baik anda agar saya berkaca…tapi ‘afwan ya…menurut saya sebelum anda menyuruh orang lain untuk berkaca sebaiknya anda berkaca terlebih dahulu…dan saya Insya Allah berusaha memegang manhaj Ahlu sunnah wal jama’ah/salafussaleh ini..dan terus terang dalam hal ini (artikel di atas) saya tidak sependapat dgn cara anda.

      Inilah yang disebut tersinggung. saya bilang untuk berkaca diri “buat berkaca mbak pada diri sendiri, bukan pada diri Anda” dan ini untuk diri saya dan tidak menyuruh Anda. Saya tidak ada urusan dg Anda. Seperti saya katakan bahwa blog ini adalah blog pribadi, isinya 90% mslh agama, yg lain bisnis, pengalaman pribadi, dll. Btw, saya belum menyinggung masalah tahdzir. Dan kalau komen masih lanjut, next time insya Allah saya akan kemukakan. So jika Anda tidak setuju atau tidak sependapat, itu urusan Anda. Setiap orang punya pendapat. Saya enjoy terhadap semua istilah. :peace:

      1. “dan nggak usah sewot kalau saya MEMBICARAKAN orang yg dulu pernah ngetop dan saya pun suka dulunya.”

        “menurut saya ini TIDAK MENGGOSIP” ..

        .membicarakan orang itu sama dgn menggosip bro.. sama dgn ghibah…
        huruf kapital di atas utk penekanan..bukan sewot lho…

        “ingat, saa tidak menyebut nama. jadi jangan tersingung.”…

        tanpa menyebut nama pun julukan ‘da’i sejuta umat’ itu tertuju pada satu nama..dan saya yakin mayoritas Muslim Indonesia tahu kepada siapa julukan itu melekat… dan sekali lagi saya nyatakan bhw saya tidak sewot, tersinggung, atau apapun istilahnya .. biasanya org sewot itu nulis pk tanda seru, huruf kapital… saya kan tidak…jadi saya heran darimana anda menyimpulkan saya tersinggung atau sewot…

        yang saya pertanyakan adalah maksud atau esensi tulisan Anda itu apa? Katanya bukan gosip tapi anda bilang : “dan nggak usah sewot kalau saya MEMBICARAKAN orang yg dulu pernah ngetop dan saya pun suka dulunya.”

        Saya menyayangkan sekali jika blog yang membawa2 nama ‘salafusshalih’ tidak konsisten dengan prinsip ‘salafusshalih’ itu sendiri..akibatnya alih2 umat mendapat pencerahan malah mereka melihat qudwah yang buruk dari orang salafi sendiri. Persepsi sebagian umat bahwa salafi hanya mencari-cari keburukan orang, merasa paling benar, -yang seharusnya dihilangkan- menjadi nyata dengan artikel anda ini…

        Saya menghargai kebebasan anda utk menulis apapun yang anda mau tapi jika anda KONSISTEN dengan landasan blog ini yaitu menyampaikan yang haq berdasarkan Quran & sunnah sesuai dgn pemahaman salafussaleh…ayo buktikan secara kaffah!

        1. oh maaf satu hal lagi…silakan saja anda klaim bahwa blog ini adalah blog pribadi…tapi perlu diingat bahwa blog ini berada di ranah publik dan siapapun bisa membaca blog anda…jadi menurut saya blog ini bukan bersifat pribadi lagi …

  2. mas anto yang baik,

    saya juga sepakat dengan nasihat dari mbak rihanna
    berkaca diri ga perlu bawa2 nama orang kok :-)
    dan juga … apakah ada garansi kalo kita ga akan terjerumus dng kesalahan yang sama?

    barokallahufyk

    ini siapa lagi? tulisan saya di atas ada menyebut nama? kok dibilang bawa2 nama orang.

    1. hmm… bener juga mas ini
      ga ada sebut nama orang …
      hebat euy !!
      permisi….

      1. Ya elah, udah tau kali mas Anto klo sebutan Da’i sejuta umat itu disematkan pada siapa.

        IMHO, perkara ini juga belum clear. Pun, Mas Anto nggak tau duduk permasalahan yang menimpa bagaimana. Bahan, kenapa orang yang dimaksudkan dengan da’i sejuta umat tersebut ‘menghilang’ juga Mas Anto kurang tau.

        Jadi, bila Mas Anto nggak tau…mendingan ga usah nulis ginian lah…

        Disematkan pada siapa? ente ya? Beda pendapat boleh, tp melarang orang menulis itu mslh tersendiri.

Tinggalkan komentar