Khutbah Jumat: Melawan Terorisme


بسم الله الرحمن الرحيم

KHUTBAH ‘IEDUL FITHRI 1426 H
Masjid Fatahillah Depok

Oleh: Al-Ustadz Jafar Salih

الحمد لله الذي رفع الإسلام بالجهاد في سبيله، وشرعه للموحدين المتبعين لنصرة دينه، ووعدهم العز والنصر والتمكين لمن أخلص واتبع في تطبيقه، أحمده سبحانه وأشكره وأسأله العفو يوم يقوم الناس لرب العالمين. وأشهد ألا إله إلا الله وحده لا شريك له إله الأولين والآخرين، وهو القائل في تنزيله {وَلَيَنْصُرَنَّ اللَّهُ مَنْ يَنْصُرُهُ إِنَّ اللَّهَ لَقَوِيٌّ عَزِيزٌ الَّذِينَ إِنْ مَكَّنَّاهُمْ فِي الْأَرْضِ أَقَامُوا الصَّلاةَ وَآتَوُا الزَّكَاةَ وَأَمَرُوا بِالْمَعْرُوفِ وَنَهَوْا عَنِ الْمُنْكَرِ وَلِلَّهِ عَاقِبَةُ الْأُمُورِ}، وأشهد أن سيدنا ونبينا محمداً عبده ورسوله خير المرسلين المبعوث بالحق المبين، صلى الله وسلم عليه وعلى آله وصحبه وإخوانه القادة الميامين والغر المحجلين .

أما بعـد :

Tidak diragukan lagi bahwa terorisme di zaman ini telah menjadi isu besar yang menyibukkan semua orang sampai kepada jajaran pemerintahan. Dan negeri-negeri Islam mengalami nasib yang sama dalam hal ini. Semuanya mendapat bagian dari serangan aksi teror walau dengan skala yang berbeda. Bahkan aksi tersebut juga menimpa negeri dua tanah suci, Saudi Arabia!!

Sungguh tragis memang, aksi dan serangan pengecut yang banyak memakan korban manusia yang tidak berdosa, orang tua kehilangan anaknya, istri kehilangan suaminya, justru diberi lebel jihad dan bom bunuh diri dibela dengan disebut bom syahid, seperti yang sering dikampanyekan sebagian majalah-majalah Islami yang banyak beredar. Dan lebih tragis lagi para pecundang tersebut justru digelari sebagai syuhada’…fa hasbunallahu wani’mal wakiil.

Ketahuilah bahwa jihad di dalam Islam adalah amalan yang paling mulia, bahkan Nabi r menyebutnya sebagai “Dzirwatu Sanaamil Islam” puncak tertinggi ajaran Islam atau panjinya Islam. Ayat-ayat serta hadits yang memerintahkan dan menjelaskan keutamaan-keutamaan jihad banyak. Dan cukup menjadi keutamaan bagi jihad, bahwa ia adalah sunnahnya para Nabi dan Rasul sejak sebelum datangnya Nabi Muhammad r, bahkan jihad fi sabilillah adalah agama Nabi Ibrahim Alaihissalam yang Nabi kita r diperintahkan untuk mengikutinya

{ثُمَّ أَوْحَيْنَا إِلَيْكَ أَنِ اتَّبِعْ مِلَّةَ إِبْرَاهِيمَ حَنِيفاً وَمَا كَانَ مِنَ الْمُشْرِكِينَ} (النحل:123)

“Kemudian Kami wahyukan kepadamu (Muhammad):”Ikutilah agama Ibrahim seorang yang hanif”. Dan bukanlah dia termasuk orang-orang yang mempersekutukan Rabb”. (Qs. An-Nahl: 123)

Allah I berfirman,

{وَجَاهِدُوا فِي اللَّهِ حَقَّ جِهَادِهِ هُوَ اجْتَبَاكُمْ وَمَا جَعَلَ عَلَيْكُمْ فِي الدِّينِ مِنْ حَرَجٍ مِلَّةَ أَبِيكُمْ إِبْرَاهِيمَ هُوَ سَمَّاكُمُ الْمُسْلِمِينَ مِنْ قَبْلُ} (الحج:78)

“Dan berjihadlah kamu di jalan Allah dengan jihad yang sebenar-benarnya. Dia telah memilih kamu dan Dia sekali-kali tidak menjadikan untuk kamu dalam agama suatu kesempitan. (Ikutilah) agama orang tuamu Ibrahim. Dia (Allah) telah menamai kamu sekalian orang-orang muslim dari dahulu”. (QS. 22:78). Demikianlah Allah I syariatkan jihad kepada kita dalam agama Ibrahim yang mudah ini.

Dan Jihad juga ada pada syari’at Musa Alaihissalam, seperti yang dikisahkan Allah I di dalam Al Qur’an, yaitu tatkala Musa Alaihissalam berkata kepada kaumnya,

{يَا قَوْمِ ادْخُلُوا الْأَرْضَ الْمُقَدَّسَةَ الَّتِي كَتَبَ اللَّهُ لَكُمْ وَلا تَرْتَدُّوا عَلَى أَدْبَارِكُمْ فَتَنْقَلِبُوا خَاسِرِينَ} (المائدة:21)

“Hai kaumku, masuklah ke tanah suci (Palestina) yang telah ditentukan Allah bagimu, dan janganlah kamu lari kebelakang (karena kamu takut kepada musuh), maka kamu menjadi orang-orang yang merugi”. (Qs. Al Maidah: 21)

Demikian pula bani israil sepeninggal Musa Alaihissalam, jihad juga ajaran yang disyariatkan pada mereka, Allah I berfirman,

{أَلَمْ تَرَ إِلَى الْمَلأِ مِنْ بَنِي إِسْرائيلَ مِنْ بَعْدِ مُوسَى إِذْ قَالُوا لِنَبِيٍّ لَهُمُ ابْعَثْ لَنَا مَلِكاً نُقَاتِلْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ قَالَ هَلْ عَسَيْتُمْ إِنْ كُتِبَ عَلَيْكُمُ الْقِتَالُ أَلَّا تُقَاتِلُوا قَالُوا وَمَا لَنَا أَلَّا نُقَاتِلَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَقَدْ أُخْرِجْنَا مِنْ دِيَارِنَا وَأَبْنَائِنَا فَلَمَّا كُتِبَ عَلَيْهِمُ الْقِتَالُ تَوَلَّوْا إِلَّا قَلِيلاً مِنْهُمْ وَاللَّهُ عَلِيمٌ بِالظَّالِمِينَ} (البقرة:246)

“Apakah kamu tidak memperhatikan pemuka-pemuka Bani Israil sesudah Nabi Musa ketika mereka berkata kepada seorang nabi mereka, “Angkatlah untuk kami seorang raja supaya kami berperang (di bawah pimpinannya) di jalan Allah.” Nabi mereka menjawab, “Mungkin sekali jika kamu nanti diwajibkan berperang, kamu tidak akan berperang.” Mereka menjawab, “Mengapa kami tidak mau berperang di jalan Allah, padahal sesungguhnya kami telah diusir dari kampung halaman kami dan dari anak-anak kami?” Maka tatkala perang itu diwajibkan atas mereka, merekapun berpaling, kecuali beberapa orang saja di antara mereka. Dan Allah Maha Mengetahui orang-orang yang zalim”. (Qs. Al Baqarah: 246)

Dan Allah I juga mengabarkan tentang kisah Nabi Sulaiman Alaihissalam bersama Bilqis Raja Saba’, tatkala ia berkata kepada utusannya,

{ارْجِعْ إِلَيْهِمْ فَلَنَأْتِيَنَّهُمْ بِجُنُودٍ لا قِبَلَ لَهُمْ بِهَا وَلَنُخْرِجَنَّهُمْ مِنْهَا أَذِلَّةً وَهُمْ صَاغِرُونَ} (النمل:37)

“Kembalilah kepada mereka sungguh Kami akan mendatangi mereka dengan balatentara yang mereka tidak kuasa melawannya, dan pasti kami akan mengusir mereka dari negeri itu (Saba) dengan terhina dan mereka menjadi (tawanan-tawanan) yang hina dina”. (Qs. An-Naml: 37)

Ini semua merupakan dalil bahwa jihad adalah syari’at yang sudah ada pada ummat-ummat terdahulu.

Lantas apa hikmahnya disyariatkan jihad? Allah I syariatkan jihad karena Dialah I Yang menciptakan setiap makhuluk untuk beribadah kepada-Nya, dan Dia pula I yang menanggung rizki setiap mereka, Allah I berfirman,

{وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْأِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ} (الذريات:56)

“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku”. (Qs. Adz-Dzariyaat: 56)

{وَمَا مِنْ دَابَّةٍ فِي الْأَرْضِ إِلَّا عَلَى اللَّهِ رِزْقُهَا وَيَعْلَمُ مُسْتَقَرَّهَا وَمُسْتَوْدَعَهَا كُلٌّ فِي كِتَابٍ مُبِينٍ} (هود:6)

“Dan tidak ada suatu binatang melatapun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezekinya, dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya. Semuanya tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh)”. (Qs. Hud: 6)

Dan tatkala ada dari sebagian hamba-hamba-Nya yang menolak taat kepada-Nya dan sombong dari beribadah kepada-Nya, padahal ibadahlah tujuan diciptakannya mereka, maka Allah I menghukum mereka. Dan pada ummat-ummat terdahulu apabila mereka bermaksiat dan tidak mau tunduk kepada Nabi-nya, Allah I hukum mereka dengan adzab yang membinasakan mereka, seperti yang menimpa kaum Nuh, ‘Ad dan Tsamud dan kaum-kaum setelah mereka, dan tidak ada yang selamat kecuali orang-orang yang beriman dengan Nabinya.

Kemudian setelah itu Allah I mensyariatkan jihad sebagai ganti dari adzab yang ditimpakan secara merata. Allah I syariatkan jihad sebagai hukuman bagi orang-orang kafir yang menolak untuk beribadah kepada Allah I. Sehingga jadilah jihad fi sabilillah diantara sunnah para Nabi sejak kurun yang pertama sampai datangnya Nabi kita Muhammad r, yang membawa rahmat bagi seluruh alam, dan diantara rahmat dan tuntunannya, adalah jihad fi sabilillah dengan sebenar-benarnya jihad dalam rangka menegakkan kalimatullah, menghilangkan kesyirikan, kekufuran, dan memurnikan agama itu sebagai miliki Allah I semata.

بُعِثْتُ بِالسَّيْفِ حَتىَّ يُعْبَدَ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ

“Aku diutus dengan pedang sampai Allah I satu-satunya yang diibadahi, tidak ada sekutu bagi-Nya” HR Muslim dari Jabir Radhyallahu ‘anhu.

Inilah hikmah disyariatkannya jihad, yaitu agar manusia beribadah kepada Allah I semata. Bukan maksud disyariatkannya jihad memperluas kekuasaan, atau mencari rampasan perang, atau membunuhi manusia, oleh karena itu, tatkala mereka bertaubat, menerima Islam sebagai ajarannya mereka tidak diperangi,

{فَإِنْ تَابُوا وَأَقَامُوا الصَّلاةَ وَآتَوُا الزَّكَاةَ فَخَلُّوا سَبِيلَهُمْ إِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ رَحِيمٌ}(التوبة: 5)

“Jika mereka bertaubat dan mendirikan shalat dan menunaikan zakat, maka biarkan mereka pergi. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”. (Qs. At-Taubah: 5)

Ketahuilah bahwa jihad melawan musuh dari dalam, hawa nafsu kita, kebodohan terhadap agama yaitu dengan cara menuntut ilmu dan mengamalkannya, lebih didahulukan daripada jihad melawan musuh dari luar, karena barangsiapa yang tidak berjihad melawan dirinya terlebih dahulu untuk mengerjakan yang diperintahkan kepadanya dan meninggalkan hal-hal yang dilarang darinya, dan memerangi hawa nafsunya fi sabilillah, tidak akan mampu memerangi musuh yang berada di luar. Bagaimana ia dapat memerangi musuhnya dan menang darinya sedangkan musuhnya yang ada di dalam dirinya telah mengalahkan dan berhasil menguasainya.

Demikianlah jihad dengan ilmu, memerangi hawa nafsu dan kebodohan serta pembangkangan kita terhadap aturan-aturan Allah I lebih didahulukan dari yang lainnya. Dengan inilah ummat ini kembali meraih kejayaannya,

{وَعَدَ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ لَيَسْتَخْلِفَنَّهُمْ فِي الْأَرْضِ كَمَا اسْتَخْلَفَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ وَلَيُمَكِّنَنَّ لَهُمْ دِينَهُمُ الَّذِي ارْتَضَى لَهُمْ وَلَيُبَدِّلَنَّهُمْ مِنْ بَعْدِ خَوْفِهِمْ أَمْناً يَعْبُدُونَنِي لا يُشْرِكُونَ بِي شَيْئاً وَمَنْ كَفَرَ بَعْدَ ذَلِكَ فَأُولَئِكَ هُمُ الْفَاسِقُونَ} (النور:55)

Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman diantara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan merobah (keadaan) mereka, sesudah mereka berada dalam ketakutan menjadi aman sentausa. Mereka tetap menyembah-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku. Dan barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang yang fasik”. (Qs. An-Nur: 55)

Lemahnya ummat Islam dan berkuasanya orang-orang kafir terhadap kaum muslimin, hanyalah disebabkan dosa-dosa kaum muslimin sendiri yaitu akibat keberpalingan mereka dari agama Allah, yang sumbernya adalah jahilnya mereka terhadap agama ini, Allah I berfirman,

{أَوَلَمَّا أَصَابَتْكُمْ مُصِيبَةٌ قَدْ أَصَبْتُمْ مِثْلَيْهَا قُلْتُمْ أَنَّى هَذَا قُلْ هُوَ مِنْ عِنْدِ أَنْفُسِكُمْ إِنَّ اللَّهَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ} (آل عمران:165)

“Dan mengapa ketika kamu ditimpa musibah (kekalahan pada peperangan Uhud), padahal kamu telah menimpakan kekalahan dua kali lipat kepada musuh-musuhmu (pada peperangan Badar) kamu berkata, “Dari manakah datangnya (kekalahan) ini?” Katakanlah, “Itu dari (dosa) dirimu sendiri”. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu”. (Qs. Ali Imran: 165)

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah Rahimahullah berkata, “Kapan berkuasanya orang-orang kafir, adalah disebabkan dosa-dosa kaum muslimin yang konsekwensinya adalah melemahnya keimanan mereka, kemudian apabila mereka bertaubat dengan menyempurnakan keimanan mereka, Allah I kembali akan memberikan kemenangan kepada mereka, Allah I berfirman,

{وَلا تَهِنُوا وَلا تَحْزَنُوا وَأَنْتُمُ الْأَعْلَوْنَ إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ} (آل عمران:139)

“Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman”. (Qs. Ali Imran: 139)

Beliau Rahimahullah juga berkata, “Dan apabila kaum muslimin lemah, sehingga musuh berhasil menguasai mereka, hal ini adalah disebabkan dosa dan kesalahan-kesalahan mereka, apakah karena lalainya mereka dalam menunaikan kewajiban-kewajiban yang lahir maupun yang bathin atau karena kesewenang-wenangan mereka melanggar batasan-batasan Allah I yang lahir atau yang bathin, Allah I berfirman,

{إِنَّ الَّذِينَ تَوَلَّوْا مِنْكُمْ يَوْمَ الْتَقَى الْجَمْعَانِ إِنَّمَا اسْتَزَلَّهُمُ الشَّيْطَانُ بِبَعْضِ مَا كَسَبُوا}(آل عمران: 155)

“Sesungguhnya orang-orang yang berpaling di antaramu pada hari bertemunya dua pasukan itu, hanya saja mereka digelincirkan oleh syaitan, disebabkan sebagian kesalahan yang telah mereka perbuat (di masa lampau)” (Qs. Ali Imran; 155)

Lemahnya mereka dalam menghadapi musuh-musuh Allah I hanyalah disebabkan dosa-dosa mereka kepada Allah I.

Ibnul Qayyim Rahimahullah berkata, “Maka seandainya seorang hamba mengembalikannya kepada sebab kekalahan tentulah kesibukannya mengoreksi dan memperbaiki dirinya lebih bermanfaat daripada meladeni permusuhan orang-orang yang menguasai mereka, karena walaupun pihak musuh berbuat dzalim, sebenarnya dia sendiri  penyebab berkuasanya musuh-musuh tersebut terhadap dirinya, diakibatkan kedzalimannya sendiri, Allah I berfirman,

{أَوَلَمَّا أَصَابَتْكُمْ مُصِيبَةٌ قَدْ أَصَبْتُمْ مِثْلَيْهَا قُلْتُمْ أَنَّى هَذَا قُلْ هُوَ مِنْ عِنْدِ أَنْفُسِكُمْ إِنَّ اللَّهَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ} (آل عمران:165)

“Dan mengapa ketika kamu ditimpa musibah (pada peperangan Uhud), padahal kamu telah menimpakan kekalahan dua kali lipat kepada musuh-musuhmu (pada peperangan Badar) kamu berkata, “Dari mana datangnya (kekalahan) ini” Katakanlah, “Itu dari (kesalahan) dirimu sendiri”. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu”. (Qs. Ali Imran: 165)

Beliau Rahimahullah juga berkata, “Sungguh demi Allah, tidaklah musuh bertindak sewenang-wenang kepadamu kecuali setelah Allah I berpaling darimu, maka jangan kamu kira bahwa syaithan yang menang, melainkan Dzat Maha Pelindung yang meninggalkanmu. Ash-Shaarim Al Masluul (Hal; 164)

Maka jalan mendasar untuk mengembalikan kejayaan ummat Islam adalah dengan tafaqquh fid diin (belajar agama), dengannya seseorang dapat menjalankan apa yang diperintahkan Allah I kepadanya dan meninggalkan apa yang Allah I larang.

{إِنَّ اللَّهَ مَعَ الَّذِينَ اتَّقَوْا وَالَّذِينَ هُمْ مُحْسِنُونَ} (النحل:128)

“Sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang bertaqwa dan orang-orang yang melakukan kebaikan”. (Qs. An-Nahl: 128)

Adapun melancarkan perlawanan kepada musuh dalam kondisi ummat yang sakit seperti ini, lemah, terjebak dalam kemerosotan iman, akhlak dan mental adalah kekonyolan, berapa banyak aksi-aksi teror yang hanya menghasilkan semakin kuatnya negara-negara kafir mendikte dan memaksakan kehendaknya kepada ummat Islam. Dan seperti ini pula perbuatan mengadakan perlawanan kepada pemerintah yang sah, dengan aksi demo yang banyak dipelopori mahasiswa, menuding pemerintah telah dzalim. Bukankah lahirnya pemerintah yang dzalim adalah dari rakyatnya yang gemar melakukan kedzaliman?!

Kemudian apakah merupakan dakwah yang hikmah, melancarkan permusuhan kepada pemerintah muslim, sedangkan mengusir negara yahudi dari tanah Palestina saja ummat ini tidak mampu?! Bukankah yang hikmah justru mengokohkan negeri-negeri Islam dengan menumbuhkan kepercayaan rakyat kepada pemerintahnya?

Dan sungguh musuh tidak akan masuk rumah, kecuali kalau bangunannya yang memang rapuh, yakni kaum muslimin tidak kalah dikarenakan kekuatan musuh-musuh mereka, melainkan karena lemahnya keimanan mereka. Tapi apabila keimanan mereka kokoh, meskipun ditangan-tangan mereka tidak terpenuhi perangkat dan peralatan-peralatan untuk meraih kemenangan, cukuplah bagi mereka Allah I sebagai Pelindung satu-satunya.

{فَاصْدَعْ بِمَا تُؤْمَرُ وَأَعْرِضْ عَنِ الْمُشْرِكِينَ إِنَّا كَفَيْنَاكَ الْمُسْتَهْزِئينَ الَّذِينَ يَجْعَلُونَ مَعَ اللَّهِ إِلَهاً آخَرَ فَسَوْفَ يَعْلَمُونَ} (الحجر:94-96)

“Maka sampaikanlah olehmu segala apa yang diperintahkan (kepadamu) dan berpalinglah dari orang-orang yang musyrik. Sesungguhnya Kami memelihara kamu dari (kejahatan) orang-orang yang memperolok-olokan (kamu) yaitu orang-orang yang menganggap adanya sesembahan lain di samping Allah, maka mereka kelak akan mengetahui (akibat-akibatnya)(Qs. Al Hijr: 94-96)

{وَكَفَى اللَّهُ الْمُؤْمِنِينَ الْقِتَالَ وَكَانَ اللَّهُ قَوِيّاً عَزِيزاً} (الأحزاب: من الآية25)

“Dan Allah menghindarkan orang-orang mu’min dari peperangan. Dan adalah Allah Maha Kuat lagi Maha Perkasa”. (Qs. Al Ahzab: 25)

Penting diketahui bahwa kekuatan adalah syarat wajibnya jihad, oleh karena itu pada fase Makkah, tatkala kaum muslimin masih dalam keadaan lemah, mereka diperintahkan untuk menahan diri dan dilarang dari berperang,

{أَلَمْ تَرَ إِلَى الَّذِينَ قِيلَ لَهُمْ كُفُّوا أَيْدِيَكُمْ وَأَقِيمُوا الصَّلاةَ وَآتُوا الزَّكَاةَ} (النساء:77)

“Tidakkah kamu perhatikan orang-orang yang dikatakan kepada mereka, “Tahanlah tanganmu (dari berperang), dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat!”. (Qs. An-Nisaa’: 77)

Dan memaksakan diri berperang dalam kondisi seperti ini sama saja menjerumuskan diri sendiri kepada kebinasaan. Kemudian tatkala Nabi r hijrah ke Madinah dan memiliki wilayah serta orang-orang yang membela dakwahnya, Allah I mengidzinkan Nabinya untuk berjihad,

{أُذِنَ لِلَّذِينَ يُقَاتَلُونَ بِأَنَّهُمْ ظُلِمُوا وَإِنَّ اللَّهَ عَلَى نَصْرِهِمْ لَقَدِيرٌ} (الحج:39)

“Telah diizinkan (berperang) bagi orang-orang yang diperangi, karena sesungguhnya mereka telah dianiaya. Dan sesungguhnya Allah, benar-benar Maha Kuasa menolong mereka itu”. (Qs. Al Hajj: 39).

Maka kekuatan adalah syarat diwajibkannya jihad, apabila tidak terpenuhi, kewajibannya menjadi gugur sebagaimana gugurnya kewajiban-kewajiban yang lain disaat seseorang tidak mampu melakukannya.

Kaum muslimin sekalian…

Diantara nilai-nilai kemuliaan dalam ajaran ini, Allah I memerintahkan kita untuk memiliki sifat amanah dan memegang janji, bahkan Rasulullah r menjadikan perbuatan khianat sebagai tanda-tanda orang munafik, “Tanda orang munafik ada tiga, apabila ia bicara berdusta, apabila berjanji mengingkari, dan apabila diamanahi berkhianat

Dan tidaklah tindakan bom bunuh diri, melakukan pemberontakan dan teror-teror serupa kecuali salah satu dari bentuk khianat. Yang demikian karena diantara orang-orang kafir ada yang haram diganggu atau bahkan haram diperangi mereka adalah; kafir dzimmi, kafir mu’ahad, dan kafir musta’man, yaitu orang-orang kafir yang dijamin keamanannya oleh pemerintah kaum muslimin, apakah orang kafir yang tinggal diantara kaum muslimin, atau yang datang melancong ke negeri kaum muslimin, atau negara kafir yang terikat perjanjian damai dengan kaum muslimin. Maka wajib bagi seluruh kaum muslimin memenuhi janjinya.

{إِلَّا الَّذِينَ عَاهَدْتُمْ مِنَ الْمُشْرِكِينَ ثُمَّ لَمْ يَنْقُصُوكُمْ شَيْئاً وَلَمْ يُظَاهِرُوا عَلَيْكُمْ أَحَداً فَأَتِمُّوا إِلَيْهِمْ عَهْدَهُمْ إِلَى مُدَّتِهِمْ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُتَّقِينَ} (التوبة:4)

“Kecuali orang-orang musyirikin yang kamu mengadakan perjanjian (dengan mereka) dan mereka tidak mengurangi sesuatupun (dari isi perjanjian)mu dan tidak (pula) mereka membantu seseorang yang memusuhi kamu, maka terhadap mereka itu penuhilah janjinya sampai batas waktunya. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaqwa”. (Qs. At-Taubah: 4).

Dan dalam ayat yang lain Allah I berfirman,

{وَإِنْ أَحَدٌ مِنَ الْمُشْرِكِينَ اسْتَجَارَكَ فَأَجِرْهُ حَتَّى يَسْمَعَ كَلامَ اللَّهِ ثُمَّ أَبْلِغْهُ مَأْمَنَهُ ذَلِكَ بِأَنَّهُمْ قَوْمٌ لا يَعْلَمُونَ} (التوبة:6)

“Dan jika seseorang dari orang-orang musyirikin itu meminta perlindungan kepadamu, maka lindungilah ia supaya ia sempat mendengar firman Allah, kemudian antarkanlah ia ke tempat yang aman baginya. Demikian itu disebabkan mereka kaum yang tidak mengetahui”. (Qs. At-Taubah: 6). Maka haram mengganggu mereka apakah dengan merampas harta benda mereka, atau dengan membunuhi mereka, sedangkan pemerintah ini telah menjamin keselamatan mereka. Demikianlah Allah I tuntun kita di atas ajaran yang mulia ini.

Maka aksi bom bunuh diri bukan jihad sama sekali, melancarkan teror kepada pemerintah dengan demonstrasi dan orasi-orasi politik dengan membawa atribut agama bukan jihad sama sekali!!

Tidakkah mereka berpikir, dengan perbuatan mereka melancarkan teror, negara-negara Islam dan kaum muslimin semakin ditekan, musuh semakin leluasa menancapkan kukunya di negeri kaum muslimin? Apa faidahnya membunuh beberapa orang kafir kemudian sebagai gantinya puluhan kaum muslimin disembelihi, seperti yang sekarang sering terjadi di Palestina, dikarenakan satu atau dua aksi bom bunuh diri yang dilancarkan Hamas, satu kampung rata dengan tanah?! Darah kaum muslimin kembali tumpah! Sungguh bukan untuk ini Allah I syariatkan jihad!!

Dan masih hangat dalam ingatan kita bagaimana Amerika menghabisi saudara-saudara kita, di Afghanisthan. Di saat Usamah dan gerombolannya bersembunyi di goa dan lorong-lorong bawah tanah. wanita dan anak-anak yang tidak berdosa dibantai dengan berton-ton bahan peledak. Maka masih pantaskah mereka dijuluki sebagai pahlawan Islam!?

Dan dalam perang Irak, tatkala sebagian anak-anak muda yang bersemangat melakukan gerilya di tengah malam membunuhi sebagian tentara Amerika, kemudian di pagi harinya mereka bersembunyi di pemukiman-pemukiman kaum muslimin, dan Amerika dengan alasan mencari gerilyawan mengarahkan moncong-moncong senjata mereka ke pemukiman-pemukiman, sehingga akibatnya Fallujah bagaikan kota mati, ribuan ummat Islam menjadi korban. Seperti inikah fikih realitas kalian wahai orang-orang pergerakan?! Fa hasbunallahu wani’mal wakiil…

Hadirin sekalian, munculnya berbagai macam bencana belakangan ini, seperti ramainya gelombang aksi demonstrasi menolak kenaikan BBM di berbagai tempat di tanah air dan yang terakhir peristiwa tragis yang dilakukan oleh para pengecut bengis, dan penjahat-penjahat agama, yaitu kejadian yang sangat memiris hati orang-orang yang beriman dengan ditumpahkannya darah secara brutal dalam tragedi Bom Bali II menjelang Ramadhan kemarin, tidak lain adalah kerena jauhnya manusia dari ajaran Islam yang benar ajaran Ahlussunnah Wal Jamaah, ajaran dakwah Salafiyah yang merujuk kepada ajaran generasi ummat yang pertama.

Sudah menjadi prinsip ajaran ini, taat kepada pemerintah dan menganggap haram membangkang kepada mereka dalam perkara yang ma’ruf. Dan telah banyak nukilan dari para Imam Ahlussunnah yang menegaskan hal ini. Diantaranya yang datang dari Imam mereka, Nabi Muhammad r dalam hadits yang shahih, beliau bersabda,

مَنْ كَرِهَ مِنْ أَمِيْرِهِ شَيْئاً فَلْيَصْبِرْ، فَإِنَّهُ مَنْ خَرَجَ مِنَ السُلْطَانِ شِبْراً، مَاتَ مِيْتَةً جَاهِلِيَّةً

“Barangsiapa yang tidak suka dari pemerintahnya satu kebijakan, hendaklah ia bersabar, karena barangsiapa membangkang kepada pemerintahnya sedikit saja, mati dalam keadaan jahiliyah”. Muttafaqun ‘Alaihi dari Ibnu Abbas Radhyallahu ‘anhuma.

Suatu hari Salamah bin Yazid Al Ju’fi bertanya kepada Rasulullah r, “Wahai Nabiyallah, bagaimana kiranya apabila ada pemimpin yang memerintah kami, menuntut hak-haknya dan menahan hak-hak kami, apa perintahmu kepada kami? Beliau menjawab,

اسْمَعُوْا وَأَطِيْعُوْا، فَإِنَّمَا عَلَيْهِمْ مَاحُمِّلُوْا، وَعَلَيْكُمْ مَاحُمِّلْتُمْ

“Dengar dan taatilah mereka, karena mereka bertanggung jawab atas kewajiban-kewajiban  mereka dan kalian bertanggung jawab atas kewajiban-kewajiban kalian”. HR Muslim dari Wa’il bin Hujr Radhyallahu ‘anhu.

Bahkan menurut Islam membangkang kepada pemerintah adalah termasuk adat dan kebiasaan jahiliyah yang sengaja diselisihi oleh Islam, sebagaimana disebutkan oleh Al Imam Mujaddid Dakwah Salafiyah Muhammad bin Abdul Wahhab Rahimahullah, ia berkata dalam kitabnya Masa’il Al Jahiliyah pada poin ketiga yang diberi judul oleh Asy-Syaikh Shalih Al Fauzan Hafidzahullah

إعْتِبَارُهُمْ مُخَالَفَةَ وَلِي الأَمْرِ فَضِيْلَةٌ وَطَاعَتَهُ وَالانْقِيَادَ لَهُ ذُلَّةٌ وَمُهَانَةٌ

“Anggapan Kaum Jahiliyah Dahulu Bahwa Membangkang Kepada Pemerintah Adalah Kemuliaan, Sedangkan Mendengar Dan Tunduk Kepadanya Adalah Rendah Dan Hina”

Berkata Al Imam Asy-Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab Rahimahullah,

إنًَّ مُخَالَفَةَ وَلِيِّ الأَمْرِ وَعَدَمَ الانْقِيَادِ لَهُ فَضِِيْلَةٌ، وَالسَّمْعَ وَالطَّاعَةَ لَهُ ذُلَّةٌ وَمُهَانَةٌ، فَخَالَفَهُمْ رَسُوْلُ اللهِ r، وَأَمَرَ بِالسَّمْعِ وَالطَّاعَةِ لَهُمْ وَالنَّصِيْحَة، وَغَلَّظَ فِيْ ذَالِكَ وَأَبْدَى وَأَعَاد

“(Orang-orang jahiliyah menganggap), membangkang kepada pemerintah dan tidak tunduk kepadanya adalah kemuliaan sedangkan mendengar dan taat kepadanya adalah rendah dan kehinaan. Maka Rasulullah r datang menyelisihi ajaran mereka, beliau memerintahkan untuk mendengar dan taat kepada pemerintah dan menyampaikan nasihat, beliau tegas dalam hal ini, menampakkan dan terus mengulang-ngulang prinsip ini”

Dan beliau Rahimahullah juga berkata dalam risalahnya kepada ahli Qashim, “Saya meyakini wajibnya mendengar dan taat kepada pemerintah kaum muslimin, baik ataupun jahat, selagi tidak memerintahkan kepada kemaksiatan…” Ad-Durarus Sanniyah (1/33)

Asy-Syaikh Sa’d bin Hamad bin ‘Atiq Rahimahullah juga berkata, “…dan diantara ajaran orang-orang jahil adalah menggampang-gampangkan perbuatan menyelisihi pemerintahnya dan membangkang dari ketaatan kepadanya serta mengusiknya dengan memerangi dan cara-cara yang lainnya. Ini merupakan kebodohan dan perbuatan merusak di muka bumi yang diketahui oleh setiap yang memiliki akal dan keimanan. Dan telah darurat diketahui dari ajaran Islam bahwa tidak ada agama kecuali dengan jamaah dan tidak ada jamaah kecuali dengan pemimpin dan tidak ada pemimpin kecuali dengan mendengar dan taat. Dan membangkang dari ketaatan kepada pemerintah muslim diantara sebab terbesar munculnya kerusakan negeri dan rakyat, dan merupakan penyimpangan dari jalan yang lurus dan keberpalingan dari petunjuk”. Durarus Sanniyah (7/282)

Dan sebagaimana kita dilarang untuk membangkang kepada mereka, kita pun dilarang berburuk sangka kepada mereka. Asy-Syaikh Muhammad bin Abdullathif Rahimahullah berkata, “Juga diantara hal-hal yang disusupkan syaithan kepada orang-orang yang taat adalah, berburuk sangka kepada pemerintah dan tidak mau taat kepadanya. Sesungguhnya ini adalah diantara bentuk kemaksiatan terbesar dan ajaran jahiliyah yang mana mereka tidak menganggap mendengar dan taat sebagai sikap beragama (yang benar)”.

Diriwayatkan dari Anas bin Malik Radhyallahu ‘anhu, ia berkata,

نَهَانَا كُبَرَاؤُنَا مِنْ أَصْحَابِ رَسُوْلِ اللهِ r أَلاَّ تَسُبُّوا أُمَرَاءَكُمْ، وَلاَ تَغُشُّوْهُمْ، وَلاَ تَعْصُوْهُمْ، وَاصْبِرُوا، وَاتَّقُوا اللهَ فَإِنَّ الأَمْرَ قَرِيْبٌ

“Para pembesar shahabat Rasulullah r telah melarang kami dari mencela pemerintah kami dan jangan kalian menipu dan maksiat kepada mereka, bersabar dan bertakwalah kalian kepada Allah, karena perkaranya dekat”

Maka wajib hukumnya berpegang dengan prinsip ini apabila kita ingin aman dari terorisme dan aksi demonstrasi yang bukan dari ajaran Islam sama sekali.

Hadirin sekalian…

Selain berpegang dengan prinsip Ahlussunnah, hendaknya setiap kita berhati-hati dalam memilih bacaan. Karena diantara buku-buku yang beredar memang memuat ajakan-ajakan kepada kebinasaan, mengangkangi hadits-hadits Rasulullah r yang memerintahkan kepada kedamaian, taat kepada pemerintah dalam perkara yang ma’ruf.  Diantara buku-buku yang wajib diwaspadai adalah Tafsir Fi Dzilalil Qur’an yang diterjemahkan dengan judul Di Bawah Naungan Al Qur’an,  yang banyak berisi ajakan kudeta kepada pemerintah yang sah bahkan disetiap penjuru dunia, ia berkata, “Sepertinya telah jelas bagi pembaca sekalian dari uraian saya diatas bahwa tujuan jihad di dalam Islam adalah meruntuhkan tatanan yang bertentangan dengan prinsip-prinsip Islam, dan menegakkan suatu pemerintahan baru yang dibangun diatas asas Islam sebagai gantinya. Dan ini adalah perannya kudeta Islami yang menyeluruh tidak terbatas pada satu daerah saja, bahkan termasuk dari yang diharapkan oleh Islam dan menjadi perhatian utama terjadinya suatu kudeta menyeluruh di setiap penjuru negeri…inilah tujuannya yang tertinggi dan paling mulia..”

Ia juga berkata, “Yang demikian karena fikrah kudeta tidak menjadikan kesukuan sebagai ukuran, melainkan ia mengajak manusia seluruhnya kepada kebahagiaan dan kemenangan…” lihat Fi Dzilalil Qur’an (3/1451)

Demikianlah sedikit contoh ajakan-ajakan kepada tindak anarkhis yang di jajakan pada buku-buku yang banyak beredar di sekitar kita. Maka wajib bagi kita berhati-hati dan mengawasi anak-anak kita jangan sampai dicekoki ajaran dan paham-paham menyimpang dan berhati-hati dari orang-orang dan kelompok-kelompok yang mempromosikan bacaan-bacaan yang mengajak kepada pemberontakan dan terorisme. Serta membimbing mereka dibawah naungan Al-Kitab dan As-Sunnah dengan pemahaman generasi salaf.

اللهم يا حي يا قيوم يا ذا الجلال و الإكرام ، اللهم أرنا الحق حقا وارزقنا اتباعه و أرنا الباطل باطلا وارزقنا اجتنابه.

اللهم أعز الإسلام و المسلمين و أذلّ الشرك و المشركين.

اللهم لا تزغ قلوبنا بعد إذ هديتنا وهب لنا من لدنك رحمة إنك أنت الوهاب.

اللهم وفق ولاة أمورنا و ارزقهم بطانة صالحة يا رب العالمين.

اللهم آتنا في الدنيا حسنة و في الآخرة حسنة وقنا عذاب النّار.

8 responses

  1. jazakumullah….khutbah yang bagus…

  2. bismillah, khutbah jum’at atau khutbah `idul fitri?

  3. abusalmaibnu rosyid | Balas

    Assalamu ‘alaikum

    Gimana kabar ikhwah di bogor dan sekitarnya gimana pula kabar saifudin jaelani

    Semoga Allah menolong dakwah kalian saudaraku

    wa’alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh.
    Alhamdulillah dalam lindungan Allah tabaraka wa ta’ala.
    Adapun teroris saifudin jaelani masih buron. Semoga cepat tertangkap.

  4. Salam Cinta Damai dan Kasih Sayang ‘tuk Sahabatku terchayaaaaaank
    I Love U fulllllllllllllllllllllllllllllllllllllllllllllllllllllllllllll

  5. mari kita lawan teroris…

  6. Bismillah,
    Jazaakallaahu khairan atas E -Book masalah puasa yang disusun kembali oleh Abu Maulid serta dimuatnya rangkaian mutiara ucapan para ulama Salaf di blog ini..Sangat bermanfaat.

    Sebentar lagi Ramadhan tiba, bagi yang belum memiliki E-Book Kumpulan fatwa Kontemporer dari As-Syaikh Muqbil Rahimahullah tentang Ramadhan (hukum suntikan, cabut gigi, berenang, dll saat puasa), bisa di download dibawah ini..(gratis)

    http://kaahil.wordpress.com/2009/08/14/e-book-kumpulan-fatwa-asy-syaikh-muqbil-tentang-ramadhan/

    Baarokallaahu fiikum..

  7. Kalo betul tahun 1426 H di masjid Fatahillah Depok kebtlan tahun itu ana mudik pas sholat ied di lapangan masjid itu tapi khotibnya kayaknya bukan Ust. Ja’far Sholih dech tapi Ust. Abu Ishak Muslim…

    untuk dr abu Hana assalamualaikum ya akhi.. gimana kabar antum dan keluarga?… sehat semua.. ahli masih sering SMS-an sama ahluk tuh kayaknya……. SEmoga Allah melindungi kita semua…Amiiin

  8. Jazakallahu Khoir, Khutbah yang bagus dari Ustadz Ja’far Hafidzahullah, Insya Allah sangat bermanfaat.

Tinggalkan komentar