Mengapa Kalian Rampas Akhwatnya Jika kalian benci Manhajnya; Bantahan terhadap Ibnu Abdul Muis Ikhwani (Bagian 4)


Berputar di antara kebodohan, kebencian dan kebohongan

( sebuah catatan atas cerpen ” Mengapa Kalian Rampas Akhwatnya

Jika Kalian Benci Terhadap Manhajnya ” )

Oleh : Abu Ibrahim Abdullah Bin Mudakir Al Jakarty

Lanjutan bantahan bagian 4

——————————

Cerpen :

“Assalamu’alaikum”, tiba-tiba terdengar suara dari arah pintu.

“Wa’alaikum salam ustadz. Ana fikir ustadz sudah pulang. Afwan, kita terlalu rame ya?” jawabku spontan atas sapaan salam ustadz Azri, ketua DPC kami yang tiba-tiba keluar dari balik pintu secretariat.

“Hemm… afwan dari tadi ana mencuri-curi dengar sambil senyum di dalam,” selorohnya pada kami sambil ikut duduk di bangku bambu tepat di sebelah kiriku. “Sepertinya seru juga diskusinya,” lanjutnya lagi,”Memang tidak ada habisnya kalau membicarakan salafy”. Aku cuma senyum, agak sedikit malu karena kesewotanku didengar beliau.

“Begini akhi, apa yang sudah akhi Ridwan katakan itu benar, akhwat tarbiyah itu memang super. Tapi kalau mereka kurang stock akhwat ana juga nggak yakin. Apalagi kalau alasannya seperti yang antum omongin tadi. Yang pasti, kemungkinan alasannya, ini pun baru menurut ana loch. Karena seorang yang telah tarbiyah dan telah mengikuti amal jama’i di dalam jamaah ini, yang telah tahu karaktristik manhaj ini dengan baik dan mendalam, selalu berhusnudzan terhadap qiyadah, pasti telah memiliki pondasi yang bagus tentang keislaman mereka. Mulai dari Al-Qur’an dan ulumul Qur’an, Hadist dan ulumul hadits, Aqidah Islam, Fiqih, Sirah, akhlaq, kepribadian muslim, dan lain sebagainya. Belum lagi ditambah dengan materi-materi yang berhubungan dengan pengembangan diri mereka, seperti bagaimana mengelola waktu, bagaimana berkomunikasi efektif, managemen organisasi, urgensi kaderisasi dan lain-lain.

Tak ketinggalan sampai kepada pembahasan dakwah dan pemikiran islam serta materi yang membahas social kemasyarakatan.”

“Intinya mah tinggal poles dikit gitu ya ustadz?”, timpalku lurus.

Ustadz Azri cuma senyum denger ucapanku, “Itupun baru tarbiyah tingkat pemula loch

Maka Kita Katakan

Duh…., jauh sekali ustadz dengan kenyataannya, walau sudah ditarbiyah bertahun-tahun masalah yang paling pokok saja mereka tidak tahu, Allahu Mustaa’an, apalagi mengetahui ilmu Al Qur’an, bagaimana, mereka mengetahui ilmu Al Qur’an kalau secara umum murobbi mereka menafsiri Al Qur’an semaunya, menurut akalnya, karena mereka tidak ihtimam (memberikan perhatian yang sangat) kepada Ilmu Al Qur’an Dan As-Sunnah, mereka sibuk dengan berita, politik dan yang lain. Mereka tidak tahu kalau Al Qur’an itu harus ditafsiri dengan Al Qur’an atau dengan sunnah atau dengan perkataan sahabat dan tabiin atau dengan lughah (bahasa) (silahkan lihat penjelasan ini di Ushulut Tafsir Ibnu Utsimin), apalagi ilmu hadist, orang para ustadz dan murobinya saja ngga ihtimam bagaimana mad’unya, minimal mereka tahu perbedaan antara hadist shahih dan dhaif dan memberikan perhatian kepadanya didalam ilmu amal dan dakwahnya, Ini yang tidak ada di jamaah ikhwanul muslimin, walau sudah tahunan ditarbiyah. Sampai perkara aqidah saja mereka lalaikan, sudah tahunan ditarbiyah ditanya Allah berada dimana, ngga bisa jawab dengan benar, pengertian tauhid dan pembagiannya saja ngga tahu. Apalagi fiqih begitu juga sirah yang shahih (yang benar) mereka jauh darinya. Kalau akhlaq, dengan melalaikan tauhid dari pengilmuan menyebabkan mereka terjatuh kepada pelanggaran tauhid apakah bisa dikatakan mempunyai akhlaq yang baik kepada Allah, terjatuh nya mereka kepada bidah partai, maulud dan tidak I’tibanya mereka dalam berdakawah menunjukkan akhlaq mereka kepada Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassalam perlu dibenahi, tasyabuhnya mereka dengan orang kafir dengan berdemokrasi dan demostrasi, begitu juga sering nyanyi ala sufiyah (nasyid –baca) bahkan dengan membuat konser nasyid menunjukkan jauhnya mereka dari kepribadian seorang muslim. Inilah buah dari tarbiyah ikhwani.

Adapun yang berkaitan dengan mengelola waktu, apakah bagi kalian baiknya seseorang dalam mengelola waktu dengan membagi, waktu untuk demonstarsi, waktu untuk bernasyid, waktu untuk berkampanye dengan melalaikan dari ilmu dan kewajiban agama lainnya. Inalillahi wainailahi Rajiuun

Cerpen :

Kalau seluruh kader sabar dalam halaqahnya, pasti mereka menjadi muslim mandiri. Tidak malas-malasan. Kritis. Rajin menghadiri kajian Islam. InsyaAllah, mereka jadi kader sejati, yang tidak mudah terombang-ambing.”

Maka kita katakan :

Orang yang tidak ditarbiyah dengan Al-Qur’an dan As Sunnah dengan pemahaman salafush shalih adalah orang yang paling mudah terombang ambing.Sebagaimana Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassalam bersabda : “Aku tinggalkan bagi kalian, jika kalian berpegang teguh diatasnya kalian tidak akan tersesat setelahku, yaitu kitabullah dan sunnahku “ (HR. Hakim dishahihkan Oleh Syaikh Al Al Bani )

Berkata Syaikh Abdullah Bin Muhammad Bin Husain An Najmi : ” Dan sesungguhnya pokok kesesatan ikhwanul muslimin dan selainnya dari manhaj-manhaj dakwah adalah disebabkan jauhnya dari kitabullah, sunnah Rasulullah Shalallahu “Alaihi Wassalam dan dari petunjuk salaful ummah serta mengikuti hawa ” ( Jam’u Sataat fiima Kutiba ‘anil ikhwaani Minal Mulaahadhoot, Syaikh Abdullah Bin Muhammad An Najmy : 98, Taqdim Syaikh Ahmad An Najmi Rahimahullah )

Wahai… Ibnu Abd Muis lihatlah para tokoh kalian terombang ambing dalam kesesatan, seperti Hasan Al Bana tersesat didalam kelamnya kesyirikan dan bidah ketika dia mengucapkan bahwa nabi Muhammad dapat mengampuni dosa diacara maulud, kesesatan selainnyapun dia lakukan, Sayid Quthub tenggelam di kelamnya kesesatan pemahaman takfir sebagaimana yang dikatakan oleh para tokoh mereka sendiri, adapun Said Hawa teracuni bidahnya tasawuf, kalau Qardawi teracuni oleh kesesatan demokrasi, membolehkan musik, gambar dan lainnya.

Cerpen :

“Oh, gitu ya ustadz”, tanyaku takjub, “Loch, lantas kenapa orang-orang Salafy yang ana temui, sebagian besarnya bercerita bahwa mereka mantan tarbiyah,” timpalku lebih lanjut.

Maka aku katakan :

Termasuk ana mantan tarbiyah, Al hamdulillah ana keluar dari ikhwanul Muslimin dan mengenal manhaj salaf. Semoga Allah memberikan keistiqamahan kepada ana dan semoga Allah selalu memberikan taufiq kepada ana dan seluruh ahlus sunnah untuk memperingatkan ummat dari kesesatan jama’ah ikhwanul muslimin dan dari kesesatan jama’ah yang lainnya ikhlas mencari keridhaan Nya semata.

Cerpen :

“Coba dech, antum perhatikan. Sebagian mereka, apakah mantan tarbiyah, atau mantan Jamaah Tabligh atau mantan jamaah lainnya. Pasti ceritanya selalu tentang kekurangan. Ya, merekalah orang-orang yang selalu melihat kekurangan yang dimiliki orang lain

Maka kita katakan :

Bukan kekurangannya tapi kesesatannya, wajib bagi kita yang memiliki kemampuan untuk menjelaskan kesesatan ikhwanul muslimin, jama’ah tabligh, hizbut tahrir dan yang lainnya sebagai nasehat untuk umat.

Dari Abu Ruqayah Tamiim Bin Aus Ad-Daari bahwa Nabi Shalallahu ‘Alaihi Wassam bersabda : ” Agama adalah nasehat ” kami (para sahabat) berkata untuk siapa wahai Rasulullah, Rasulullah berkata : untuk Allah, Rasul Nya kitabNya, para pemimpin kaum muslimin dan kaum muslimin seluruhnya “ (HR. Muslim)

Cerpen :

Mereka belum paham karakteristik dari tarbiyah itu sendiri

Maka kita katakan

Perkataan ini sangat cocok dialamatkan untuk kalian yang tidak paham dan memberikan perhatian terhadap inti dakwah para Rasul, yaitu mendakwahkan kepada tauhid dan memperingatkan ummat dari perbuatan syirik, kepada perkara inilah serta syariat yang lainnya ummat ditarbiyah. Sebagaimana Allah Ta’ala berfirman

وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِي كُلِّ أُمَّةٍ رَسُولًا أَنِ اُعْبُدُوا اللهَ وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوتَ

” Dan sunnguh, Kami telah mengutus seorang Rasul untuk setiap ummat (untuk mendakwahkan) sembahlah Allah dan jauhilah thagut “ ( Qs. An Nahal : 36 ) Berkata Syaikh ‘Al ‘Alaamah Shaleh Al Fauzan Hafidzahullah : ” Faedah yang dapat diambil dalam ayat ini bahwasannya hikmah dari diutusnya para Rasul adalah dakwah kepada tauhid dan melarang dari perbuatan syirik “ ( Al Mulakhos Syarh Kitab Tauhid : 11 )

Lihat wahai Ibnu Abd Muis….., kepada tauhid bukan kepada demostrasi bukan kepada pemahaman khawarij, bukan kepada nasyid bid’ah ala sufiyah, partai, cerpen fiksi, perkataan para politikus dan hal yang tidak bermanfaat lainnya.

Cerpen :

Mereka adalah orang-orang yang tidak shabar

Maka kita katakan

Keshabaran adalah dengan mentaati Allah dan Rasul Nya, dengan meniti jalan yang telah digariskan oleh Allah dan Rasul Nya didalam ilmu amal dan dakwah, Al Hamdulillah salafi insya Allah orang yang shabar karena mereka berpegang teguh terhadap Al Qur’an dan As Sunnah atas pemahaman salafus shalih didalam ilmu, amal dan dakwah. Karena kami yakin tidak akan jaya ummat ini kecuali dengan apa yang menjadikan umat dahulu menjadi jaya, yaitu dengan berpegang teguh kepada Al-Qur’an dan As Sunnah diatas pemahaman mereka. Ihtiman dengan dakwah tauhid dan memperingatkan ummat dari perbuatan syirik, berpegang teguh kepada sunnah dan memperingatkan ummat dari perbuatan bidah dan maksiat, dan istiqamah dalam ketaatan dan manhaj yang haq ini. Adapun kalianlah wahai ikhwanul muslimin yang tidak shabar. Sehingga berdakwah dengan menyelishi manhaj nubuwah dengan anggapan lebih cepat mencapai kepada keberhasilan dan kejayaan yang akhirnya berujung kepada pembantaian ikhwanul muslimin dialjazair, mesir akibat pembrontakan yang dilakukan oleh ikhwan kalian di negara tersebut.

Cerpen :

Mereka adalah orang-orang yang selalu membutuhkan motivasi dari luar. Mereka adalah orang-orang yang tidak mau mengembangkan ilmu mereka dengan potensi yang mereka miliki untuk berkontribusi kepada umat

Maka kita katakan

Al Hamdulillah salafi sibuk dengan dakwah tauhid, memperingatkan ummat dari kesyrikakan dan dari bid’ah serta dari maksiat dengan lisan dan perbuatan mereka, Insya Allah ini adalah kontribusi salafi kepada ummat, adapun kalian apa kontribusi kalian kepada ummat, kalian ajak ummat berdemontrasi, kalian ajak ummat untuk membenci pemerintah, kalian ajak ummat berpartai, kalian ajak ummat untuk bernyanyi dengan konser nasyid kalian….!!!

Lihatlah kontribusi kalian kepada umat, pembantaian yang dilakukan pemerintah akibat pembrontakan partai FIS di Aljazair.

Lihatlah apa yang terjadi dimesir, pembantaian yang dilakukan pemerintah akibat pembrontakan yang dilakukan oleh ikhwanul muslimin di mesir ribuan kaum muslimin jadi korban inilah kontribusi ikhwanul muslimin kepada ummat.

Demi Allah wahai Ahlu Sunnah jika kalian perduli terhadap ummat ini dakwahkan ummat ini kepada tauhid dan peringatkan dari perbuatan syirik, serta peringatkan ummat ini dari kesesatan jamaah ikhwanul muslimin dan jama’ah jama’ah sesat lainnya

Cerpen :

Tapi saksikanlah akhi. Mereka hanya akan ghirah di awal. Mereka tidak akan bertahan lama. Karena hanya sebagian kecil saja dari mereka yang memiliki jiwa ikhlas seperti Abu Zainuddin” jelas Ridwan panjang lebar

Maka kita katakan

Berkata Syaikh Al ‘Alaamah Muhammad Bin Shaleh Al Utsaimin Rahimahullah : ” Ikhlas kepada Allah maknanya adalah : Seseorang memaksudkan amal ibadahnya dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah dan dalam rangka mencapai kebahagian di negeri akherat ” (Syarh Al Ushulus Sittah : 112) maka wajib bagi kita untuk selalu mengikhlaskan ibadah hanya untuk Allah semata didalam ibadah kita dan didalam amar ma’ruf nahi mungkar kita dan didalam menjelaskan ummat tentang kesesatan jamaah ikhwanul muslimin. Tidak seperti Abu Zainuddin dan yang semisalnya yang diam seribu bahasa terhadap kesesatan jamaah ikhawnul muslimin, bahkan bermesraan dengan jamaah ini. Tidaklah sebuah alamat dari keikhlasan seseorang dengan diamnya terhadap kesesatan jamaah ikwanul muslimin atau jama’ah sesat lainnya. sama sekali tidak…!!!

Cerpen

“Sudah akhi Ridwan jangan diteruskan. Tidak baik akhi, ada baiknya kalau kita selalu berusaha untuk membersihkan hati kita” pinta ustadz Azri berusaha memutus penjelasan Ridwan

Maka kita katakan

Benar kita harus selalu berusaha sepanjang hidup kita membersihkan hati kita sebagaimana Allah T’ala berfirman

قَدْ أَفْلَحَ مَنْ زَكَّاهَا

” Sungguh beruntunglah orang-orang yang mensucikan diri “ ( Qs. As Syams : 9 )

Berkata Syaikh Al ‘Alaamah Abdurrahman As Sa’di Rahimahullah : ” yaitu membersihkan dirinnya dari dosa-dosa dan mensucikannya dari kejelekan-kejelekan dan memperbaikinya dengan ketaatan kepada Allah dan meninggikan dengan ilmu yang bermanfaat dan amal shalih( Tafsir Karimur Rahman pada ayat ini )

Dan cara yang benar menurut Al Quran dan As Sunnah dengan pemahaman salafus shalih didalam membersihkan hati kita, didalam mentazkiyah diri kita adalah dengan melaksanakan perintah Allah dan menjauhi larangannya dari kesyirikan, bid’ah, kesesatan dan maksiat, diantara salah satu sarana membersihkan hati kita adalah dengan memperingatkan ummat dari kesesatan karena Allah dan diantara kesesatan adalah manhaj jamaah Ikhwanul Muslimin.

Cepen

“Antum sendiri sudah sampai mana materi halaqahnya,” tanya ustadz Azri, ketua DPCku tiba-tiba.

“Ups!”, agak kaget. “Hik..hik.. ana baru enam bulan ustadz, baru juga masuk materi akidah tauhid,” jawabku malu sambil cengengesan.

Maka kita katakan

Berkata Syaikh ‘Al ‘Alamah Abdul Aziz Bin Baaz Rahimahullah : ” Harokah Ikhwanul Muslimin telah dikritik oleh para ahlul ‘ilmi yang mu’tabar (terkenal) dikarenakan mereka tidak memperhatikan masalah da’wah kepada tauhid dan mengingkari syirik serta bid’ah. Mereka mempunyai cara tersendiri yang mengurangi semangat dalam dakwah kepada tauhid, dan tidak mengarahkan kepada aqidah yang shahih yang dimana dakwah ahlus sunnah berada diatasnya. Maka sewajibnya bagi Ikhwanul Muslimin untuk memperhatikan da’wah Salafiyah da’wah kepada tauhid, mengingkari ibadah kepada kubur-kubur, ketergantungan kepada orang mati dan meminta pertolongan kepada orang-orang yang sudah mati seperti Hasan, Husein, Badawi dan sebagainya.Wajib bagi mereka untuk mempunyai perhatian kepada perkara yang paling pokok ini, dengan makna Laa Ilaaha Illallah Karena inilah pokok agama dan sesuatu yang pertama kali didakwahkan oleh Nabi Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam di kota Mekkah berdakwah kepada tauhid kepada makna Laa ilaaha illallah, banyak dari kalangan ahlu ilmi (ulama –penj) mengkritik ikhwanul muslimin dalam permasalahan ini. Yaitu tidak adanya semangat dalam berdakwah kepada mentauhidkan Allah dan mengikhlaskan ibadah kepadanya. Dan mengingkari apa yang dilakukan orang-orang bodoh dari ketergantunagn kepada orang mati dan memohon pertolongan kepadanya, bernadzar dan menyembelih kepada mereka, yang merupakan perbuatan syirik besar. Demikian juga mereka dikritik dengan tidak adanya perhatian kepada sunnah, kepada hadist yang mulia dan apa – apa yang salaful ummah berada diatasnya dari hukum-hukum syariat “ ( sebagaimana dalam majalah Al-Majalah edisi 806, dinukil dari Jam’u Sataat fiima Kutiba ‘anil ikhwaani Minal Mulaahadhoot, Syaikh Abdullah Bin Muhammad An Najmy : 21 ) Maka kalau kita lihat potret ikhwanul muslimin di indonesia sangat jelas sekali akan kelalaian mereka terhadap dakwah para Rasul. Coba kita tengok majalah sabili yang menjadi corong dakwah mereka puluhan tahun telah terbit apakah ada materi yang membahas masalah aqidah atau tauhid, puluhan tahun telah terbit untuk mendapatkan satu artikel tauhid saja kita akan kesulitan mendapatkanya dari majalah sabili tersebut, kalau bukan pelalaian terhadap dakwah para Rasul apa namanya ini, belum lagi majalah yang lain An Nida atau Tarbawi atau yang lainnya…!!!!, coba kita tengok di ceramah – ceramah mereka atau di kaset kaset atau mereka dikampanye – kampanye mereka adakah yang membahas keberadaan Allah diatas langit adakah yang membahas menyembelih untuk selain Allah hukumnya syirik, adakah yang membahas hukum mempercayai ramalan bintang atau sekedar kajian politik atau kajian yang tercampur dengan berbagai syubhat dalam aqidah atau dalam manhaj dan yang lainnya dengan melalaikan dakwah tauhid…!!!! itulah mereka melalaikan dakwah para Rasul.

Cerpen

“Ya, kalau boleh dibilang anak ingusan di tarbiyah githu… hehehe…,” ujarku berusaha membela diri.

Maka kita katakan

Itulah engkau wahai Ibnu Abd Muis anak ingusan, sebagaimana kata dirimu sendiri, lebih baik engkau belajar Dien yang shahih dengan pemahaman yang benar dari pada nulis cerpen yang ngga karuan seperti ini, tanpa didasari ilmu dan keadilan. Allah Ta’ala berfirman

وَلا تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ إِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُوْلَئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْئُولًا

” Dan janganlah kamu mengikuti sesuatu yang tidak kamu ketahui, karena pendengaran, penglihatan dan hati nurani semua itu akan diminta pertanggungjawabannya “ (Qs. Al Isra : 36 )

Rasulullah bersabda ” Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir berkatalah yang baik atau diam “ (HR. Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairoh Radiyallahu ‘Anhu )

Sumber: http://tauhiddansyirik.wordpress.com/2009/06/24/mengapa-kalian-rampas-akhwatnya-jika-kalian-benci-manhajnya/

Tinggalkan komentar