Berikut ini adalah pembagian thabaqat (tingkatan-tingkatan) Ulama Fiqh yang paling berpengaruh didalam perkembangan Fiqh Islam, dari generasi Shahabat hingga generasi-generasi selanjutnya. Disadur dari kitab “Tasmiyah Fuqaha’ Al Amshor“, Karya Al Imam Ahmad bin Syu’aib bin ‘Ali Abu ‘Abdirrahman An Nasa’iy. Semoga sedikit banyaknya dapat memberi wawasan kepada thullabul ilmi secara khusus dan kaum muslimin secara umum akan perkembangan penyaduran ilmu Fiqh hingga sampai ketangan kita.
Dikabarkan kepada kami oleh Al-Hasan bin Rasyiiq, ia berkata diceritakan kepada kami Abu ‘Abdirrahman bin Syu’aib bin ‘Ali An-Nasa’iy, beliau berkata, “ Silsilah para Ahli Fiqh dibeberapa negeri dari kalangan para Shahabat Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam dan zaman seteleh mereka dari Ulama Madinah.
Fuqaha’ Madinah
‘Umar bin Al Khaththab
Zaid bin Tsabit
‘Abdullah bin ‘Umar
Dan ‘Aisyah – radhiallahu ta’ala ‘anhum –
Dari Thabaqat Ulama Tabi’in
Sa’id bin Al Musayyib
‘Urwah bin Az Zubair
Abu Salamah bin ‘Abdirrahman
‘Ubaidillah bin ‘Abdillah bin ‘Utbah
Sulaiman bin Yasaar
Kharijah bin Zaid bin Tsabit
Abu Bakr bin ‘Abdirrahman bin Al-Harist bin Hisyam
‘Ali bin Al-Husain
Al Qosim bin Muhammad bin Abi Bakr Ash-Shiddiq
Salim bin ‘Abdillah bin ‘Umar
Abu Ja’far Muhammad bin ‘Ali
‘Umar bin ‘Abdil ‘Azis
Dari Thabaqat setelah Ulama Tabi’in
‘Abdillah bin Yazid bin Hurmuz
Muhammad bin Muslim bin Syihab Az-Zuhri
Rabi’ah bin Abi ‘Abdirrahman
Abu Az-Zinad ‘Abdillah bin Dzakwan
Yahya bin Sa’id Al-Anshari
Dan Thabaqat setelah mereka :
Malik bin Anas
‘Abdil ‘Azis bin Abi Salamah Al-Majisyuun
Para Murid terkemuka Imam Malik dari Ulama Madinah :
‘Abdil Malik bin ‘Abdil Azis Al-Majisyuun
Fuqaha’ dari Ulama Mesir
‘Abdurrahman bin Al-Qasim
Asyhab bin ‘Abdil ‘Azis
Murid terkemuka ‘Abdullah bin ‘Abbas, dari Ulama Makkah :
‘Atha’
Thawus
Mujahid
Sa’id bin Jubair
Jabir bin Zaid
‘Ubaidillah bin ‘Abdillah bin ‘Utbah
Thobaqat setelah mereka :
‘Amr bin Dinar, dan selanjutnya
Ibnu Juraij
Sufyan bin ‘Uyainah, dan selanjutnya
Muslim bin Khalid Az-Zinjiy, dan ia tidaklah kuat dalam periwayatan hadist.
Sa’id bin Salim Al-Qaddah
Thabaqat setelah mereka :
Muhammad bin Idris Asy-Syafi’iy
Dan para murid terkemuka Asy-Syafi’iy :
Abu Ibrahim bin Yahya Al-Muzani
Abu Tsaur Ibrahim bin Khalid
Yusuf bin Yahya Al-Buwaithiy
Abul Walid Musa bin Abil Jaruud
‘Abdullah bin Az-Zubair Al-Humaidi
Fuqaha’ Kufah :
‘Ali bin Abi Tholib
‘Abdullah bin Mas’ud
Fuqaha dari Thabaqat Tabi’in :
‘Alqamah bin Qais
Al Aswad bin Yazid
‘Amr bin Syarahbiil Abu Maisarah
‘Abidah As-Silmaniy
Syuraih
Masruq bin Al-Ajda’
‘Abdullah bin ‘Utbah
Thabaqat setelah mereka :
‘Amir bin Syarahbiil
Ibrahiim An-Nakha’iy
Thabaqat setelah mereka berdua:
Al-Hakam
Hammad bin Abi Sulaiman, dan Al-Hakam yang terpercaya dalam riwayat hadis diantara mereka berdua.
Manshur bin Al-Mu’tamir
Al-Mughirah bin Maqsam
Thabaqat setelah mereka berdua :
Ibnu Syabramah
Ibnu Abi Laila Muhammad bin ‘Abdirrahman, dan ia tidaklah kuat dalam periwayatan hadist.
Abu Hanifah, dan ia tidaklah kuat dalam periwayatan hadist.
Thabaqat setelah mereka :
Sufyan bin Sa’id Ats-Tsauriy
Al-Hasan bin Shaleh bin Hayyi
Para murid Abi Hanifah :
Zufar bin Hudzail
Ya’qub bin Ibrahim Abu Yusuf Al-Qadhi
‘Afiyah bin Yazid
Asad bin ‘Amr
Para murid Sufyan Ats-Tsaury :
‘Abdullah bin Al-Mubarak
Waki’ bin Al-Jarrah
Abu Ishaq Ibrahim bin Muhammad Al-Fazariy
‘Abdurrahman bin Mahdi
Adh Dhahak bin Muzahim
Para Murid Al-Hasan bin Hayyi :
Humaid bin ‘Abdirrahman Ar Ruasiy
Yahya bin Adam
Fuqaha’ Ulama Bashrah :
Abu Musa Al-‘Asy’ariy
‘Imran bin Husain
Dari Thabaqat At-Tabi’in :
Humaid bin ‘Abdirrahman Al-Himyariy
Mutharrif bin ‘Abdillah Asy-Syukhair
Thabaqat setelah mereka :
Al-Hasan bin Abil Hasan Al-Bashriy
Muhammad bin Siriin
Jabir bin Zaid, dan telah kami sebutkan sebagai salah satu murid Ibnu ‘Abbas.
Abu Qilabah, dan nama beliau ‘Abdullah bin Zaid Al-Jarmiy
Thabaqat setelah mereka :
Ayyub As-Sikhtiyaniy
Yunus bin ‘Ubaid
‘Ustman Al-Buttiy
Thabaqat setelah mereka :
‘Ubaidillah bin Al-Hasan Al-Qadhiy
Hammad bin Zaid, dan ‘Abdurrahman bin Mahdi berkata tentang dirinya : “ Saya tidak mengetahui seorangpun yang lebih ‘alim tentang sunnah dari Hammad bin Zaid.
Dikabarkan kepada kami oleh ‘Ali bin Munir beliau berkata disampaikan kepada kami dari Al-Hasan bin Rusyaiq beliau berkata : berkata kepada kami An-Nasa’iy : “ Dan setelah Hammad bin Zaid , adalah Bisyr bin Al-Mufadhdhil.
Thabaqat setelah mereka :
Mu’adz bin Mu’adz Al-‘Anbariy
Muhammad bin ‘Abdillah Al-Anshariy
Thabaqat setelahnya :
Hilal bin Yahya Ar-Raiy
Fuqaha Ulama Syam
Mu’adz bin Jabal
‘Uwaimir Abu Darda’
Thabaqat setelahnya :
Makhul
Thabaqat setelahnya :
Sulaiman bin Musa
‘Abdurrahman bin ‘Umar Al-Auza’iy
Sa’id bin ‘Abdil ‘Azis
Fuqaha’ Ulama Mesir
‘Amr bin Al-Harist
Al-Laits bin Sa’ad
Thabaqat setelah mereka :
‘Abdurrahman bin Al Qasim
Asyhab bin ‘Abdil ‘Azis, dan telah kami sebutkan diantara murid Malik bin Anas.
Thabaqat setelah mereka :
Al-Harist bin Miskin
Muhammad bin ‘Abdillah bin ‘Abdil Hakam
Fuqaha’ Ulama Khurasan
Adh-Dhahak bin Muzahim, dan telah kami sebutkan diantara murid Ats-Tsauriy
An-Nadhr bin Muhammad Al-Marruziy
Ibrahim Ash-Shaigh, yang dibunuh oleh Abu Muslim
‘Abdullah bin Al-Mubarak, dan telah kami sebutkan diantara murid Ats-Tsauriy
Thabaqat setelah mereka :
Ahmad bin Hanbal
Ishaq bin Rahawaih
Yahya bin Aktsam
Murid terkemuka Al-‘Auza’iy :
‘Abdullah bin Al-Mubarak
Al-Walid bin Mazid. , lebih kami senangi ia dalam periwayatan hadistnya dari Al-‘Auza’iy dibandingkan Al Walid , beliau tidaklah melakukan kesalahan dan tidak juga mentadlis.
Murid terkemuka Ayyub :
Hammad bin Salamah, dan setelah beliau adalah ‘Abdul Warist.
Isma’il bin ‘Ulaiyyah
Murid terkemuka Hammad bin Salamah :
‘Abdurrahman bin Mahdi
Ibnul Mubarak
‘Abdul Wahhab Ats-Tsaqafiy, dan beliau “ ikhtilath “ – tercampur hafalannya, dan yang meriwayatkan sebelum itu maka riwayatnya jayyid.
Murid terkemuka Sa’id bin Abi ‘Arubah :
Yazid bin Zurai’
Sarrar bin Majsyar
Mush’ab bin Mahan, dan diriwayatkan dari Rawwad bin Al-Jarrah, bahwa Mush’ab tidaklah baik dalam periwayatan hadist, ia tidaklah menuliskan hadist dari Sufyan Ats-Tsauriy, lalu setelah itu ia mendatangi nya dan menuliskan apa yang telah ia dengarkan dan juga yang ia tidak dengarkan darinya. Sedangkan Rawwad sendiri juga “ ikhtilath “, dan saya tidak tahu apakah ia mengatakannya setelah ia ikhtilath ataukah sebelumnya. Wallahu A’lam.
oleh Ust. Riskhy Abu Yahya al-Atsary
Sumber: http://www.pondoksantri.com/blog/?p=20#more-20