Bid’ahnya Dzikir Jama’ah Ala Arifin Ilham (Bagian 8)


Penulis: Al Ustadz Abu Karimah ‘Askari bin Jamal Al Bugisi

 

Hukum Dzikir dan Doa Setelah Shalat Fardlu dengan Suara Keras dan Berjamaah

Kami uraikan masalah ini dan beberapa pendapat ulama tentang tidak disyari’atkannya dzikir jama’i sesudah shalat fardlu. Padahal asalnya, dzikir setelah shalat itu dituntunkan oleh syari’at, dan ini diingkari karena tatacaranya yang bid’ah. Maka bagaimana dengan dzikir dan tatacaranya yang kedua-duanya adalah bid’ah?

Lajnah Daimah pernah ditanya tentang hal ini:”Di negeri kami ada dua jama’ah. Masing-masing mengaku bahwa dialah yang benar. Selesai shalat, kami lihat salah satu jama’ah itu mengangkat tangan dan berdo’a secara berjama’ah dengan lafaz seperti berikut ini:

 اللهم صل على محمد عبدك ورسولك النبي الأمي وعلى آله وصحبه وسلم تسليما

“Ya Allah limpahkan shalawat dan salam sebanyak-banyaknya kepada Muhammad, hamba dan Rasul-Mu, Nabi yang Ummi (tidak dapat membaca dan menulis). Juga kepada keluarga dan para sahabatnya.”

Ada doa lain yang mereka namakan Al Fatih. Sementara jamaah lain, ketika Imam mengucapkan salam, mengatakan: “Kami tidak akan melakukan seperti perbuatan jama’ah pertama. Dan ketika jama’ah yang pertama ditanya, mereka katakan bahwa do’a ini adalah pelengkap atau penyempurna shalat, dan tidak lain hanyalah kebaikan. Adapun jama’ah kedua, mereka mengatakan bahwa do’a ini adalah bid’ah yang tidak ada tuntunannya dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa ‘ala alihi wa sallam dan mereka berdalil dengan sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa ‘ala alihi wa sallam:

من عمل عملا ليس عليه أمرنا فهو رد.

“Barangsiapa yang mengamalkan suatu amalan yang tidak ada perintah dari kami, maka amalan itu tertolak.”

Ada beberapa hadits lain yang mereka jadikan hujjah, dan kami hanyalah orang-orang yang masih muda belum tahu mana yang benar. Mohon agar dijelaskan kepada kami mana yang benar.”

Jawab:”Do’a jama’i setelah Imam mengucapkan salam dengan serempak, tidak ada asalnya yang menunjukkan bahwa amalan ini disyari’atkan. Dan Dewan Riset dan Fatwa memberikan jawaban sebegai berikut: “Doa sesudah shalat fardlu dengan mengangkat kedua tangan baik oleh Imam maupun ma`mum, sendirian atau bersama-sama, bukanlah sunnah. Amalan ini adalah bid’ah yang tidak ada keterangannya sedikitpun dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa ‘ala alihi wa sallam dan para sahabatnya radliyallahu ‘anhum. Adapun do’a tanpa hal-hal demikian, boleh dilakukan karena memang ada keterangannya dalam beberapa hadits. Wabillahi taufiq. Semoga shalawat tetap tercurah kepada Nabi kita Muhammad beserta keluarga dan cara sahabatnya. (Lajnah Daimah).

Pada bagian lain, Lajnah menjawab: “Doa dengan suara keras setelah shalat lima waktu, ataupun sunnah rawatib. Atau doa-doa sesudahnya dengan cara berjamaah dan terus-menerus dikerjakan merupakan perbuatan bid’ah yang munkar. Tidak ada keterangan sedikitpun dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa ‘ala alihi wa sallam tentang hal ini, juga para sahabatnya radliyallahu ‘anhum. Barangsiapa yang berdoa setelah selesai shalat fardlu atau sunnah rawatibnya dengan cara berjama’ah, maka ini adalah menyelisihi Ahlus Sunnah wal Jama’ah. Dan apabila mereka menganggap orang yang mengingkari hal ini atau tidak berbuat sebagaimana yang mereka lakukan sebagai orang kafir atau bukan Ahlus Sunnah wal Jama’ah, maka ini adalah kebodohan dan kesesatan serta memutarbalikkan kenyataan yang ada. (Lajnah Daimah, lihat Fatwa Islamiyah 1/318-319).

(Disalin dari “Bid’ah ‘Amaliyah Dzikir Taubat, Bantahan terhadap ‘Arifin Ilham Al Banjari”, Penulis: Al Ustadz Abu Karimah ‘Askari bin Jamal Al Bugisi, Murid Syaikh Muqbil bin Hadi Al Wadi’i, Yaman).

Sumber: http://darussalaf.or.id/index.php?name=News&file=article&sid=33

85 responses

  1. Subhanallah…
    Masa iya zikir bersama adalah bid’ah, bagaimana dengan zikir para ahli thoreqoh, mereka lebih kenceng lagi zikirnya?

  2. Subhanallah..Walhamdulillah..Wa Lailahailallah..WaLLAHUAKBAR..WaLahawla..Walaquata ila billahil’aliyil ‘adzim..

    Ane yakin WALLAHI..derajat keilmuan Ustadz Arifin Ilham jauh lebih tinggi daripada Al Ustadz Abu Karimah ‘Askari bin Jamal Al Bugisi yang nulis artikel ini…

    Hati-hati pak Al Ustadz Abu Karimah ‘Askari bin Jamal Al Bugisi..Antum bisa gokil kebanyakan mengartikan Hadist dan Al-qur’an pake versi sendiri..

    Jika arifin ilham itu benar mempunyai ilmu yang tinggi tentunya akan menjadikan dia semakin taqwa kepada Allah. Namun, kenyataannya justru membuat kebid’ahan baru dengan zikir berjamaahnya. Belum lagi penyimpangan yang lain. Silakan melihat sesuatu berdasarkan kitabullah wa sunnah bil fahmi salafush shaleh.

    Adapun Ustadz Askari, beliau menukil fatwa dan perkataan para ulama dalam menjelaskan dan memahami Alquran dan hadits. Silakan baca artikel beliau dalam bantahan terhadap arifin ilham as-sufi.

    1. “Pada hari ini telah Ku-sempurnakan bagimu agamamu dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku dan telah Ku-ridhai Islam sebagai agamamu.” (QS. Al-Ma’idah: 3)

      Malik bin Anas Rahimahullah berkata: “Barangsiapa yang melakukan suatu bid’ah dalam Islam yang dia menganggap baik bid’ah tersebut, maka sungguh ia telah menuduh bahwa Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa Sallam telah mengkhianati risalah ini. Sebab Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman: “Pada hari ini telah Ku-sempurnakan bagimu agamu dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku dan telah Ku-ridhai Islam sebagai agamamu”. (QS. Al-Ma’idah: 3)
      Oleh sebab itu apa saja yang bukan merupakan agama pada hari itu, maka ia bukan termasuk agama pada hari ini”( al-I’tisham oleh asy-syaathibiy,1/64)

      “Amma ba’ad. Sesungguhnya sebaik-baik perkataan adalah firman Allah dan sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa Sallam dan seburuk-buruk perkara adalah yang dibuat-buat dan setiap bid’ah itu sesat.” (HR. Muslim, no.867)

      Dari ‘Irbadh bin Saariyah [/i]Radhiyallahu ‘anhu[/i] ia berkata: Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam pernah memberikan kepada kami suatu nasihat yang menggetarkan hati dan membuat air mata kami berlinang, lalu kamipun berkata: “Ya Rasulullah sepertinya ini merupakan nasehat perpisahan maka nasehatilah kami wahai Rasulullah! Beliaupun lalu bersabda:

      “Aku wasiatkan kepada kalian agar bertaqwa kepada Allah ‘Azza wa Jalla, (agar) mendengarkan dan mentaati, sekalipun kalian diperintah oleh seorang hamba sahaya. Karena sesungguhnya barangsiapa di antara kalian yang dipanjangkan umurnya, maka ia akan melihat banyak terjadi perselisihan (dalam agama), maka hendaklah kalian berpegang dengan sunnahku dan sunnah khulafa’urrasyidin yang mendapatkan petunjuk sesudahku, berpegang teguhlah padanya, gigitlah sunnah itu dengan gigi gerahammu. Dan berhati-hatilah kamu terhadap perkara-perkara yang dibuat-buat (dalam agama), karena sesungguhnya setiap bid’ah itu adalah kesesatan.” (HR. Ahmad 4/126, Abu Dawud no. 4607, At-Tirmidzy no. 2676, Ibnu Majah no. 44, Ad-Darimy (1/44-45).

      Dari ‘Aisyah Radhiyallahu ‘anha berkata: Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda: “Barangsiapa yang mengamalkan satu amalan yang dibuat-buat dalam ajaran kami (agama) padahal amalan itu bukan berasal dari agama ini, maka amalan tersebut tertolak.” (HR. Bukhari – Muslim)

      “Setiap bid’ah itu adalah kesesatan, sekalipun manusia menganggapnya hasanah (baik).” (Al-Ibaanah, no 205 (1/339), Al-Laalikaa’iy, no. 126 (1/92)

      Dari Abdullah bin ‘Ukaim bahwasanya Umar Radhiyallahu ‘anhu berkata: “Sesungguhnya perkataan yang paling benar adalah firman Allah dan sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa Sallam dan sesungguhnya seburuk-buruk perkara adalah perkara-perkara yang dibuat-buat (dalam agama). Ketahuilah bahwa sesungguhnya setiap perkara yang dibuat-buat (dalam agama) itu adalah bid’ah dan setiap bid’ah itu adalah kesesatan dan setiap kesesatan itu (tempatnya) di neraka.” (Ibnu Wudhah dalam Al-Bida’, hal 31 dan Al-Laalikaa’iy hadits no.100 (1/84)

      Muhammad bin Shalihal-‘Utsaimin Rahimahullah berkata: “Sesungguhnya perkataan beliau Shallallahu ‘alaihi wa Sallam: “setiap bid’ah”, merupakan ungkapan yang bersifat umum dan menyeluruh, karena diperkokohkan dengan kata yang menunjukkan makna menyeluruh dan umum yang paling kuat, yakni kata “setiap”. (Al-Ibdaa’ Fi Kamaalis Syar’I wa Khatharul Ibdaa’, oleh Ibnu Utsaimin hal 13)

    2. Dari mana tolok ukur bahwa keilmuan Ustadz Arifin Ilham jauh lebih tinggi daripada Al Ustadz Abu Karimah ‘Askari bin Jamal Al Bugisi, ada alasan yang jelas bahwa berzikir dengan mengeraskan suara, menangis dan cara-cara seperti itu, lebih mengarah kepada Bid’ah, tidak ada hadist yang menjelaskan tentang zikir secara demikian.

  3. Sesungguhnya Al Insan itu tempatnya Alfa, lupa dan bodoh. Karena hal itu bila ada Ikhtilaf apalagi menyangkut masalah Ibadah maka harus kita kembalikan kepada Pakemnya ( Al Quran-Assunnnah-Tafsir dan Pendapat ulama 3 generasi awal). Islam itu SUDAH LENGKAP karena Rasulallah yang mulia telah menyampaikan Total sebelum Wafat. (INGAT PIDATO TERAKHIR BELIAU DI ARAFAH) . Semoga allah memaaffkan ke bodohan kita, serta mengampunin kita semua.

    Rgds

    Ewal

  4. Saya setuju ini bidah..
    Orang islam harus bersatu, kita sudah banyak melakukan bid’ah, walaupun kata orang2 yang kurang mengeri itu adalah bid’ah hasanah.karena takut tidak ada acara :
    – Maulid’an
    – Yasinan,
    – 1 muharram
    – 7 harian
    – 40 harian
    – Ultah perkawinan
    – Ultah kelahiran
    Acara-acara ini ada yang mendapatkan duit berlimpah bagi ustadz ustadz. Kemana lagi mereka harus mencari nafkah kalo ini nanti dibidahkan , makanya jadi ustadz itu harus iklash dalam berda’wah , jadi kalo bidah ya bidah…

    Ingatlah pahala dari allah SWT lebih besar dari uang yg kita dapatkan di dunia

    Regards
    Fahmi Al Kautsar

    1. ngomong kok asal mengo lambene kang-kang,…

  5. semoga artikel ini bisa menambah pengetahuan kita.

  6. Fachri Fachrudin | Balas

    Salam .. Saya tidak setuju apabila dikatakan Dzikir berjamaah itu Bid’ah …
    Orang Indonesia ini datangnya dari berbagai suku dan beragam adat istiadatnya harus sering di bimbing secara berjamaah … melakukan kebaikan berjamaah … kalau anda mengatakan Bid’ah …
    Apa yang telah anda berikan dan perbuat untuk Diri anda sendiri dan persiapan apa yang anda bawa untuk Sang Khaliq ?

  7. mas bagaimana dengan hadist ini yang berbunyi
    “Allah berfirman, Aku seperti yang diharapkan hambaKu, Aku bersamanya ketika dia mengingatKu, jika dia mengingatKu dalam hatinya Aku mengingatnya dalam diriKu dan jika dia mengingatKu dalam kelompok, Aku menyebutkan namanya dalam suatu pertemuan yang lebih baik darinya (bukhori muslim)

  8. @ Fachri Fachrudin

    Masih banyak kok, amalan berjama’ah lainnya yang tidak bid’ah misalnya: sholat berjama’ah, kajian ilmu, dll. Sudahkah kita memberdayakan amalan-amalan yang shohih tersebut? Kenapa justru berpaling dan membuat amalan model baru? Tidak cukupkah amalan-amalan tersebut?

    Baarakallahu fiik.

  9. mas bagaimana dengan hadist ini yang berbunyi
    “Allah berfirman, Aku seperti yang diharapkan hambaKu, Aku bersamanya ketika dia mengingatKu, jika dia mengingatKu dalam hatinya Aku mengingatnya dalam diriKu dan jika dia mengingatKu dalam kelompok, Aku menyebutkan namanya dalam suatu pertemuan yang lebih baik darinya (bukhori muslim)

  10. doa khatam quran setiap malam 29 ramadhan sebelum rukuk. adakah pernah dilakukan rasulullah dan para sahabat.

    nggak

  11. asep solichin | Balas

    assalam mualaikum wr,wb

    pak apakah betul bahwa bisnis jaringan menurut pak KH Arifin ilham adalah HARAM.

    Mohon penjelasannya.

    Nuhun : Komunitas Jaringan Islami

  12. aku ga setuju klo itu di namakan bidah…

    Itu hak anda. yang jelas agama itu bukan pendapat individu. Agama adalah dari Allah dan Rasul-Nya.

    1. belajarlah dari sejarah kenapa al-Quran dan as-sunah kok di bukukan jadi satu ? padahal dijaman rosul SAW pernah ada tidak menyuruh dibukukan

      Maksudnya Alquran dan assunnah dibukukan jadi satu? Alquran mushaf sendiri. Hadis ya dibukukan sendiri. Jadi bukan jadi satu mas. Ada hadis, secara makna…. “ikutilah sunnahku dan sunnah khulafaur rashidin yang terbimbing”. Ustman bin Affan adalah salah satu khalifah. Sunnahnya berdasarkan sunnah Rasul.

      1. setahu saya dulu juga ada perdebatan antar sahabat nabi, satu bilang bid”ah satu enggak gitu? lalu yang benar mana?

  13. ok lah, yang mengatakan bahwa dzikir berjamaah itu bukan bid’ah tolong berikan dalil yang shahih tentang nggak bid’ahnya. Jangan cuma bersandar pada dalil yang palsu atau berdasarkan pemikiran anda sendiri !

    Cobalah kita ingat pada waktu kita skripsi dulu (bagi yang kuliah). Kita tidak dapat menggunakan suatu judul atau tuliasan di skripsi kita tanpa ada penguat yang jelas, diambil dari perkataan siapa, dalam buku apa, dll. Apabila kita berdalil pada orang yang salah atau buku yang salah pastilah judul kita dianggap judul yang ngawur.

    Apalagi ini agama bos. Yang menentukan apakah nanti kita selamat atau tidak. Tentu harus lebih selektif lagi.

  14. adakah hadist atau dalil yang melarang hal itu secara subtansial. mohon kejelasannya

  15. Semua Amalan itu Haram.. Sebelum ada Dalil yang menghalalkannya.. Dzikir dan Do’a Berjama’ah ada ngga dalilnya? Maulidan ada ngga dalilnya? Tahlilan ada ngga dalilnxa? Berarti kalau tdak ada dalilnx itu…??

  16. Ass…kum wr.wb
    apakah menurut antum wabil khusus yang punya bolg ini yang berhak menilai suatu amalan itu bid’ah atau bukan itu antum. apakah antum yang punya artikel ini paham akan makna sahadat.bagaimana caranya ma’rifat billah kalau antum membid’ahkan dzikir jamaah

    Semua yang telah dijelaskan di atas sudah sesuai dengan dalil Alquran dan hadist shahih. Terima kasih.

  17. Jangan suka mengada-ada !!!!!!

    Anda benar. Memang dzikir berjamaahnya arifin ilham itu mengada-ada.

  18. Wah komentar ana gak di moderasi. Pengecut neh adminya..

    Maaf pak, saya bukan pengecut. setiap komentar saya moderasi, jika komentar itu baik dan sopan, maka saya muat. Jika komentar itu tidak sopan, melecehkan ulama, mendakwahkan kelompok/golongannya/partainya, maka saya tolak. Mohon dimaklumi adanya.

  19. Bagaimana dengan hadits ini? dari abi sa’id alhudri, berkata ,Rasulullah S.A.W bersabda
    ” Tidak duduk suatu kaum (orang bnyak), yang berdzikir kepada Allah, kecuali malaikat mengelilingi mereka, dan melingkupi mereka dengan rahmat, dan Allah menurunkan ketenangan kepada mereka,dan allah membalas mereka dengan menyebut mereka dalam golongan orang-orang yang berada di sisi-Nya (shohih muslim ,hadits no 4868). Jelasin dunk. Arifin Ilham dan qoumnya secera leterlaks jelas sesuai dengan hadits di atas. Silakan di moderasi. Kalau mau diskusi yang berimbang.

    Zikir itu banyak ragamnya, taklim mengkaji alquran dan hadits disebut zikir. Jadi tidak sempit istilahnya. Tidak disangsikan lagi bahwa zikir dan doa merupakan ibadah yang paling utama. Sedangkan ibadah itu pada prinsipnya dibangun di atas tauqifiyah dan ittiba’, bukan berdasarkan hawa nafsu dan bid’ah. Tata cara dan sifatnya harus sesuai dengan sunnah. Adapun Arifin Ilham jelas menyelisihi sunnah. Antum baca Bid’ahnya Dzikir Jama’ah Ala Arifin Ilham (7) , pahami dulu jangan terburu-buru berkomentar. Ana lihat antum banyak berkomentar, tapi kurang memahami isinya. Sehingga terkesan kosong, bertele-tele, dan “ngetes” saja.

    1. Dari ‘Aisyah Radhiyallahu ‘anha berkata: Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda: “Barangsiapa yang mengamalkan satu amalan yang dibuat-buat dalam ajaran kami (agama) padahal amalan itu bukan berasal dari agama ini, maka amalan tersebut tertolak.” (HR. Bukhari – Muslim)

  20. Sesuatu yang tidak dicontohkan Rasulullah adalah bid”ah , kalau itu baik menurut manusia , Rasulullah adalah manusia utama yang langsung dibimbing oleh Sang Penguasa Alam Allah Swt, jadi berhati-hatilah manusia kalau berbuat jangan tersesat, kerjakan saja semampu kita sesuai dengan contoh dari Rasulullah karena dia adalah manusia utama. adakah manusia yang melebihi keutamaannya ?

    1. Rasulullah berdakwah dengan lisan den perbuatan, kenapa kita berdakwah dengan tulisan ya….?

      Nggak baca shiroh bagaimana Rasul menulis surat kepada raja romawi dan raja2 lain waktu itu? Pada perjanjian Hudzaibiyah, pakai surat juga tuh. Surat berarti tulisan kan? Ingat Mas, bangun..:)

      1. lupa maaf,makasih diingatkan. apakah dulu Rosul berpesan agar sunah2 Beliau dikumpulkan jadi buku(masa kholifah umar bin Abdul aziz? begitu juga dengan Al Quran (Masa Kholifah Abu Bakar) ?karena seingat saya ada perdebatan disana

  21. Bismillah..

    Asalamu’alaykum

    @ akhi rejal

    Antum katakan ..

    ” yang menjadi permasalahan adalah ketika dilakukan dengan berjama’ah/berkumpul. Sekarang ana tanya, mana hadits/dalil yang melarang berkumpul itu haram?”

    Jawab :

    Tidak ada

    Ana tanya…

    “Mana dalil yang mengajarkan dzikr dengan cara seperti itu..? berkumpul, satu komando, ada yang memimpin…?? Apa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasalam dan sahabat r.a. pernah melakukannya…???
    Apa yang menghalangi Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasalam untuk mengumpulkan sahabatnya, kemudian mengajak mereka dzikir bersama, dengan komando dari beliau…????
    Kalla, tsumma kalla…malah yang ada Ibnu Mas’ud r.a mengingkari perbuatan seperti itu..”

    Wallohu ta’ala a’lam

  22. Bismillah…

    “Seorang laki – laki mengabarkan kepada Ibnu Mas’ud bahwa ada satu kaum sedang berkumpul dalam mesjid setelah melaksanakan shalat maghrib,
    seorang dari mereka berkata, ‘Bertakbirlah kalian semua kepada Allah seperti ini …, bertasbilah kepadaNya seperti ini …, dan bertahmidlah kepadaNya seperti ini …, …
    maka beliau (Ibnu Mas’ud) mendatangi mereka seraya berkata,
    ‘Dan demi Allah yang tiada ilah melainkan Dia, sungguh kalian telah datang dengan perkata bid’ah yang keji, atau kalian telah menganggap lebih mengetahui daripada sahabat nabi’”.

    (HR. Bukhari, Ad Darimi dalam Kitab As Sunan 1/67-69, Ibnul Jauzy dalam Kitab Talbis Iblis hlm. 16-17 dan As Suyuti dalam Kitab Al Amru bi Al Ibtida’ hlm. 83 – 84 )

    Kalo perbuatan tersebut ghoiru mahdoh, mengapa Ibnu Mas’ud r.a melarangnya ?

  23. ust,ana ada dengar hadits “jika kalian menemuai taman syurga,maka datangilah”para sahabat bertanya”apakah taman syurga itu,wahai Rasulullah,?maka dijawab majlis2 dizkr”,apa tanggapan antm? Mengingat sawadul a‘dham umat islam juga mengamalkannya,

  24. Assalamu ‘Alaikum.

    jangan memaknai secara harfiah/literal semata terhadap Al Qur’an dan Sunnah. Hanya orang-orang yang malas belajar atau terkotak pemikirannya. Al Qur’an dan Sunnah adalah lautan ilmu yang luas tidak sebatas harfiahnya saja dan pengkajiannya harus dengan hati yang bersih dari nafsu dendam, dengki, dan maksiat.

  25. Assalamuallaikum,

    Maaf, untuk yang mengutip hadits sahih muslim no. 4868 di atas. ketika saya cek di http://islamactive.com/hadith/muslim/22_4868 , haditsnya sangat berbeda jauh.

    Penulis menceritakan isinya adalah:
    ”Tidak duduk suatu kaum (orang bnyak), yang berdzikir kepada Allah, kecuali malaikat mengelilingi mereka, dan melingkupi mereka dengan rahmat, dan Allah menurunkan ketenangan kepada mereka,dan allah membalas mereka dengan menyebut mereka dalam golongan orang-orang yang berada di sisi-Nya.”

    Sedangkan isi sebenarnya adalah:
    “Abu Huraira reported Allah’s Messenger (may peace be upon him) as saying: (The sacrifice of Fara’ and ‘Atira) has no (sanction in Islam). Ibn Rafi’ made this addition in his narration that Fara’ means the first-born young one of a camel.”

    Apakah penulis salah memberikan nomor hadits? Mohon dikoreksi jika memang demikian, saya ingin langsung membaca hadits tersebut dari sumber yang bisa dipercaya.

    Terima kasih. =)

  26. orang awam (budi) | Balas

    klo emang menurut anda dzikir bersama ust arifin ilham adalah bid’ah, kenapa anda tidak melarang langsung kepda ust arifin ilham? bilang kepada beliau, kalo perlu anda bedialog bersama biar semua otang bisa tahu yang mna yg bnar.
    tapi anda malah melakukan ghibah, anda lebih mengerti tenteng islam seharusnya anda tahu bahwa ghibah adalah dosa.
    terima kasih

    Mas, tukang bid’ah itu beda dengan tukang tempe. Kalau tempenya kurang enak, dikasih tahu sekali akan dibuatkan tempe baru yg enak. Kalau tukang bid’ah itu memandang bid’ahnya seperti sebaik-baik amalan, ditegur pun nggak bakalan bergeming.

  27. saya setiap habis sholat wajib ato sunnah selalu dzikir (sendiri) baca doa utk kedua orang tua dan doa lainnya…..apa itu bid’ah? sebaiknya saya harus doa dan dzikir bagaimana yang sesuai syariat? untk setiap harinya?

    1. assalamualaikum,.anda bisa merujuk pada blog ini mengenai pertanya an antum

  28. @orang awam

    Begitulah para salafiyyun. Kehebatan mereka hanya dalam menghujat, memfitnah namun lemah dalam berdialog.

    Salam

    1. Ahlul Bid’ah tidak akan sanggup berdialog dengan Alhu Sunnah..Karena Sunnah tidak akan pernah terkalahkan…Ketika slafiyun bersandar kepada Nabi dalam amalannya, Bagaimana mungkin dapat di bantah???

      Ente menghujat salafiyun??? tahukah anda bahwa Imam Syafi’i juga salafiyun??? Dan Imam Syafi’i sangat menghujat orang-orang Sufi yang mempelajari Ilmu Filsafat seperti di ajarkan di IAIN…

      1. tolong bedakan salaf denagn salifi ye,….
        setiap ulama terdahulu emng mereka adalh salaf,.. tapi bukan salafi…..
        masa iya muhammad bin salih usmain ja bilang imam nawawi adalh murid seniornya imam syafi’i,.. dn setiap perkataanya mewakili mashab safi’i,..
        eh,.. akhir2 ne ane baca di buku,.. imam nawawy termasuk ulama salafi,….???
        jd bingung ane,.. ms gk bisa konsekwen dengan pendirian,

  29. Skalian mau nanya lg ane yg minim pengetahuan…waktu jaman nabi berangkat untuk ibadah haji kan pake onta atau kuda ya? Nah skrg berangkat ibadah haji pake mobil ataupun pesawat itu bid’ah atau gak ya? Dan lg alquran yg dibukukan itu yg skrg banyak kita baca itu bid’ah bukan ya? Kan jaman nabi gak dibikin buku seperti skrg…, wah bener harus pake dalil aqli dan naqli kayaknya buat bkomentar kayaknya…plus hati yg tenang.

    1. Belajarlah terlebih dahulu kaidah menerapkan sunnah seperti yang telah dibimbing oleh para ulama. Bailahk saya akan jawab tentang dibukukannya Alqur’an :

      Bismillah,
      Pembukuan al-Qur’an bukanlah bid’ah dan TIDAK ADA SATU ULAMAPUN YANG MENGAKATANNYA BID’AH .

      Lantas timbul pertanyaan mengapa al-Qur’an tidak dibukukan di zaman Rasulullah?
      Jawabannya adalah karena di zaman Rasulullah ada pencegahan dibukukannya karena al-Qur’an turun secara berangsur-angsur dan kadang ada ayat yang di naskh.

      Allah ‘azza wa jalla berfirman : “Berkatalah orang-orang yang kafir : ‘Mengapa Al Qur’an itu tidak diturunkan kepadanya sekali turun saja?’ Demikianlah supaya Kami perkuat hatimu dengannya dan Kami membacanya secara tartil (teratur dan benar). Tidaklah orang-orang kafir itu datang kepadamu (membawa) sesuatu yang ganjil, melainkan Kami datangkan kepadamu suatu yang benar dan yang paling baik penjelasannya.” (QS. Al-Furqan : 32 – 33)

      dan

      “Dan Al-Qur’an itu telah Kami turunkan dengan berangsur-angsur agar kamu membacakannya perlahan-lahan kepada manusia dan Kami menurunkannya bagian demi bagian.” (QS. Al-Isra’ : 106)

      Dan ijma’ serta sunnah sahabat (Khulafa’ ar-Rasyidin) adalah hujjah atau dalil dalam agama ini sebagaimana hadits Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam.

      Beliau shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa diantara kalian yang mengalami hidup lama setelah (aku meninggal) maka dia akan melihat banyak perselisihan. Maka, setelah aku meninggal nanti, hendaklah kalian berpegang teguh dengan Sunnahku dan Sunnah al-Khufala’ ar-rasyidin.” (HR. Abu Dawud no. 4607, At-Tirmidzi no. 2676, Ibnu Majah no. 42 – 44)

      Dan telah kita ketahui bersama bahwa Abu Bakar, Umar, Utsman dan Ali radhiyallahu ‘anhum adalah seorang Khalifah atau Khulafa’ ar-rasyidin disamping itu para sahabat pun telah ijma’ tentangnya maka itu adalah setegas-tegas dalil bahwa pembukuan al-Qur’an bukanlah bid’ah.

      Allah subhanahu wa ta’ala berfirman : “Alif Lam Mim. Kitab tersebut tidak ada keraguan didalamnya sebagai petunjuk bagi orang-orang yang bertakwa.” (QS. Al-Baqarah : 1 – 2)

      “Dan Kami turunkan kepadamu al-Kitab (al-Qur’an) untk menjelaskan sesuatu dan petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang yang beriman.” (QS. An-Nahl : 89)

      dan

      “Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan al-Qur’an dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya.” (QS. Al-Hijr : 9)

      Apa definisi kitab??? Kitab adalah kumpulan dari beberapa mushaf atau lembaran-lembaran yang dikumpulkan menjadi satu itulah disebut kitab.

      Allah subhanahu wa ta’ala berulang-ulang memakai kata “kitab” bukan mushaf atau lembaran-lembaran yang maknanya bahwa mushaf tersebut akan disatukan menjadi satu dan karena itulah Allah jalla wa ‘ala berfirman : “Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan al-Qur’an dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya.” (QS. Al-Hijr : 9)

      Dibukukannya Al-qur’an adalah sebagai bukti bahwa Allah memelihara AgamanNya sampai saat ini… demikian pula hadist-hadist Nabi. Walhamdulillah…

  30. Assalamualaikum
    jika terjadi selisih pendapat harap umat yang mengaku muslim kembalikan kepada Al Qur’an dan Hadits, jangan cepat2 memberi komentar yang akhirnya menunjukkan kekerdilan dirinya apalagi dengan mengagungkan seseorang (Taklid) hanya karena penampilannya seperti ustad lalu apa yg diajarkan dan dilakukannya diikuti saja tanpa cek dan croschek pada Al Quran dan hadits
    makanya Iqro iqro
    karena pada saat dihisab orang lain tidak akan bertanggung jawab atas apa-apa yg kita lakukan di dunia

  31. marilah kita sama sama mohon ampun , sekiranya hal itu merupakan bid’ah bagaimanakah hukumnya dengan membukukan Al-quran ? karena didalam ajaran nabi kita tidak pernah mengajarkan untuk membukukan al-quran . apakah hal ini bid’ah juga? dan juga kalau memang hal yang tidak pernah dilakukan oleh nabi itu bid’ah . bagaimana dengan menggunakan alat-alat modern spt motor apakah bid’ah juga. tentu tidak . Dan ingatlah kita dianjurkan untuk berbuat kebaikan dan berdo’a serta mengingat Allah SWT jadi . tolong jangan mengkelirukan agama kita tapi buatlah agama kita menyatu dan faham tentang agama .wassalamualaikum

  32. @ manusia
    Sekedar saran dari manusia yang baru belajar agama

    Kayaknya anda dipengaruhi oleh pemikiran2x yang menyimpang & ingin menjauhkan anda dari ISLAM itu sendiri

    Perlu diketahui …Dalam agama Islam itu mesti dibedakan antara perkara Ibadah dengan Sarana Penunjang.

    Ibadah seperti Haji, Sholat, Adzan, membaca Al Qur’an, Zakat , dll

    Sarana Penunjang seperti Onta, kuda, Pesawat, Microphone, Kitab/buku,dll

    Contoh : Waktu Nabi & Para sahabat itu menunaikan Haji dengan menggunakan Onta/Kuda, Karena pada saat itu hanya ada sarana penunjang hanyalah itu… bila ada zaman dahulu sudah diketemukan mobil/pesawat… maka akan digunakan sarana tersebut.
    begitu pula dikumandangkan adzan menggunakan microphone… bacaan adzan-nya tetap seperti zaman rasulullah, namun sarana yang dipakai bukan dengan berdiri ditempat yang tinggi lalu dengan suara yang keras mengumandangkan adzan tapi cukup dengan microphone yang dihubungkan melalui speaker.

    Sekarang ana balik bertanya, apakah anda punya motor/mobil ? bukan onta/kuda ?
    Anda membaca al Qur’an menggunakan apa ? kalo bukan seperti kitab Al Qur’an sekarang ini !!!!

    Semua yang ada dibumi / antariksa ini adalah milik Allah. sedang manusia hanya diberi pengetahuan yang sedikit dibandingkan ILMU ALLAh yang tak terbatas. Makanya manusia baru bisa buat pesawat sudah sombong/takabur…. Padahal Manusia belum bisa membuat seekor lalat / cacing sekalipun.

    Sudah kan anda berpikir tentang hal tersebut ????

    Semoga bermanfa’at

  33. @ Manusia

    Sebenarnya saya ingin melanjutkan penjelasan tersebut, itupun bila anda paham antara ibadah & alat/sarana penunjang. Karena yang anda katakan Bid’ah itu seperti naik Mobil/Pesawat bukan naik Kuda / Onta bila naik Haji…

    Padahal yang dikatakan Bid’ah itu adalah dalam Hal Ibadahnya (pelaksanaannya) bukan pada hal Alat/Sarana penunjang yang dipakainya….ok.

    Bid’ah itu secara garis besar adalah “Barangsiapa yang mengamalkan amalan bukan atas perintah/agama kami maka itu tertolak.” [Shahih, HR Muslim dari ‘Aisyah]

    Jadi yang menjadi ukuran amalan/ibadah seseorang itu harus adanya contoh dari rasulullah & bila tidak ada contohnya itu baru dikatakan BID’AH.
    Syarat diterimanya Ibadah itu ada 2 adalah
    1. Ikhlas
    2. Adanya contoh dari Rasulullah.

    Selain hadist tersebut diatas ada dalam Al Qur’an yaitu Allah Ta’ala berfirman : “Pada hari ini telah Aku sempurnakan untuk kalian agama kalian dan telah kusempurnakan nikmat-Ku bagi kalian dan Aku ridha Islam sebagai agama kalian.” (Al Maidah : 3)

    Jadi Rangkaian Ibadah dalam ISLAM itu telah sempurna, nggak perlu ditambah / dikurangi…. & Janganlah manusia itu sok pintar / merasa ada sesuatu dalam agama ini yang kurang & perlu ditambahi….. bila itu dilakukan berarti anda secara tidak langsung mengatakan syariat ini belum sempurna atau lebih parahnya bahwa Rasulullah menyembunyikan / tidak menyampaikan hal agama yang lain kepada Umatnya. Padahal Allah sudah mengatakan SEMPURNA…. berarti semua risalah Agama telah Rasulullah sampaikan kepada Umatnya.

    Semoga ini menjadi jelas adanya…ok Bos
    Wassalam

  34. Wah… Wah… Jadi Rame nih…. Bloq -nye mas Antosalafy
    @ mas Anto
    komen2x seperti yang mengaku Manusia itu banyak tuh ditemui diberbagai situs yang menebar syubhat2x dikalangan salafiyyin & kayaknye tuh orang2x kayak dia kebanyakkan nongkrong di Majelis2x yang dikumandangkan dzikir dengan suara keras (speaker & berjama’ah) & kadang2x menangis & lebih parahnye kadang2x shalawat yang tidak syar’i…. diluar majelis dia kebanyakkan lupa akan dzikir yang diucapkan & tidak membekas di kesehariannya (ma’af bila gue salah)… Padahal setiap hirup nafas kite nih… mestinya kite tuh kudu ber-dzikir kepada yang membuat itu semua….yaitu ALLAH

    sudah diterangin tetep ngga terima & ngeles kemana2x…. memang sih bila hatinye sudah Mati …. seperti layaknya matinye manusia. ditegur… diam, disapa… diam, dibakarpun tetap diam.

    Lain halnya bila Hati yang sakit, bila Hati sakitnye ringan insya allah mudah diobati….. & bila hati sakitnye parah…. hatinye bisa sembuh atau bisa juga mati.

    Tapi bila Hatinye sehat, Insya Allah dadanye tuh selalu terbuka menerima kebaikkan (Al Qur’an & Hadist) & menolak kejelekkan karena tidak ingin hatinye sakit… apalagi Mati….hehehe

    1. semoga kita daijaga sama ALLAH, betapa kita sering menyebut Allah Maha Besar tapi kadang Allah lebih kecil dibanding, uang,pekerjaan, keluarga dll

  35. Pendapat boleh berbeda, tetapi yang pernah merasakan Dzikir dengan Ust. Arifin Ilham tentu mengetahui, betapa nikmatnya Dzikir itu, sekali lagi saya tegaskan betapa NIKMAT
    nya!!! Bila memang benar ini bid’ah apakan amalan ini salah?? Apakah salah meminta Ampun kepada Allah disertai dengan Dzikir? Apakah salah mencintai Rosululloh dengan membaca Salawat? Apakah menulis Artikel ini Bid’ah karena Rosululloh tidak pernah mengenal komputer?

    1. memang amalan-amalan dan ‘ibadah yang di produksi dari hadits-hadits dho’if dan bid’ah itu sangat menggiurkan. mungkin ibu tau dong ikan asin yang lebih bagus kan yang di cucinya dengan formalin… kuningnya tahu lebih cerah pake pewarna pakaian daripada pake kunyit…
      disiksa penyakit karena salah makan sebentar trus mati….
      disiksa neraka karena bid’ah….. ggaaaadaaaa maaatiiinyaaa..

  36. @ maya aminah
    dalam sehari terdapat ribuan amalan sunnah (yang dicontohkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam) sudahkah Anda menjalankan semuanya??
    saya yakin belum.
    Nha kalo belum, kenapa malah mengerjakan sesuatu yang tidak ada contohnya dari Beliau ‘alaihi sallam.
    =========================================
    Bila memang benar ini bid’ah apakan amalan ini salah??
    ==>>>Jawabnya adalah salah, dalilnya adalah tidak adanya dalil yang menunjukkan hal tersebut adalah sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.

    Kata Ibnu mas’ud, “Ikutilah (sunnah-sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam) dan janganlah (kalian) berbuat bid’ah. Maka kalian telah dicukupi”

    Barakallahu fiikum

  37. Rasullah SAW bersabda : Allah ‘Azza wa Jalla berfirman pada hari kiamat: “semua golongan akan tahu siapakah golongan yang paling mulia”. Rasulullah SAW pun ditanya: “siapakah golongan yang mulia itu ya Rasulullah ?” Beliaupun menjawab: “golongan majelis-majelis zikir”. (H.R. Ahmad, Abu Ya’la, Ibnu Hibban dalam kitab Al – Baihaqi). hadits ini menegaskan bahwa majelis zikir adalah majelis yg paling mulia, dan diakhirat nanti semua manusia akan menyaksikan kemuliaan orang2 yg berzikir dalam majelis zikir.

    Silakan antum pahami dulu makna majelis dzikir di sini: https://antosalafy.wordpress.com/2006/11/24/bidahnya-dzikir-berjamah-ala-arifin-ilham-5/

  38. Teruskan perjuanganmu mas anto dlm berusaha menyadarkan ahli bid’ah dan mengajak mereka kembali kepada jalan salafush shaleh..Insya Allah Sang Khaliq akan membimbing kita semua..Salam ukhuwah dari Abu Syaef dari Kuningan Jawa Barat

    Amin. Jazakallahu khairan katsiro

  39. Islam agama yg damai,jgn mencari pembenaran masing2 yg pd akhirnya hanya akan membuat islam terpecah belah. Muda2han Allah SWT memberikan rahmat dan ampunan kpd kt semua. Amiiin

    Betul. Islam bukan pembenaran masing2, tetapi Islam adalah dalil Kitabullah dan as-Sunnah berdasarkan pemahaman salafush shaleh.

  40. klo dzikir ala ustad arifin itu haram….lalu apa arti….ALAA BIDZIKRILLAAH….TATHMAINNUL QULUB….???????klo mau bikin wacana tolong dong….pertimbangkan yang bener…BUKANKAH ISLAM ITU SEBUAH RAHMAT BAGI SEMESTA ALAM?????????
    maaf …tolong d pertimbang kan sekali lagi akhi…

    Kalau antum mau membaca dan memahami makna dzikir atau majelis dzikir yang benar yang sesuai syariat, maka merujuklah kepada penjelasan ulama. Dan Al-ustadz Askari dalam bantahannya ini telah menyertakan perkataan para ulama. Silakan baca bantahan 1-8.

  41. Kalo disikapi dengan hati bersih dan tidak mengikuti hawa nafsu. Sebenarnya dakwah salafy tidak mencari pembenaran sendiri,mengkafirkan orang atau memecah belah umat, tetapi dakwah salafy adalah menyadarkan yang menyimpang,menasihati mereka agar sadar akan kekeliruannya disertai dalil dalil dari Kitabullah dan As Sunnah. Karena dalam kaidah ushul fiqih setiap ibadah itu awalnya haram kecuali setelah ada dalilnya. Kalau suatu ibadah tidak ada dalil syar’inya berarti itu adalah bid’ah. Tapi para ahli bid’ah wal jama’ah selalu berdalil jangan memaknai ayat sembarangan bila sudah kepepet tidak dapat mendatangkan dalil dari kitabullah dan as sunnah.. Dakwah salafy adalah dakwah kepada pemahaman yang benar terhadap tauhid berdasarkan jalan orang orang terdahulu yang sesuai dengan kitabullah dan as sunnah yang bertujuan menjaga kemurnian agama islam yang agung ini

  42. Bismillah.

    Nasihat ana: Yang pertama, jernihkan dulu hati dan pikiran kita sebelum membaca suatu penjelasan. Jangan tergesa-gesa dan emosional.

    Bersihkan niat kita yaitu ingin menuntut ilmu (menambah pengetahuan) hanya karena mengharap ridho Allah. Hilangkan dulu perasaan fanatisme golongan. Insya Allah ini akan lebih memudahkan kita mendengarkan atau membaca dalil-dalil yang benar berdasarkan firman Allah Subhanahu wa ta’ala, sabda-sabda Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam, dan berdasarkan pemahaman serta apa yang diamalkan para Sahabat beliau radhiyallahu’anhum beserta para murid-muridnya.

    Lalu jika sudah mengetahui dan memahaminya, tinggalkan segala hal yang salah WALAUPUN meninggalkannya terasa PAHIT dan AMAT BERAT.

    Jika hal tersebut ternyata halal maka kita katakan itu halal, jika ternyata hal itu haram maka kita katakan itu haram. Jika yang sunnah kita katakan sunnah, yang bid’ah kita katakan bid’ah. Berdasarkan apa yang dimaukan oleh Allah dan RasulNya shallallahu’alaihi wa sallam. Dan tentunya itu tidak akan tercapai jika kita tidak mau memahami ilmu yang dipahami oleh para Sahabat radhiyallahu’anhum.
    Karena merekalah generasi terbaik yang dikabarkan oleh Allah dan RasulNya. Merekalah yang paling mengerti tentang yang dimaukan oleh Allah dan RasulNya. Merekalah sebaik-baik kaum yang bertaubat.

    Sesungguhnya jika seorang hamba meninggalkan sesuatu karena mengharapkan ridha Allah, niscaya Allah akan menggantikannya dengan hal yang jauh lebih baik.

    Jikalau suatu negeri penduduknya bertaubat dan bertaqwa kepada Allah, niscaya Allah akan mencurahkan berkahNya dari langit dan memunculkan berkahNya dari bumi.

    Kepada al-akh Abu Reyhan Anto Salafy, ana ucapkan Jazakumullah khayran katsira.

    Waiyyakum.

  43. Bismillah.

    @ Manusia:
    Sudah diterangkan oleh mas Fateh yang membawakan sabda Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam:

    Man ‘amila ‘amalan laysa ‘alayhi amruna fahuwa raddun.

    (yang artinya)
    “Barangsiapa yang mengamalkan amalan bukan atas perintah/agama kami maka itu tertolak.” [Shahih, HR Muslim dari ‘Aisyah radhiyallahu’anha]

    Yang dimaksud oleh Rasulullah dengan “amruna” (urusan kami) adalah urusannya beliau Muhammad shallallahu’alaihi wa sallam. Urusan apa yang dibawa Rasulullah?? Yaitu… URUSAN AGAMA. Beliau tidak mempermasalahkan urusan apakah kita mau berangkat ibadah pakai kapal terbang atau teknologi apa yang lainnya di zaman ini. Karena hal itu adalah URUSAN DUNIAWI yang bukan urusan beliau.

    Jadi yang dimaksud perkara bid’ah (hal baru / yang diada-adakan) yang dimaksud Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam adalah PERKARA AGAMA, BUKAN bid’ah dalam PERKARA DUNIA.

  44. Intinya dalam islam tidak mungkin ada suatu ibadah yang dihukum menjadi 2 hukum yaitu halal dan haram. Pasti salah satu ada yang benar,dan yang benar adalah yang sesuai tuntunan Kitabullah dan As Sunnah yang diamalkan Rasulullah dan para sahabat serta murid muridnya

  45. kita liat dulu itu isi dzikir kan memuji ALLAH SWT dan RASULULLAH SAW serta memohon ampun atas segala dosa yg kt buat jd apa nya yg salah?????

    Tidak salah bahwa kita diwajibkan berdzikir dan memohon ampun atas dosa2 kita kepada Allah. Namun, cara dan modelnya dzikir ala arifin ilham ini yang salah karena menyelisihi tuntunan nabi. Silakan baca bantahannya 1-8 di blog ini. Wallahu a’lam

  46. alghuroba@tenabang | Balas

    Bismillaahirrohmaanirrohiem
    Wahai kaum muslimin/mat dimanapun engkau berada terutama yang masih tertanam rasa cinta di sanubari mereka kepada Alloh Subhanahu wata’ala dan juga kpd RosulNYA Sholallohu ‘alaihi wasallam (pada lisan dan amalannya) dg kecintaan yang mendalam yang tentunya kita berharap cinta tsb didasari ilmu syar’i yang bersesuaian dg dalil-dalil shohih sehingga bukan saja medatangkan ampunan Alloh bahkan juga mendatangkan ridhoNYA sebagaimana amalan para pendahulu kita yang sholihin yakni generasi As-Salaf as-Sholih (gen.Shohabat, Tabi’ien, Atbaut-Tabi’ien) ridhwanullohi ‘alaihim ajma’in.
    Sungguh…amalan merekalah yang layak untuk dijadikan suri tauladan bagi orang-orang belakangan spt kita ini yang hidup di zaman multi fitnah, zaman penuh kepalsuan, zaman ketika AL-HAQ dilecehkan, dicemooh, ditindas, dsb oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab yang mengatas namakan: persatuan, toleransi, tasamuh,dll sehingga ketika ada sebagian manusia yang memperingati yang lainnya dari bahaya TBC DKK (Tahayul, Bid’ah, Churofat, Syirik, Nifak,dsb) maka dg serta merta orang-orang yang didalam hati mereka ada penyakit, penyakit jahil thdp dalil, penyakit ta’assub, penyakit taklid buta, dan segala jenis nya..merasa terpojok, dan terbakar emosinya. sayang sekali bukannya mereka segera menyadari akan kekeliruan amalan yang tidak ada contohnya dari Nabi dan para Shohabat tsb, malah mereka bela sang tokoh, kyai, ajengan, asatidz, habaib, dll dg pembelaan buta tanpa mau melihat lagi apakah amalan tsb berdasarkan dalil yang shohih atau tidak, jikalau terus menerus kondisi ummat spt ini, maka bukan ampunan Alloh, bukan barokah dan rahmat yang akan turun di negeri yang mayoritas ummat nya beragama Islam, tetapi yg akan turun adalah rangkaian musibah, bala bencana, rangkaian fitnah dsb kehadapan kita yang musibah tsb tidak saja menimpa mereka-mereka yang gemar bermaksiat dg segala jenisnya, namun imbasnya akan terkena pula kpd para hamba-hamba Alloh yg senantiasa istiqomah di atas assunnah yang shohih yg selalu memperingati manusia dari bahaya kekufuran, kebid’ahan, kesyirikan, dsb
    Semoga Alloh mudahkan kita untuk memahami agama ini dan mengamalkannya diatas landasan Al Quran dan As Sunnah dg pemahaman generasi terbaik generasi As Salaf as Sholih dan mewafatkan kita dalam keadaan tanpa membawa amalan bid’ah dsb sekecil apapun…
    Semoga menjadi renungan bersama dan semoga bermanfaat
    Barokallohufiekum

    min akhukum fillah*

    *yg dahulu ketika awam:
    pernah hadir u/yasinan kematian
    maulidan, isro’ mi’rojan, membaca quran u/mayyit dikuburan sebulan penuh..Astaghfirulloohal ‘Azhiem

    ROBBANAA ZHOLAMNAA ANFUSANA
    WAIN-LAM TAGHFIRLANAA WATARHAMNA
    LANAKUUNANNAA MINAL KHOSIRIEN..

    ROBBANAA FAGHFIRLANAA DZUNUUBANAA
    WAKAFFIR ‘ANNAA SAYYIAATINAA WATAWAFFANAA MA’AL ABROOR

    ROBBANAA INNAKA MAN TUDKHILINNAARO
    FAQOD AHZAYTAH
    WAMAA LIZH-ZHOOLIMIENA MIN ANSHOOR

    ROBBANAGH FIRLIE WALIWAALIDAYYA
    WALIL MU’MINIENA YAUMMA YAQUUMUL HISAAB

  47. smga allah menghancurkan para pembuat bid’ad……

    amin

  48. sang pencari ilmu | Balas

    Kawan-kawanku yg saya cintai. Mbok ya klo baca artikel itu yg tenang, jgn alergi dulu ama yg namanya bid’ah. Sesungguhnya bagus loh di hari gini masih ada kawan kita yg rajin memperingatkan tentang bid’ah dan bahayanya spt akhi anto ini. Spt lazimnya org2 yg tidak bosan2nya memberi penyuluhan tentang bahaya narkoba, begitu juga kawan2 salafi ini, tidak pernah bosan memperingatkan bahaya bid’ah, bukan membid’ahkan…karena apa? karena bid’ah lebih dicintai iblis dibanding kekafiran…karena kekafiran lebih mudah untuk diajak tobat, tetapi org yg senantiasa melakukan bid’ah akan selalu punya seribu dalih dan alasan untuk membela bid’ahnya karena dia mengira apa yg dilakukan itu baik padahal tolok ukur ibadah itu bukan pada pikirannya tetapi bertolok ukur pada Al Qur’an dan Sunnah Rasulullah yg shohih.

    Oleh karena itu kawan, mari kita sama2 belajar mengenai bahayanya bid’ah. Terima kasih pada akhi anto…

    Afwan, kata yang saya coret mungkin yang antum maksud adalah kemaksiatan. Jazakallahu khairan katsiro

  49. Asswwb…
    sbg orang awam yg sbnrnya saya blm pantas untuk komen di sini
    cmn saya pribadi sangat merindukan persatuan, kasih sayang umat ini…
    beda pendapat itu sunatullah, tapi tdk jadi alasan bagi kita untuk saling menghujat sesama saudara muslim sendiri
    malu, sedih..bila debat ini dibaca oleh musuh2 islam…mereka bertempuk tangan saudara2ku…

    wa’alaikumsalam warahmatullah.
    Allah menyuruh kita untuk berpegang kepada tali agama Allah. “Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara. (Ali Imran: 103) Jadi, persatuan pun juga harus dilandasi dengan kalimat Allah.
    Beda pendapat boleh? dalam masalah apa dulu? Dan ketika beda pendapat, seharusnya dikembalikan kepada Alquran dan hadits Nabi. Belajarlah membedakan antara hujatan dan nasihat. Hujatan ditujukan untuk menjatuhkan orang, sedangkan nasihat ditujukan untuk menasihati dan memperbaiki kesalahan orang. Maka tahdzir terhadap person seperti kepada Arifin Ilham itu adalah nasihat agar dia kembali kepada sunnah dan menyadari kebid’ahannya.

    biarlah ulama2 kita yang menyelesaikan perbedaan pendapat ini secara islami, kita sbg umat terus doakan…lapang dada, positif thingking, shg tidak memperkeruh situasi, dan memperlemah persatuan dan persaudaraan kita.

    Ulama ahlussunnah yang telah mengarahkan kita, mengakkan hujjah kepada ahlul bid’ah, dan kita wajib mengikuti kebenaran yang disampaikan dan meningalkan para pelaku bid’ah. Bukan malah berlapang dada. Islam itu sudah jelas, bukan main-main. Bukan masalah dunia seperti jual beli kambing, yang harus ada lapang dada kalau ada rugi. Kalau jelas itu bid’ah, maka tinggalkan. Persatuan dan persaudaraan dibangun di atas dalil, Alquran dan sunnah.

    Demikian, sungguh saya berharap perbedaan pendapat ini mendapat solusi yang terbaik, Amiiiin

    Solusinya adalah kembali kepada agama sesuai dengan pemahaman para sahabat.

  50. Berdzikir itu ada aturannya tidak dengan suara yg keras, tetapi ini sudah menjadi ladang bisnis bagi para imam dan pengurus masjid…

  51. walaah byk tenan komentarnya, intinya dzikir keras-keras dan selalu berjama’ah tidak dikerjakan rasulullah saw dlm semua riwayat haditsnya, kisah dari shahabat nabi tentang dzikir gaya arifin ilham atau semacamnya pun juga tidak ada, jadi cara dzikir macam ini tidak LEGAL, jika tidak LEGAL lalu siapa yang jamin jika mengamalkannya dapet pahala dan masuk surga? di akhirat kita dibangkitkan bersama orang yang kita ikuti, jika panutan kita rasulullah ayo kita ikuti caranya rasulullah saja, dan cukup dengan itu, jika merasa kurang dengan dzikir yang diajarkan rasul, maka monggo ikuti dzikir arifin ilham atau semacamnya, tapi ga jamin, karena arifin ilham dan gaya dzikirnya ga dapet legalitas dari Allah, sedangkan dzikir cara Rasulullah pasti dijamin karena yang mengajari adalah Allah melalui perantara jibril…

  52. Tanggapan saya untuk nomor 2 dari tanggapan anda : bahwa pada zaman rasul ada seorang sahabat yang mengucap “sami’allahu li man hamidah rabbana lakal hamdu, hamdan katsiiron mubaarokan fiih” pada rakaat terakhir takbir sholat, selanjutnya selesai sholat tersebut Rasulullah bertanya kepada para makmum, siapa yang mengucap “hamdan katsiiron mubaarokan fiih” tadi, lalu ada seseorang sahabat yang mengakuinya. Selanjutnya Rasulullah bersabda; bahwa pada saat kamu mengucap kalimat tadi banyak para malaikat hadir untuk mencatat amal orang tersebut. Banyak lagi contoh-contoh dari kejadian pada masa Rasul, yang terjadi sesuai dengan nalar akal fikiran alam ketauhidan seseorang sahabat yang sebelumnya tidak dicontohkan oleh Rasulullah. Sekarang bagaimana respon anda. Ini menurut saya adalah masalah kezuhudan seseorang bukan dibuat-buat dan dilandasi dengan kedalaman pemahaman akal fikiran ketauhidan seseorang hamba Allah, dan sering terjadi dialami oleh para wali dan orang-orang yang dekat dengan Allah. Beda halnya dengan pengakuan kaum Ahmadiyah yang menyatakan Mirza Gulam Akhmad sebagai nabi setelah Rasulullah sehingga syahadatnya berbeda. Coba anda berfikir???? Mana yang disebut menyimpang mana yang tidak.
    Mngenai nomor 3. Itu SANGAT BENAR datang dari setan totally bukan kebanyakan, TITIK.!!
    Nomor 5, itu tidak mengotori dan tidak merubah. Yang merubah itu misalnya Sholat Dzuhur 4 rakaat dijadikan tiga rakaat, itu baru merubah, Muhammad sudah dinyatakan Allah nabi Akhir zaman masih ada nabi lagi, itu baru merubah.
    Mari kita sama-sama merenung dan pergunakan akal fikiran, karena akal fikiran tidak hanya digunakan untuk menghitung seperti matematika dan fisika, tetapi juga untuk menuntut ilmu Allah, tentu pakai akal dan fikiran.
    Saya bukannya pendukung berat ibadah dzikir ala Arifin Ilham? tidak. Ini sudah urusan Allah dengan hambanya. Memang perlu kita waspadai agar dzikir ini tidak sampai disalah gunakan dan keluar dari tujuan LILLAHI TA’ALAA.
    Ok, coy?? Wassalam.

    Pertama, apa yang diperbuat oleh para sahabat dan diiyakan oleh Rasul berarti perkara itu merupakan perkara yang boleh dan bukan bid’ah. Dan sesuatu yang dilarang Rasul berarti itu perkara yang bertentangan dengan syariat. Sebagai contoh, ketika ada tiga sahabat ingin beribadah secara berlebihan, yakni ada yang ingin puasa terus tanpa berbuka, ingin membujang tanpa menikah, dan ingin salat terus tanpa tidur, maka Rasul menghardik dan menegur ketiga sahabat tadi. Beliau kemudian memberi nasihat bagaimana seharusnya menjalani agama Islam. Itu masalah ibadah. Begitu pula masalah akidah, fikih, muamalah, dll ada panduannya, kitabullah dan sunnah nabi dengan pemahaman salafus saleh. Jadi intinya tidak boleh membuat perkara baru dalam agama. Haram hukumnya. Berbicara tentang akal, maka akal manusia harus tunduk kepada perintah agama. Sahabat yang mulia Ali mengatakan bahwa jika agama ini diukur dengan akal maka bagian bawah khuf lebih berhak diusap/dibersihkan. (Saya rasa anda sudah tahu hadis tentang mengusap khuf).
    Kedua, masalah nabi palsu sudah jelas.
    Ketiga, bukan total, tapi kebanyakan. Sebagaimana firman Allah (artinya): “Wahai orang-orang yang beriman, jauhilah oleh kalian kebanyakan dari persangkaan karena sesungguhnya sebagian dari persangkaan itu merupakan dosa.” (QS. Al-Hujurat: 12)
    Keempat, yang kita bahas masalah zikir berjamaahnya Pak Arifin Ilham. Dan dikatakan bahwa zikir berjamaah berjamaahnya ini adalah perkara bid’ah karena menambah-nambahi dalam masalah agama, membuat-buat lafal salawat tidak sebagaimana lafal salawat yang ma’ruf kita kenal dalam Islam, dll sebagaimana sudah dijelaskan dalam bantahan yang dipost dalam blog ini.
    Kelima, hendaknya kita menilai agama bukan dari perasaan dan akal semata, tetapi nilailah agama dengan dalil, yaitu Alquran dan hadis sahih serta dengan pemahaman para sahabat. Orang zaman sekarang ini gampang membuat perkara agama dan mereka tidak takut kepada Allah dan Rasul, meskipun lisan mereka mengatakan seribu kali, aku takut kepada Allah dan aku cinta kepada Rasul. Tapi jika tidak mengikuti jalannya para sahabat, omong kosong.

    Islam itu artinya berserah diri, tunduk. Jadi tidak banyak omong. Tunduk saja pada aturan agama. Kalau tidak tunduk berarti itu bukan Islam.

  53. akhi,gimana ngatasi keluarg ana yang ahlil bid,ah,ana udah kewalahan

    ambil hati mereka. perbaiki akhlak antum dulu. jika akhlak kita bagus, insya Allah orang lain akan mencontoh.

  54. Bismillah… Apakah antum pernah ngobrol langsung dengan ustadz Arifin ? Apakah memang beliau tidak mau mendengar yang antum utarakan ataukah memang antum yang sudah suudzhon terhadap beliau dan menganggap beliau keras kepala padahal antum belum bertemu beliau. Sungguh sangat di sayangkan !!!!!

  55. Saudaraku.. Ustadz Abu Karimah `Askari bin Jamal Al Bugisi dari nama antum yang sangat gagah dan berwibawa ana yakin antum memiliki ilmu yang sangat luas mungkin antum termasuk hafiz Al Qur`an 30 juz beserta tafsir dan asbabun nujul nya, juga sudah mendalami 7275 hadits dari shohih bukhari, juga 12.000 hadits dari shohih muslim dan ribuan lagi dari imam tarmidji. nasa`i dan abu daud beserta sarah nya. Tetapi waluapun ilmu antum sebanyak itu tetap saja manusia bisa salah dan bisa benar karena kebenaran yang hakiki tetap milik milik Allah semata. Seandainya kami kaum salafi di anggap salah semoga Allah mengampuni kami, karena yang kami lakukan tidak lain adalah suatu thoriqah (jalan) untuk lebih mendekatkan diri kami kepada Nya dan mendapatkan ridhoNya (melalui penafsiran hadits dan sunnah yang mungkin saja berbeda pada setiap ulama besar, itulah sebabnya kenapa al qur`an berbahasa arab yang memiliki kosa kata paling lengkap di dunia) dan seandainya antum tidak merasa cocok dengan jalan kami silahkan gunakan jalan yang antum merasa cocok dengannya dan semoga kita semua di satukan di dalam surgaNya yang amat sangat luas. walaupun kami diletakkan di surga yang paling dasar kami ikhlas asal di sana terdapat ridho dari Allah. Lagi pula kaum salafi tidak pernah mengkafirkan orang yang tidak se thoriqah dengan mereka asal jangan keluar dari rukun iman dan islam insya Allah ampunan Allah selalu menyertai orang yang beriman dan ana sarankan antum untuk sekali sekali mencoba bertemu dan berdialog dengan ustadz arifin juga mencoba berzikir dengan beliau, kalau merasa tidak cocok silahkan pilih jalan yang antum merasa cocok jangan sampai antum seperti orang buta yang menilai seekor gajah dengan hanya memegang ekornya saja dan jangan pula antum menganggap bahwa kaum salafi ahli bid`ah yang hanya cocok berada di neraka karena sekali lagi kebenaran yang hakiki hanya milik Allah SWT.

  56. Subhanallah…..
    saya hanyalah manusia yang fakir ilmu agama dan saya mungkin adalah hanya Islam keturunan yg mana ke2 ortu saya kurang begitu mengarahkan anak2nya dalam mengenal Islam, saya bagai sampan ditengah lautan luas..saya yakin ada ribuan bahkan lebih manusia sperti saya di Indonesia ini…Alhamdulillah saya menemukan blog ini sebagai sarana pembelajaran saya mengenai Islam…saya ingin sekali belajar Islam sebenar-benarnya Islam, saya ingin belajar berdo’a yang benar menurut ajaran Islam supaya saya bisa berdo’a dan mendoa’kan ke2 ortu kami dengan benar…
    wassalam…

  57. Assalamu’alaikum…

    Pak ustadz askari, tentang dzikirnya ustadz M.Arifin Ilham, pak ustadz sebaiknya lihat dari sisi positif, niat beliau itu sangat mulia, beliau menghimbau umat islam agar senantiasa selalu ingat pada Allah SWT. Alhamdulillah banyak orang setelah mendengar dzikir yang diserukan oleh Ustadz M. Arifin Ilham itu mendapat hidayah
    karena apa Ustadz M.Arifin Ilham tidak berniat untuk pamer / untuk menarik massa untuk menjadi penggemarnya. Beliau ikhlas sepenuh hati, makanya banyak orang malah mendapat hidayah untuk lebih mengingat Allah.
    Jangan suka mencela pak ustadz Askari, carilah cara/jalan yang lain untuk berdakwah bukan mencela Ustadz lain.
    Masalah siapa ilmu yang lebih tinggi itu hanya Allah yang Maha Mengetahui.
    Kita bisa mengetahui niatnya Ust. arifin Ilham, bukan untuk pamer.
    Astaghfirullah…

  58. Bid’ah untuk pak ustadz askari sajalah tidak usah menghasut-hasut orang, kalau hadits dan qur’an di ambil sepotong-sepotong ya hasilnya memang bid’ah

  59. Tolong pak Ustadz jangan emosi dong menanggapi/menjawab komentar yang tidak sefaham dengan anda

    Masa ustadz emosi nanggapinnya………………

  60. ASTAGHFIRULLAHAH’ADZIM…,menangis sy membacanya.

  61. Astagfirullahal adzim
    Stop…..perdebatan ini karna akan memecahkan umat..saya setuju yang terakhir “Saya juga sangsi, jangan-jangan pemrakarsa situs ini bukan muslim, tapi pemecah ummat atau orang muslim tersesat” karena begitu ngototnya menyalahkan tata cara dzikir Arifin Ilham… Mohon maaf jika saya khilaf, Hanya kepada Allahlah saya minta ampun. Mohon berhenti mempertentangkan tentang tata cara dzikir, tersebut marilah sama2 introfeksi aja….karena penilaiannya hanyalah urusan allah…Yang harus kita cari hanyalah ridho Allah..

  62. terlalu gampang saudara mbilangkan bid’ah..!!!!! memang nya saudara tau apa yg saudara kerjakan uda benar dimata allah…?????

  63. sebagian besar ucapan dan perkataan Nabi terkenal, singkat, lugas dan jelas…shg tdk butuh penafsiran panjang lebar yg akhirnya malah menyimpang dari makna hakiki..kpd yg tdk mau njiplak Nabi knp tata cara sholat toh juga menjiplak Nabi..TAPI ironisnya ucapan/tulisan ahli ilmu2 dunia…malah sebagain yg komen di sini menerima scr tekstual tanpa kritik bahkan dijadikan pegangan, dijadikan rujukan sesuai teks aslinya… sangat2 mengherankan memang…

  64. Ketika sebagian orang menolak pembagian Bid’ah pada Bid’ah Hasanah dan Bid’ah Sayyi’ah, maka itu berarti mereka menolak dan menyalahkan ulama’besar seperti al-Imam asy-Syafi’i, Al Hafid Ibnu Hajar, al-Imam a-Nawawi dan Salafus-shalih lainnya. Seolah-olah Ulama besar itu hanya berpendapat berdasarkan hawa nafsu dan mengesampingkan al-Qur’an dan Hadits.
    apa pendapat Anda tentang hal-hal baru seperti mush-haf al-Qur’an, pembukuan Hadits, fasilitas & travel2 Haji , Sekolah dan Universitas Islam, ber dakwah via internet & media2 tulis / elektronik, Murattal dalam kaset dan sebagainya yang tidak ada di zaman Nabi? apakah itu bid’ah pak?

  65. Bagaimana Hukum Gambar Makhluk Bernyawa di dalam TV? Bagimana dengan TV Rodja? knp pertanyaan in i gak dijawab…? udah kehabisan kdalil..apa mau bikin dalil baru..

  66. assalamu’alaikum, dengan bantahan ini aku jadi makin harus hati-hati menerima penjelasan tentang perkara agama ini. aku bersandar saja pada dalil. penjelasan akhi sangat membantu aku dan keluarga menjauhi bid’ah. samar sekali ya akhi ? barakallahu fikum !

    1. hayyakallahu wabarakallahu fiik

  67. purwo aprianton | Balas

    ingin yg bagian 1-7 juga.
    dan rekaman ceramahnya.
    wassalam wr wb.

    purwoaprianton@gmail.com
    wa 082299633473

Tinggalkan Balasan ke zend lee Batalkan balasan